Kecewa! Itulah yang dirasakan oleh Arabella setelah mengetahui tunangannya ternyata suami dari wanita lain. Selama dua bulan mereka bertunangan Arabella baru mengetahui ternyata pria itu sama sekali tidak mencintainya melainkan hanya demi sebuah bisnis. Namun, sebuah insiden penculikan menyebabkan Arabella bertemu dengan seorang mafia yang tidak lain adalah kakak dari istri mantan tunangannya. Untuk membuat rumah tangga adiknya tetap utuh! Mogan Rijkaard sengaja menikahi Arabella dan berbohong pada dunia jika Arabella ibu kandung dari putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idatul_munar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Berhadapan
"Apa yang sedang kalian lakukan disini?"
Terdengar jelas suara berat di telinga Arabella dengan samar-samar sembari menoleh ke arah sumber suara tersebut.
Dilihat seorang pria berpostur tubuh tinggi dengan tegap sedang menatap ke arah dirinya dengan tatapan begitu menusuk membuat arabella menelan susah ludahnya.
"Maaf tuan! saya sudah lalai menjaga nyonya."
Ratih menyesal sambil menundukkan kepalanya karena merasa bersalah tidak menjalani sesuai yang diperintahkan oleh tuannya tadi.
"Kau bisa pergi." Mogan menyuruh wanita itu untuk pergi dan menyisakan dirinya dengan arabella di sana.
Setelah mendapatkan perintah dari tuanya, wanita yang tidak terlalu tua itu pun langsung meninggalkan tempat tersebut menuju ke pekerjaan lain di dapur.
Ternyata Turi mengintip mereka di balik tembok sadari tadi.
karena dia tidak sengaja mendengar suara Mogan yang tidak jauh terdengar dari kamar ia tempati mengurus anak majikannya.
"Masuk!" Perintah Mogan pada arabella yang sedang menatap dirinya.
Mendengar perintah itu ara mengerutkan keningnya sebentar.
"Kenapa harus di dalam?" tanya Ara heran.
Sebelumnya ia sudah tahu jika ruangan tersebut tentu kamar
Terus dia juga berpikir jika mereka berduan di dalam sana orang-orang rumah itu akan salah paham.
"Jangan banyak tanya! kalau kau sayang dengan nyawamu cepat masuk!"
Mogan masuk terlebih dahulu setelah mengatakan itu tanpa memperdulikan ara yang sedang mengidik ngeri dengan ucapan mogan barusan.
Kamar tersebut tidak boleh ada satu orang pun yang berani masuk kecuali bi ratih.
Itupun karena dia yang dibolehin oleh Mogan untuk membersihkan kamar tersebut.
Mendengar ucapan Mogan membuat Ara menelan ludahnya kembali.
Sebelumnya dia berpikir jika laki-laki tersebut orang yang baik.
Walaupun ia tidak tahu maksud mengurung dirinya di kamar tersebut.
Tetapi setelah mendengan ucapan maut itu membuat Ara jadi khawatir dan frustasi.
Apa dia sudah berurusan dengan keluarga itu, padahal dirinya tidak mengenal sama sekali dengan mereka.
Entahlah! Ara berjalan pelan masuk ke dalam kamar tersebut tentu dengan was-was.
Pria yang awalnya dia lihat memakai jas kini sudah berganti dengan kemeja putih lengan terlipat dan dua kancing yang sengaja di buka.
Mogan duduk di sofa samping kasurnya, dinding kaca kamarnya tumbuh pandang keluar memperlihatkan pandangan luar sana .
Arabella berjalan mendekati mogan di sofa tersebut.
Tubuhnya sangat gugup karena hanya berdua saja di dalam situ.
Sebelumnya ia tidak pernah berduaan dengan laki-laki lain di dalam ruangan seperti itu kecuali andrian dengan Deddy nya.
"Duduk,” ucap Mogan dingin pada Ara.
Karena melihat gadis itu hanya berdiam saja berdiri sedikit jauh darinya.
Arabella mendudukkan bokongnya di kursi tersebut dengan perasaan sangat gugup apalagi jarak mereka juga begitu sangat dekat.
Jari-jarinya mulai gemetaran karena sebelumnya Ara tidak pernah berduaan seperti saat ini dengan orang asing walaupun dirinya orang luar negeri yang bisa hidup bebas.
Di negaranya semua orang hidup dengan bebas bahkan gadis seusianya sekarang semua terbebas dengan apapun termasuk seks berbeda dengan arabella ia tidak pernah melakukan hal tersebut bahkan pergi ketempat klub malam atau bar saja tidak pernah.
Dia memang tidak dusta untuk pacaran saja ia tidak pernah.
Selama ini hidupnya hanya Andrian yang ia taklukkan sehingga ia berani mengatakan pada ayahnya langsung.
Selain menjaga martabat keluarganya dan juga sebagai seorang putri dari seorang pebisnis terkenal Ara memang tidak terlalu tertarik dengan kehidupan bebas seperti gadis lain.
Ia lebih suka dengan kehidupan yang ia buat sendiri, seperti menghabiskan waktu di rumah mall dan tanpat menyenangkan yang lain.
Mogan menatap lekat wanita bermata Hazel yang berada di sampingnya itu.
Tertapi dilihat dari tampang wajahnya tidak terlihat seperti wanita perusak rumah tangga orang lain pada umumnya.
Jika dilihat dari sekedar pakaian memang benar karena di Indonesia tidak seseksi pakaian orang Australia seperti yang digunakan oleh arabella saat ini.
"Maaf tuan!kenapa Anda membawa saya kesini?"
Ara memberanikan diri bertanya pada pria di sampingnya itu.
Gaya bicara bahasa Indonesia ara sangat berbeda dengan orang Indonesia asli, karena lisannya sudah di kuasai dengan bahasa australia atau Inggris.
"Kenapa kau tidak merayuku? padahal di sini tidak ada orang selain kau dan aku, aku juga mampan seperti pria rayuanmu yang lain," serga Mogan dengan santai.
Padahal tadi sengaja ia menyusun rencana untuk berduaan di dalam kamarnya ingin melihat reaksi wanita itu.
Mungkin dirinya bisa jadi kandidat rayuan persis seperti pelakor pada umumnya yang anti berhubungan satu kamar dengan pria mampan sepertinya..
Ucapan Mogan membuat Ara menyengit bingung dan tidak tahu maksud dari ucapan tersebut.
Merayu! Aneh saja pria di sampingnya itu pikir ara.
Tertapi seketika matanya tertuju pada bingkai foto sepasang manusia sedang tersenyum.
Sontak saja ara pun paham dengan maksud Mogan menanyakan seperti itu.
"Untuk apa saya harus merayu Anda, jika Anda perlu dirayu minta saja sama istri Anda,”
Lontaran itu keluar dari mulut Ara dengan wajah yang sudah mulai sedikit kesal.
"Kau!" Mogan tidak menyangka wanita di sampingnya itu berani sekali mengatakan hal itu padanya seolah-olah Mogan yang meminta dirayu pada wanita itu.
Padahal bukan seperti itu tujuan dan konsepnya.
"Kau tidak tahu siapa saya?"
Mogan kembali bertanya kepada inti tujuan utamanya karena tidak mau banyak basa-basi dengan hal tidak jelas.
"Untuk apa saya harus tahu anda tuan! yang seharusnya saya tahu itu untuk apa saya dibawa ketempat ini tuan?”
“Apa anda tidak takut jika istri Anda tahu jika suaminya memasuki wanita lain ke dalam kamarnya,” ucapan panjang lebar itu lolos dari mulut Ara.
Sadari tadi ara hanya melontar itu saja dan berpikir Mogan tidak akan berbuat macam-macam padanya.
Karena masih berpikir adanya istri Mogan akan tetapi ia tidak tahu jika Mogan tidak mempunyai istri hanya pria single mempunyai dua anak.
Mogan sempat tidak menyangka!
Apa mungkin ada wanita polos di depannya itu contoh selerti pelakor di luar sana.
Dia membuang cepat wajahnya ketempat lain saat menyadari Ara sepertinya ingin menoleh kearahnya.
“Aku harus memikirkan sesuatu, jangan sampai gegabah,” batin Mogan menyelimuti pikirannya sedang mencari rencana.
"Coba kau lihat foto itu!”
Mogan menunjukkan ke salah satu foto yang terpanjar rapi di dinding.
“Kau pasti sudah kenal dengan wanita itu," ucap Mogan melihat Ara dengan seksama mencari ekspresi apa yang akan ditunjuk oleh ara.
Mogan menampakkan foto dirinya dengan Sherly pada ara.
Namun, sebelumnya Ara sudah melihat foto tersebut, makanya ia bersikap biasa saja karena ia sudah melihat sadari tadi.
"Saya tidak mengenalnya tapi saya pernah bertemu dengannya,” jawab Ara yang tidak tahu menahu lebih dalam tentang mereka.
Mogan membangkitkan tubuhnya dari sofa lalu berjalan Ke arah dinding jendela kaca tersebut dengan pandangan menatap arah luar.
"Apa kau tahu hukuman apa yang pantas diberikan kepada seorang wanita yang berani merusak rumah tangga orang lain?"
Mogan mengeluarkan korek apinya dari dalam saku jasnya sambil memainkan tutup bukanya korek tersebut.
Ara menelan ludahnya kembali karena merasa suasana sedikit mencengkeram dengan adanya suara tutup korek berapi yang dimainkan oleh Mogan.
"Tentu saja saya tidak tahu, dan untuk apa juga saya harus tahu."
Ara memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Mogan sadari tadi yang tidak ada hubungan dengannya sama sekali.
Atau mungkin itu ada kaitannya dengan hubungan dirinya dengan Andrian pikir arabella.
Bersambung…