NovelToon NovelToon
Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romansa Fantasi / Time Travel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Wira Yudha Cs

Di kehidupan sebelumnya, Max dan ibunya dihukum pancung karena terjebak sekema jahat yang telah direncanakan oleh Putra Mahkota. Setelah kelahiran kembalinya di masa lalu, Max berencana untuk membalaskan dendam kepada Putra Mahkota sekaligus menjungkirbalikkan Kekaisaran Zenos yang telah membunuhnya.
Dihadapkan dengan probelema serta konflik baru dari kehidupan sebelumnya, mampukah Max mengubah masa depan kelam yang menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 UNDANGAN

Saat keduanya sudah duduk saling berhadapan di dalam gerbong, Max tentu saja gugup dan sedikit canggung. Terlebih ketika dia mengingat awal pertemuan mereka yang benar-benar tidak mengenakkan. Max juga mengingat dengan jelas betapa arogannya dia pada penguasa wilayah Utara itu.

"Yang Mulia... tentang pertemuan pertama kita waktu itu, saya benar-benar minta maaf karena telah bersikap tidak sopan. Saya tidak tahu bahwa itu adalah Anda."

Max segera mengutarakan permintaan maafnya dengan lugas. Akan lebih baik jika memperbaiki hubungan buruk di masa lalu dengan orang ini, pikir Max saat itu. Dia tidak ingin pihak lain mempunyai kesan buruk terhadapnya.

"Lupakan. Lagipula itu terjadi di masa lalu. Seharusnya aku berterima kasih padamu karena telah membunuh ular itu."

Max cukup terkejut mendengar perubahan nada bicara Arthur. Orang itu tidak lagi berbicara secara formal seperti di perjamuan beberapa waktu lalu. Max juga cukup lega karena pihak lain tidak mempermasalahkan atas sikap arogannya di masa lalu.

"Selain itu, saya juga ingin berterima kasih kepada Yang Mulia karena telah menyembuhkan semua luka-luka saya."

Arthur tertawa kecil sebelum memberikan tanggapan.

"Ah, itu sudah seharusnya. Kau tidak perlu berterima kasih. Aku terlalu semangat bertarung denganmu hingga aku kehilangan kendali. Lupakan saja hal-hal di masa lalu."

"Terima kasih, Yang Mulia."

Akhirnya Max benar-benar bisa bernapas dengan lega.

"Seharusnya aku yang berterima kasih. Kau sudah membantu perekonomian wilayah ini. Mulai dari membuka lapangan pekerjaan bagi para pengangguran sampai memberikan bantuan kepada warga kurang mampu. Bahkan kau membayar pajak lebih banyak dari kaum bangsawan lainnya. Kau benar-benar murah hati. Semoga Dewa Cahaya selalu menyertaimu."

Max hanya tersenyum simpul dan mengangguk kecil sebagai tanggapan. Dia tidak berani menerima pujian sebesar itu dari Yang Mulia Duke. Kali ini pemuda itu benar-benar menjaga sikap agar memberikan kesan baik pada Arthur. Max sejujurnya masih menyayangkan pertemuan mereka yang berakhir dengan mengerikan.

Jika dia bisa memiliki hubungan baik dengan orang ini, tidak menutup kemungkinan Arthur akan dapat membantu rencananya di masa depan.

"Maaf Yang Mulia, jika saya boleh tahu, ada apa Anda memanggil saya?" tanya Max kemudian, masih dengan sikap ramahnya.

Arthur segera tersadar dengan tujuan awalnya memanggil pemuda itu ke sini. Dia terlalu larut dalam berbasa-basi. Selain itu, Arthur juga sebenarnya merasa sedikit bernostalgia. Dia benar-benar merasakan sedang berbicara dengan mendiang sahabatnya. Tak diragukan lagi, pemuda di depannya ini sangat mirip dengan sosok William ketika muda. Hal ini membuat Arthur terus meraba-raba mengenai identitas Max yang sebenarnya.

"Sebenarnya tidak terlalu penting. Aku hanya ingin mengundangmu untuk menghadiri upacara kedewasaan putri sulungku. Itu akan diadakan tiga hari kemudian," ujar Arthur dengan tenang.

Ketika mendengar Arthur menyebut “putri sulungku”, Max sedikit tertegun. Sosok wanita menyedihkan di penjara bawah tanah kekaisaran kembali terlintas di benak pemuda itu. Di kehidupan kali ini, Max tidak akan membiarkan hal itu kembali terjadi. Dalam hati, Max merasa sedikit senang ketika Arthur memberikannya kesempatan untuk melihat wanita itu. Seakan pemuda itu telah lama menunggu kesempatan ini datang kepadanya.

"Suatu kehormatan bagi saya mendapatkan undangan itu. Terima kasih, Yang Mulia."

Arthur mengangguk puas dengan tanggapan yang diberikan oleh pemuda di hadapannya ini. Adapun alasannya mengundang Max secara pribadi, karena Arthur mempunyai pikiran tertentu dengan pria-pria muda yang telah mengirimkan lamaran kepada putrinya.

Dia ingin mencoba sekaligus melihat secara langsung, apakah Max dan putrinya tertarik satu sama lain. Jika hal itu memungkinkan, maka itu akan jauh lebih baik daripada putrinya bersanding dengan salah satu putra bangsawan yang memiliki sifat manja.

Terlebih dari itu, Arthur tidak ingin anaknya memiliki hubungan dengan Putra Mahkota Kekaisaran Zenos. Sudah tiga kali pihak kekaisaran mengirimkan surat lamaran yang meminta agar Arthur segera menikahkan putrinya dengan Julius. Hal ini semakin membuat Arthur tidak tenang. Dia tidak akan pernah membiarkan anaknya memasuki tempat berbahaya seperti istana kekaisaran.

Pertemuan pribadi antara Max dan Arthur pun ditutup dengan perbincangan ringan dan salam perpisahan. Max tidak lagi merasa gugup seperti pertama kali dia mengetahui identitas Arthur. Keduanya berbicara seperti kawan lama, bahkan tanpa memperhatikan perbedaan usia.

Waktu berlalu dan Max pun pamit undur diri dengan sopan. Arthur merasa sedikit kehilangan ketika obrolan itu harus terhenti. Sesungguhnya Arthur benar-benar menikmati waktu berbincangnya dengan pemuda itu. Dia seperti bernostalgia dan berbincang hangat dengan mendiang sahabatnya. Arthur bahkan nyaris bertanya pada pemuda itu, apakah dia mengenal William? Apa hubungannya dengan William?

Namun, Arthur tidak berani menanyakan hal itu. Dia terus menekan pikirannya bahwa kemungkinan pemuda itu hanya terlihat mirip saja.

---

Sementara itu, di Kekaisaran Zenos, Julius dan para prajuritnya pulang dengan membawa kemenangan. Setengah tahun yang lalu, sang kaisar memerintahkan Julius untuk mengurus suku barbarian yang mulai memberontak di perbatasan barat. Kini tugas itu telah selesai. Julius dan prajuritnya telah menumpas habis semua suku barbarian. Bahkan mereka membakar tempat pemukiman suku tersebut.

Ketika Putra Mahkota pulang dengan membawa kemenangan, suara gong sambutan terdengar hampir di seluruh penjuru kekaisaran. Putra Mahkota disambut dengan megah. Bahkan di aula istana, dia dan beberapa prajurit berbakat segera mendapatkan penghargaan tertinggi dari Yang Mulia Kaisar.

Semua warga Zenos kagum akan sosok muda berbakat seperti Putra Mahkota Julius. Mereka bahkan diam-diam berharap bahwa suatu saat Yang Mulia Kaisar akan mewariskan takhta padanya.

Setelah kematian Pangeran Kedua, perhatian Yang Mulia Kaisar memang kembali tertuju pada Julius. Beliau selalu memberikan Julius tugas-tugas yang dapat mengagungkan namanya di mata para penduduk Zenos. Julius pun selalu berhasil memenuhi ekspektasi sang kaisar.

Dalam periode ini, Julius benar-benar merasa berada di atas awan. Dia merasa singgasana kaisar telah berada selangkah di depan matanya. Maka dari itu, dia semakin gencar membangun sekutu dan memperkuat dukungan agar dia tidak dianggap remeh oleh saudara-saudara tirinya yang memiliki ambisi untuk mewarisi takhta.

Bahkan berkat sang ibu, Julius berhasil menyingkirkan putri mahkota yang menjadi saingan terberatnya dalam memperebutkan takhta.

Permaisuri Grace dengan licik memfitnah putri mahkota telah berzina yang berakhir dengan amukan murka Yang Mulia Kaisar. Tanpa dapat kesempatan untuk membela diri, putri mahkota hanya bisa menerima takdirnya untuk kematian di tiang pancung. Meski setelah kematian putri mahkota sang kaisar baru mengetahui kebenarannya, namun beliau tetap memilih bungkam seakan tidak tahu apa-apa.

Setelah upacara penyambutan dan penghargaan, Julius langsung beristirahat di kamarnya. Permaisuri Grace dengan gembira segera menghampiri sang putra.

"Ibu sangat senang mendengar kau kembali dengan selamat. Yang Mulia pasti jauh lebih senang, bukan?" Grace langsung bertanya ketika dia mendudukkan diri di ranjang tidur sang putra.

Julius yang sedang bersandar di punggung ranjangnya menyambut sang ibu dengan senyuman.

"Tentu saja dia senang. Aku berhasil memusnahkan sekumpulan orang gila itu dalam waktu cepat."

"Bagus. Setelah ini Yang Mulia pasti akan terus memberikan kamu tugas yang dapat membuat namamu dikenal di seluruh penjuru kekaisaran," imbuh Grace dengan gembira. Namun, dia tiba-tiba mendadak muram ketika memikirkan sesuatu.

Julius mendapati perubahan raut wajah sang ibu. Dia pun segera bertanya dengan sebelah alis terangkat,

"Apa yang Ibu pikirkan?"

"Duke Froger sialan itu, berani-beraninya dia mengabaikan surat lamaran yang kukirimkan. Jika bukan karena kita membutuhkan kekuatannya, aku tidak akan memohon untuk menikahkanmu dengan anaknya."

Mendengar hal ini, suasana hati Julius memburuk seketika. Keluarga Duke Froger bisa dikatakan hampir setara dengan keluarga kekaisaran. Jika Julius berhasil mendapatkan pijakan dengan memanfaatkan mereka, maka dukungannya pasti akan bertambah besar. Dengan begitu, dia akan lebih mudah menduduki takhta kaisar.

Rencana sang ibu yang ingin menikahkannya dengan putri dari keluarga Duke Froger tentu saja sudah disetujuinya. Permintaan ini sudah disampaikan kepada Yang Mulia Kaisar, bahkan Kaisar sendiri yang menulis surat lamaran. Namun, Kaisar tidak dapat menekan pihak lain, karena wilayah Utara dan Zenos bagaikan dua negara bagian yang tidak saling berhubungan. Pengaruh Zenos tidak akan berguna di wilayah Utara. Maka dari itu, Grace dengan gencar terus mengirimkan surat lamaran tanpa sepengetahuan sang kaisar.

"Tapi kau tidak perlu khawatir. Ibu dengar putri Duke Froger akan melangsungkan upacara kedewasaan tiga hari ke depan. Kau bisa pergi ke sana bahkan tanpa surat undangan. Ibu akan berbicara kepada Yang Mulia untuk mengutusmu ke sana sebagai perwakilan.

Setelah itu, lakukanlah pekerjaanmu. Buat putri Duke Froger itu jatuh cinta padamu. Kau harus berhasil memikatnya. Ah, jika kau tidak bisa memikat dengan cara biasa, maka kau bisa belajar mantra sihir hitam dari salah satu penyihir kita."

Julius tersenyum ketika mendengar rencana sang ibu. Secara alami Julius tidak akan menolak saran sang ibu. Sejujurnya, Julius sudah terlebih dahulu terpikat dengan putri Duke Froger saat dia masih berusia dua belas tahun. Saat itu, Duke Froger membawa putrinya ke Zenos untuk memenuhi undangan perjamuan malam. Di sanalah Julius melihat putri cantik itu.

Sejak hari itu, dia diam-diam telah bertekad untuk menjadikan pihak lain sebagai istrinya di masa depan kelak.

"Aku pasti akan mendapatkannya," gumam Julius penuh dengan kilatan ambisi di kedua matanya.

---

1
Silla Okta
lanjutkan Thor
Pektam110
🙏
Silla Okta
semoga max dan Anna bisa bersama di kehidupan ini,,,, next Thor
Silla Okta
next Thor,,,,, kutunggu selalu update dari mu
Pektam110
luv yu tu😍
Silla Okta
next Thor,,,,,, kutunggu up mu selalu luv yu
Silla Okta
next Thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!