NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencoba Mengartikan Perasaan

Suasana yang sunyi telah menciptakan rasa canggung bagi Andreas dan Rania. Di dalam kamar yang cukup luas, kedua mata yang saling menatap dalam diam, tubuh yang tiba-tiba membeku, ekspresi yang bingung harus berbuat apa dalam situasi yang cukup awkward ini telah menciptakan rasa dilema. Ada berbagai pertanyaan yang hendak terucap, namun tertahan tak bisa keluar.

Andreas yang bingung terhadap pertanyaan yang sekali lagi di ajukan oleh Rania soal perasaanya. Namun, ia kembali bingung harus mendeskripsikan seperti apa perasaanya terhadap istrinya itu. Membuatnya serba salah dan kikuk di depan Rania.

Baginya, Rania sangatlah berharga untuknya, karena itu ia tak mau pisah darinya. Meskipun dia sendiri tidak tahu arti dari sikapnya itu. Entah rasa suka, rasa bersalah, atau justru rasa tanggung jawab dalam memenuhi janjinya yang sudah pernah ia buat di depan ibu Rania.

"Tolong jaga Rania ya, nak. Ibu juga berharap kalian berdua bisa terus bahagia."

Itu adalah kalimat yang dulu sempat dikatakan oleh ibu Rania kepadanya yang sempat mengunjunginya dirumah sakit. Saat itu ia hanya mengangguk tanpa mengetahui bahwa itu adalah pesan terakhirnya.

Sedangkan bagi Rania, hal yang membingungkannya saat ini adalah tentang keputusannya yang pada akhirnya harus menerima suaminya kembali. Dulu, ia begitu tersiksa menghadapi sikap suaminya yang begitu dingin, dan tak perduli padanya, hingga membuatnya akhirnya menyerah dan memilih untuk berpisah. Sekarang, ia menerima suaminya kembali dengan alasan kebahagiaan, walau sebenarnya ia tak tahu apa akan bahagia kedepannya. Mengingat ia belum sepenuhnya memaafkan suaminya.

Hanya saja, dalam keadaan bimbang, juga dilema. Ia mencoba untuk menenangkan hati dan juga pikirannya. Mengenyampingkan egonya, demi mewujudkan harapan terakhir dari ibunya sebelum meninggal untuk melihatnya bahagia bersama suaminya. Walau berat, ia pun akhirnya ikhlas untuk kembali menerima suaminya, meski belum sepenuhnya memaafkannya.

Keduanya pun larut dalam pikiran masing-masing. Suasana yang cukup canggung itu berakhir saat Rania memilih berbaring di atas ranjang untuk tidur, dan Andreas kembali menyelesaikan pekerjaanya yang hampir selesai.

"Aku tidur duluan" Ujar Rania yang akhirnya membalut tubuhnya dengan selimut dan menutup kedua matanya untuk tidur. Meninggalkan Andreas yang masih bergulat pada pekerjaanya.

Kesunyian sempat kembali melanda Rania yang tertidur dan Andreas yang fokus pada pekerjaanya. Suasana malam yang semakin gelap, dalam kamar itu hanya terdengar suara jam di dinding juga ketikan keyboard yang dilakukan oleh Andreas.

Melihat Rania yang sudah tertidur pulas, Andreas yang masih duduk sambil merapihkan semua berkas-berkasnya, hanya memandangi wajah istrinya dari samping. Ia yang telah menyelesaikan pekerjaanya, berjalan menuju arah ranjang untuk tidur.

Ada perasaan lega ketika melihat istrinya yang kembali tidur disampingnya, namun ada juga perasaan bersalah melihat Rania yang selama ini telah dia sia-siakan. Ekspresinya kembali diliputi banyak pikiran. Namun, ia tak lagi berlarut-larut dan mencoba membaringkan tubuhnya untuk tidur.

......................

Pagi harinya, Andreas hendak pergi ke kantor. Namun, Rania memilih untuk tetap stay dirumah oma. Hal itu kembali membuatnya pasrah atas keputusan istrinya. Terlebih tadi malam mereka sempat canggung karena ia yang tak bisa menjawab tentang perasaanya saat ditanya olehnya. Hingga membuat hubungan mereka kembali berjarak.

Bersama Fandy, ia pun akhirnya berangkat ke kantor, meninggalkan Rania yang ternyata masih betah untuk tinggal dirumah oma. Di dalam mobil yang hanya ada dirinya dan Fandy, ia hanya bisa diam sambil memikirkan sesuatu.

"Apa kamu punya pacar?"

Setelah sempat melamun, Andreas tiba-tiba bertanya pada Fandy yang sedang menyetir.

"Maaf?"

Namun, karena sedang menyetir, Fandy terlihat tak begitu mendengar pertanyaan Andreas.

"Aku bilang apa kamu punya pacar?" Ucap Andreas sekali lagi.

"Sebenarnya saya sudah menikah, pak." Tanpa di duga Fandy telah menikah, dan hal itu cukup mengejutkan Andreas yang mendengarnya.

"Oh ya? Kenapa aku baru tahu soal itu?"

Andreas terlihat begitu terkejut setelah mendengar asistennya itu ternyata sudah menikah. Ia terdiam memikirkan sesuatu. Pada dirinya sendiri yang ternyata tak begitu peka dan perduli pada sekelilingnya. Hal itu mengingatkannya pada istrinya yang juga mempermasalahkan sikapnya itu.

"Apa istrimu pernah marah padamu?"

Andreas penasaran pada hubungan Fandy bersama istrinya. Seperti sedang memastikan sesuatu dari ceritanya.

"Mungkin hampir setiap hari saya dimarahi istri saya." Jawab Fandy sedikit malu meceritakan dirinya yang sering dimarahi oleh istrinya.

"Memang apa yang bikin istrimu marah? Sampai tiap hari memarahimu?"

"Oh, itu.. kalau saya sering pulang terlambat atau perginya lama tapi malah tidak memberinya kabar." Jelas Fandy.

Mendengar jawaban Fandy, membuat Andreas mendadak diam.

"Berarti mulai sekarang aku harus mengurangi pekerjaanmu." Ujarnya kemudian.

"Eh, itu.. sebenarnya saya tidak bermaksud mengeluh, pak." Fandy tersadar dengan apa yang ia katakan, dan merasa serba salah setelah mengatakannya di depan Andreas yang terkesan sedang mengeluh.

"Aku mengerti, tidak perlu dijelaskan lagi."

Andreas pun kembali diam dan tak lagi bertanya. Namun, diamnya itu justru membuat Fandy semakin bersalah. Terlebih setelah ia menjelaskan perihal istrinya yang sering memarahinya dan terdengar seperti keluhan di depan atasan.

Namun, Andreas tak terlalu perduli. Ia terlihat tenang dan tak lagi mempermasalahkan penjelasan Fandy yang masih merasa bersalah karena tanpa sadar seperti sedang mengeluh. Ia justru larut dalam pikirannya sendiri. Tak jauh-jauh soal istrinya yang kembali mengganggu pikirannya.

"Apa kamu mencintai istrimu?"

Sempat diam, Andreas kembali bertanya pada Fandy. Yang tentu saja hal itu membuat Fandy menatap heran pada atasannya yang begitu penasaran soal hubungan pernikahannya bersama sang istri.

"Iya, saya mencintainya, pak." Jawab Fandy dengan ekspresi jujur.

Hal itu terlihat oleh Andreas dari nada suaranya yang terdengar begitu jujur.

"Sudah berapa lama kalian menikah?"

"Kami baru satu tahun menikah."

"Baru ternyata." Gumam Andreas ketika mendengar usia pernikahan Fandy.

Suasana pun kembali hening, tak ada suara. Hanya terdengar suara kendaraan yang sedang berlalu lalang disamping kanan mobil yang mereka tumpangi.

"Apa kamu bahagia pada pernikahanmu?"

Namun, seolah masih penasaran, Andreas kembali mengajukan pertanyaan dengan ekspresi wajahnya yang masih tenang menatap sisi kiri jendela tempatnya

"Saya selalu merasa bahagia setiap bertemu istri saya, apalagi kami sudah punya anak. Rasa lelah saya tiba-tiba menjadi hilang setiap kali melihat mereka."

Fandy menjelaskannya dengan sedikit semangat dan tak sengaja ia membuat ekspresi yang sedikit ceria.

Andreas hanya bisa diam saat Fandy menjelaskan hubungannya.Melihat hubungan asistennya yang terlihat begitu bahagia dan harmonis sejenak membuatnya iri.

"Apa artinya jika seorang suami yang tidak ingin berpisah dari istrinya dan terus ingin bersamanya?"

"Itu artinya suaminya sangat mencintai istrinya."

Andreas seketika membeku ketika mendengar jawaban dari Fandy.

1
Novansyah
terlalu mutar2 kalau mau d kenang masa kalau nya kenapa gak dari awal ceritanya biar gak mutar2 buat bingung terlalu bajang cerita d masa lalu sama masa kecil nya
Biru_Muda: Thanks masukannya tp emang alurnya maju mundur
total 1 replies
Novansyah
bagus kk tapi kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!