Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1.Prolog
Akhir tahun 90-an
"Pergi dari sini dan bawa monster itu keluar dari rumah ku."
Suara pria dewasa itu tajam tanpa perasaan.
Dia mendorong seorang wanita bertubuh lemah dan seorang gadis kecil,keluar dari pintu rumah mewah nya dengan kejam.
"Ini putri mu Baskara,bukan monster.Lagi pula apa yang dikatan putri mu benarkan?
Kau sedang bermain gila dengan jalang itu di kamar kita."
Meski wanita itu tampak lemah,tetapi dia tidak takut pada pria yang ada di hadapan nya.
Cuih
Baskara meludahi wajah wanita itu.
"Terserah apa kata mu,yang jelas pergi dari sini dan jangan pernah bermimpi untuk bisa masuk kembali ke keluarga Paramitha lagi.
Bawa putri mu itu,aku tidak sudi memiliki putri yang lebih pantas di sebut monster."
Tanpa rasa bersalah sedikitpun ,Baskara menutup pintu dan membiarkan ibu dan anak itu di luar.
Padahal hujan turun sangat deras malam ini,disertai dengan petir menyala-nyala,tapi tanpa belas kasihan Baskara mengusir istri dan anak nya.
Gadis kecil berkepang dua itu menatap ibu nya yang sedang menangis.
Tangan kecil nya menarik baju yang di kenakan oleh ibunya,sehingga perhatian sang ibu tertuju pada nya.
"Ada apa sayang?" tanya nya dengan lembut.
Mata nya yang sudah bengkak karna menangis,tampak sangat memerah.
"Jangan menangis ibu."
Lembut dan manis.
Huu huu
Wanita itu menangis lebih keras lagi,dia membawa tubuh mungil putri nya kedalam pelukan nya.
"Mereka akan menyesal,putri ku bukan monster,putri ku hanya terlalu pintar dan tidak suka berbicara."
Wanita itu tergugu dalam tangisnya.
Nama nya Hanna,seorang gadis sederhana yang beruntung dinikahi oleh pria kaya raya,Baskara.
Di tahun kedua pernikahan mereka,Hanna melahirkan seorang putri cantik yang di beri nama Mawar Paramitha.
Awal nya semua berjalan bahagia,sampai ketika usia Mawar memasuki tahun keempat.
Dia dapat mengetahui banyak hal,tapi tidak pernah mau berbicara,terlebih lagi jika ada banyak orang.
Sehingga membuat keluarga Paramitha khawatir.
Ibu mertua Hanna,Sartika Paramitha memilik pola pikir yang mudah percaya terhadap hal-hal yang berbau takhayul.
Sehingga atas rekomendasi seorang kenalan,Sartika mengundang seorang peramal untuk menghitung keberuntungan cucu nya,Mawar Paramitha.
Namun perkataan peramal itu mengubah seluruh hidup Hanna dan putri nya.
"Tidak baik!" seru peramal itu dengan ketakutan.
"Ada apa guru?" tanya Sartika dengan penuh kepanikan.
"Dia adalah bintang bencana !!! Bintang bencana."
Teriak guru itu sebanyak dua kali sebelum bergegas mengumpulkan semua barang-barang nya,dan berniat pergi begitu saja.
"Tunggu guru,apa yang guru maksud dengan bintang bencana ini?"
Meski sudah memiliki tebakan di dalam hatinya,tetapi Sartika masih menyimpan sedikit harapan,apalagi Mawar adalah cucu pertama nya.
"Kemalangan yang tidak berkesudahan,umur pendek dan kehancuran.Keturunan dermawan mengerikan sekali,jika ingin selamat,dermawan hanya bisa menjauhkan cucu ini sejauh mungkin."
Setelah mengatakan hal itu,peramal itu pergi dengan tergesa-gesa.
Tanpa dia ketahui perkataan nya membuat hidup ibu dan anak berada dalam kesulitan.
Dua tahun setelah itu Hanna dan Mawar resmi diusir dari keluarga Paramitha tanpa belas kasihan.
Dibawah hujan yang deras dan petir menyala-nyala,Hanna dan Mawar berjalan beriringan.
Tubuh kurus mereka sudah mengigil sejak tadi,tapi seperti nya tujuan mereka tampak nya masih jauh.
"Kau kedinginan sayang?" tanya Hanna dengan tubuh yang sudah kedinginan.
Mawar mengangguk,hati Hanna sangat sakit melihat putri nya yang sudah kedinginan sejak tadi.
Saat mereka melewati sebuah toko perhiasan,Mawar tiba-tiba menghentikan langkah nya dan menarik tangan ibu nya.
"Ada apa sayang?" meski tubuh nya sudah mengigil tetapi Hanna tetap berbicara dengan lembut kepada putri nya.
Mawar tidak banyak berbicara,hanya merogoh kantong kecil di pakaian dalam nya dan mengeluarkan sebuah gelang yang terbuat dari emas putih dengan batu zamrud sebagai hiasan nya.
Lalu memberikan nya kepada Hanna.
Mata Hanna terbelalak lebar melihat kearah putri nya dengan tidak percaya.
"Jual bu,harga nya harus mencapai dua hingga tiga juta saat ini."
Hanna tidak mampu menggambarkan perasaan nya saat ini,putri yang dianggap monster oleh orang lain,sangat pintar dan bijaksana di mata nya.
Melihat sang ibu tidak mengambil gelang dari tangan nya,Mawar menggoyangkan gelang itu lagi.
Cup
Hanna mencium kening Mawar dengan lembut dan meraih gelang dari tangan putri nya.
"Permisi." sapa Hanna dengan pelan saat melihat si penjaga toko yang tampak sudah tertidur.
Buk buk buk
Kaki mungil Mawar menendang kursi yang di sediakan untuk pengunjung.
Mungkin karna suara itulah,seorang paman tua yang tampak tertidur itu pun terbangun.
"Oh..ada pengunjung malam-malam begini."
Dengan berbasa basi sebentar paman itu menanyakan ada keperluan apa,sehingga Hanna harus hujan-hujanan malam-malam begini.
"Saya ingin menjual gelang ini,paman."
Dengan tangan yang pucat dan mengigil,Hanna menyerahkan gelang yang ada di tangan nya pada paman itu.
Paman itu menerima gelang dari Hanna dan mengamati nya dengan cermat.
Lama dia melihat,lalu dia menghela nafas dan menatap Hanna sejenak.
"Gelang ini palsu dan tidak berharga sama sekali nona,maaf aku tidak bisa membeli nya."
Kata paman itu memandang dengan penuh permintaan maaf kepada Hanna.
"Bagaimana mungkin..?" cahaya yang baru saja menyala di mata Hanna kini kembali redup.
Buk
Aw
Jerit paman itu ketika dia merasakan rasa sakit yang tajam di jari kakinya.
Paman itu melihat kebawah dan menemukan seorang gadis kecil yang basah kuyup,dengan kepang dua yang sudah mulai layu di kepala nya,sedang menatap nya dengan penuh amarah.
"Aduh gadis kecil kenapa kau memukul kaki paman?" tanya paman itu dengan kesal.
Mawar berusaha memanjat kursi kosong yang ada di depan konter paman itu,dan memukul meja konter dengan keras,saat Mawar mengangkat tangan mungil nya,ada sebuah kertas disana.
Hening seketika.
Lalu paman itu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.
Ha ha ha ha
"Nyonya putri mu benar-benar jenius,ha ha ha."
Air mata paman itu sampai mengalir dari sudut mata nya karna banyak tertawa.
Berkat kepintaran Mawar,malam itu Hanna dan putri nya memiliki uang untuk menyewa penginapan dan makan makanan yang hangat hingga mereka kekenyangan.
Rasa nya sudah sangat lama mereka berdua tidak pernah makan dengan kenyang seperti ini.
Keesokan hari nya mereka berdua berangkat ke desa Bulan,kampung halaman Hanna,tempat keluarga nya berada.
Dan satu minggu kemudian.
TV nasional menyiarkan keluarga Paramitha telah mengakui cucu-cucu kandung mereka yang selama ini hidup di luar keluarga.
Dua cucu laki-laki dan satu cucu perempuan.
Berita ini menjadi pukulan telak bagi Hanna yang saat itu langsung jatuh sakit berhari-hari lamanya.