Kuntilanak Merah

"Aaahhhh ternyata sekarang ganti musuh ku, apa yang tadi sudah musnah? ah sayang sekali dia harus musnah, padahal aku ingin sekali mencicipi tubuh nya!" Rekso berkata geram.

"Ternyata kau memang hanya besar tubuh saja tapi tidak punya otak!" geram Arya melihat genderuwo besar ini.

"Kenapa memang nya? setidak nya aku tidak pernah tersingkir seperti dirimu!" Rekso malah mengejek Arya.

Pangeran ular jadi naik darah karena dia malah di ejek soal tersisih, mana posisi dia memang sedang di landa rasa cemburu namun tetap saja di tekan agar tidak kelihatan oleh semua arwah, masih saja ada yang tahu dan mereka sebenarnya sudah hafal bagaimana tabiat duda karatan satu ini.

Jadi kalau Arya sudah berusaha untuk menyembunyikan perasaan itu tetap saja ada yang tahu dan mereka akan mengejek dia sebagai adik yang tersisih, sebab mereka memang sudah hafal akan tabiat Arya bagaimana dan jadi mereka sudah paham tentang perasaan yang tengah di alami oleh Arya.

Rekso yang selama ini tidak pernah bertemu dengan Arya saja dia bisa memahami bahwa saat ini Arya merasa tersisih akan keberadaan Nolan, biasa selalu berdua dengan Purnama namun sekarang mereka justru bergerak sendiri untuk mengurus kasus dan Purnama juga sedang sibuk mengurus Nolan agar adiknya yang paling bungsu bisa berada di jalan yang benar.

Arya yang di katai seperti itu oleh Rekso menjadi semakin marah, mana tadi melihat Yasmin sudah tergeletak begitu saja dan Rekso sendiri mengatakan niat dia sangat buruk kepada Yasmin. sebagai seorang genderuwo dan memiliki nafsu besar jelas dia tertarik dan ingin bersetubuh dengan Maharani atau Yasmin, bila tidak dapat keduanya maka salah satu saja sudah membuat sangat puas.

Tidak akan dia biarkan genderuwo ini menikmati kebebasan dan juga kemenangan setelah melukai Yasmin yang saat ini pasti tengah di landa rasa sakit, entah bagaimana nanti reaksi Dewa iblis ketika melihat sang kekasih sudah terluka seperti itu.

"Kau bersiaplah untuk menerima segala penderitaan yang sebentar lagi akan datang dalam hidup mu!" Arya mengeluarkan pedang es yang sangat dingin.

"Mari kita lihat sampai di mana kekuatanmu itu, ular tersisih!" genderuwo ini menantang Arya dengan suara yang sangat sinis.

"Sampai kena maka akan habis kau ku siksa di dalam lembah kematian!" Arya sangat geram melihat kesombongan genderuwo ini.

"Bila aku yang berhasil membuat mu kalah maka akan aku berkeliling membawa kepala mu itu!" genderuwo seolah mengancam Arya dengan perbuatan yang sangat sadis.

"Heh mari buktikan omong kosong yang keluar dari mulut sialan mu itu!" Arya bersiap menyerang genderuwo.

Wuuussssh.

Sambaran angin yang sangat dingin menerpa tubuh genderuwo ini dan dia sendiri sedikit kaget mengetahui kekuatan Arya yang sangat besar, dia kira Arya tidak akan sanggup mengeluarkan kekuatan seperti ini namun nyatanya baru serangan pertama saja sudah sangat kuat dan membuat dia tidak berani mendekat karena Rekso adalah kekuatan api.

"Ternyata kekuatan dia sangat besar, tidak salah kabar yang beredar selama ini." batin Rekso agak minder juga.

Wuuusssh.

"Makan pedang ku ini." Arya menyeringai ketika Rekso menghindar dari kanan.

Crasssssh.

"Aaaaagkk!" Rekso menjerit kesakitan karena pedang itu justru dari kiri.

"Hahahaaaaa bagaimana rasa nya sekarang?" Arya memungut tangan yang sudah lepas dari sendi.

"Bangsat, kau bajingan yang tidak tau diri." Rekso masih saja mengumpat marah.

Duaaaaaak.

Mulut Rekso yang barusan mengumpat pada Arya langsung di tendang begitu saja karena dia sudah sangat geram, Rekso sendiri sudah tidak mampu lagi bergerak karena sangking sakit nya merasakan luka di mulut nya ini. Arya begitu puas karena berhasil mengalahkan genderuwo satu ini, sejak tadi lagak nya sangat kurang ajar.

Terus saja bersikap seolah dia yang paling kuat dan juga berkuasa, tapi sekali di beri hantaman malah tidak sanggup lagi untuk bangkit. kini dia sudah tergeletak begitu saja akibat merasa tidak sanggup menghadapi Arya, satu tangan putus dan sekarang mulut dia harus mencor karena di tendang barusan.

"Katakan padaku tentang kuntilanak merah yang ada di rel kereta api ini." Arya berjongkok di depan Rekso.

"Jangan karena kau bisa mengalahkan aku maka kau berpikir bisa juga mengalahkan dia!" geram Rekso.

PLAAAAAAK.

"Sekali kali aku bertanya padamu, di mana keberadaan kuntilanak merah!" bentak Arya yang sekarang langsung mengamuk.

Rekso semakin kesakitan karena mulut yang sudah luka tapi malah di tambah lagi dengan tamparan yang sangat keras, ini sangat sakit luar biasa karena memang pukulan Arya tidak bisa di remehkan oleh arwah yang berhadapan dengan dia.

"Sudah ku katakan padamu bahwa kau tidak usah berlagak akan bisa menghadapi dia." Rekso tidak akan pernah buka suara.

"Mau aku bisa atau tidak maka kau tinggal katakan saja pada ku!" bentak Arya sangat kesal.

"Aku sendiri tidak tau dia ada di mana!" teriak Rekso.

"Bagus, kau hanya tinggal menikmati saja siksaan dari ku nanti." Arya segera menyeret Rekso dari rel kereta api ini.

Karena Rekso tetap saja tidak mau mengakui di mana keberadaan kuntilanak merah itu maka Arya tidak punya pilihan dan segera menyeret dia pergi, agar dia bisa menyiksa genderuwo ini dengan berbagai macam cara dan nanti pasti Dewa iblis juga tidak terima setelah melihat keberadaan Yasmin yang terluka parah itu.

Untuk sekarang tidak masalah mau dapat jawaban atau tidak soal kuntilanak merah, tapi yang jelas dia harus berusaha untuk membawa Rekso pulang dari tepat ini agar nanti bisa di siksa habis habisan, di ajak bicara baik baik pun tidak mau sehingga lebih baik di siksa.

"Lepaskan aku!" Rekso masih berusaha untuk berontak.

Sebab selama ini dia juga sudah tau tentang kabar soal lembah kematian yang sangat mengerikan itu, jadi untuk menghindari nya maka memang lebih baik bila tidak usah ikut kesana, nanti yang ada di akan habis di bantai oleh para member Purnama.

"Bajingan, lepaskan aku!" Rekso masih terus berusaha.

"Terima saja nasib mu ini, sebentar lagi kau akan membusuk di dalam sungai wadal." Arya berkata cuek saja.

"Kau tidak berhak untuk mengusik aku!" Rekso terus berusaha walau tidak berhasil..

"Hak apa yang sedang kau bicarakan memang ny? lalu apa kau berhak mengusik Yasmin dan juga Maharani." Arya bertanya balik.

Tidak bisa Rekso mau menjawab pertanyaan Arya karena memang di sini dia yang sudah salah, andai saja dia tidak berlaku usir dan terkendali melihat kecantikan dua wanita itu maka sudah pasti tidak akan mengalami nasib yang buruk seperti ini.

Selamat siang besti ku.