NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: tamat
Genre:Pelakor jahat / Nikahmuda / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amukan Mama

"Pak, apa hari ini saya boleh izin kerja setengah hari?"

Pagi ini, Anjani memberanikan diri untuk menemui atasannya demi meminta izin kerja setengah hari.

Dia dan sang Ayah ada janji temu pukul 2 siang nanti. Sang Ayah akhirnya setuju untuk mengembalikan saham 20 persen yang memang merupakan hak milik Anjani.

"Memangnya, ada apa?" tanya Enzo seraya mengangkat kepalanya.

"Saya ada urusan keluarga, Pak," jawab Anjani.

Enzo menatap wajah Anjani dengan seksama.

Sedetik.

Dua detik.

Tiga detik.

"Wajahmu, kenapa?" tanya pria itu tiba-tiba.

Anjani pun reflek memegang wajahnya. Dia menundukkan kepala, berusaha menghindar dari tatapan elang sang atasan.

"Sa-saya kemarin terjatuh di kamar mandi," jawabnya berbohong.

Tangan Enzo terkepal dengan erat diatas meja. Dia tahu jika Anjani sedang membohonginya. Namun, dia juga tak berniat untuk mengungkap kebohongan itu didepan Anjani.

"Lain kali, lebih hati-hati!" ucapnya kemudian. "Sudah dikasih obat?" lanjutnya bertanya.

"Sudah, Pak," angguk Anjani.

"Kamu boleh izin setengah hari, hari ini. Dan, besok kamu juga boleh libur. Sebaiknya, kamu istirahat dulu sampai kondisimu benar-benar pulih."

"Besok saya bisa masuk kok, Pak. Saya hanya izin untuk hari ini saja."

"Kalau saya bilang, kamu tidak perlu datang bekerja, berarti tidak perlu datang! Patuhi perintah atasanmu, Anjani! Itu pun, kalau kamu masih mau menjadi karyawan di kantor ini."

"Ba-baik, Pak. Saya pasti patuh. Besok, saya tidak akan datang bekerja," sahut Anjani patuh.

Sampai detik ini, Anjani masih belum bisa menebak apakah Enzo orang baik atau jahat. Kadang-kadang, perhatian Enzo membuatnya terharu. Kadang-kadang pula, omelan Enzo membuatnya ingin menyumpahi atasannya itu.

"Sekarang, keluar! Wajahmu membuatku takut," usir Enzo kemudian.

"Iya, Pak," angguk Anjani yang langsung buru-buru meninggalkan ruangan sang atasan.

Sementara, Enzo langsung menghubungi sang keponakan. Dia ingin tahu apa yang terjadi pada Anjani hingga wajahnya jadi seperti itu.

"Ceritakan padaku apa yang kamu tahu tentang luka di wajah Anjani, Anushka!" titah Enzo begitu telepon tersambung.

****

Istirahat jam makan siang, Anjani pun pamit pulang kepada Anushka dan rekan kerjanya yang lain. Dia segera menuju ke tempat pertemuan yang disebutkan oleh sang Ayah melalui sambungan telepon. Yaitu, di sebuah restoran bintang lima yang terletak disalah satu hotel ternama di kota itu.

"Sekarang, saham itu sudah kembali ke tanganmu. Papa harap, kamu juga bisa menepati janji! Segera ceraikan Aryan!" kata Anton setelah Anjani mendapatkan kembali sahamnya di perusahaan keluarga mereka.

"Anda perlu menandatangani satu berkas lagi!" kata Anjani.

Dia memberi kode kepada pengacaranya untuk mengeluarkan sebuah berkas yang sengaja Anjani persiapkan untuk sang Ayah.

"Apa ini?" tanya Anton dengan heran. Detik berikutnya, dia memekik kaget. "Surat pemutusan hubungan keluarga? Kamu sudah gila, hah?"

"Tanda tangani!" titah Anjani dengan nada dingin.

"Kamu benar-benar ingin putus hubungan dengan Papa, Anjani?"

Anjani tak menjawab. Diamnya sudah cukup menjelaskan semuanya.

"Baik. Papa akan tanda tangan. Tapi, kamu harus ingat! Jangan pernah menyesali keputusan kamu hari ini."

"Tidak akan pernah."

Mendengar jawaban sang putri, Anton benar-benar emosi. Dia menandatangani berkas pemutusan hubungan keluarga itu tanpa pikir panjang lagi.

"Sudah selesai. Ingat, jangan pernah datang ke Papa saat kamu mengalami kesulitan di masa depan. Kamu bukan putriku lagi!"

Anjani diam saja. Dia hanya mematung ditempat sambil menyaksikan kepergian sang Ayah dengan tatapan kosong.

Dalam hati, Anjani memuji dirinya sendiri. Dalam sehari, dia telah memutuskan dua hubungan yang sangat penting dalam hidupnya.

***

Karena besok dia diberi cuti oleh sang atasan yang mendadak baik itu, Anjani memutuskan untuk menemui sang Ibu di desa. Walau bagaimanapun, kabar perceraian antara dirinya dan Aryan juga harus ia sampaikan kepada sang Ibu.

Anjani naik bis pukul tujuh malam dan akhirnya sampai di desa saat fajar mulai menyingsing. Sambil menguatkan hati, dia berjalan menggeret kopernya menuju ke sebuah rumah sederhana yang diapit oleh sawah di kiri dan kanannya.

"Mama..." teriak Anjani dari arah luar. Dia sudah tidak sabar untuk menemui sang Ibu.

Sayangnya, semangat itu tiba-tiba padam saat dia sudah memasuki rumah. Rupanya, dia bukan satu-satunya orang yang datang untuk menemui sang Ibu.

Ternyata, sang Ayah berserta keluarga barunya sudah lebih dulu tiba dibanding dirinya.

"Kamu berbohong, Anton! Tidak mungkin Anjani dan Aryan bercerai!" teriak Mariana Syailendra, Ibu kandung Anjani.

"Yang aku katakan memang benar. Anjani dan Aryan akan bercerai. Kemudian, Luna akan menggantikan posisi Anjani sebagai Nyonya muda keluarga Djatmiko."

"Bohong! Itu tidak mungkin," gumam Mariana yang cukup syok mendengar kabar itu.

Sejarah kembali berulang. Apa yang dulu menimpa dirinya, kini juga menimpa putrinya. Sungguh, Mariana benar-benar tidak rela.

Tatapan matanya kemudian tak sengaja menangkap sosok Anjani yang berdiri di ambang pintu. Emosinya seketika membludak. Tanpa pikir panjang, dia meraih sapu yang teronggok di dekat kursi lalu melangkah mendekati Anjani.

"Mama..." panggil Anjani tertahan.

Buk! Buk! Buk!

Terlambat! Sapu itu sudah menghantam tubuhnya bertubi-tubi.

"Dasar bodoh! Bagaimana mungkin kamu kalah dari anak pelakor itu, Anjani? Bagaimana mungkin, kamu membiarkan mereka menang, hah? Dasar tidak berguna!! Kamu benar-benar mengecewakan Mama!"

Anjani hanya bisa meringkuk sambil melindungi wajahnya. Dia benar-benar terluka. Tak hanya fisik saja yang sakit. Tapi, juga hatinya.

"Jika kamu tidak bisa berbuat apa-apa, lantas untuk apa kamu masih hidup di dunia ini, hah? Lebih baik kamu mati saja! Mati! Matilah, Anjani!!" lanjut Mariana yang makin gelap mata memukuli putrinya.

Anjani menatap ke arah sang Ayah. Namun, pria itu sama sekali tidak tergerak untuk membantu.

Sepertinya, Anton benar-benar melaksanakan apa yang kemarin dia katakan. Dia tak mau mengurusi soal Anjani lagi. Selamanya.

Sementara, Ibu tiri dan saudari tirinya tampak tersenyum puas. Mereka sangat senang melihat Anjani yang dipukuli oleh Ibu kandungnya sendiri.

"Kenapa kamu harus kalah? Seharusnya, kamu menang!" teriak sang Ibu lagi.

Penglihatan Anjani perlahan berputar. Terutama, ketika sebuah vas bunga tiba-tiba menghantam kepalanya dengan keras.

Tubuhnya ambruk seketika. Dalam kesadaran yang semakin terasa samar, Anjani bisa melihat seorang pria yang berlari kearahnya dengan wajah panik.

"Dia..."

Dan, Anjani tak ingat apa-apa lagi. Semuanya mendadak gelap.

1
tavishaZ
siap2lah menyesal aryan...
Fenny Liang cin phing
iklan pembersih wc ini sangat menggangu hueksss coklat coklat gitu. apalagi baca sambil dinner ato lunch😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Wandi Fajar Ekoprasetyo
LBH cepat LBH baik....tunggu aja karma yg akan kalian dapat
Lienda nasution
gemes baca nya Anjani goblok bukannya sdh dikasih pinjam apartemen kok gak di tempati ceritamu loncat loncat thor
Wandi Fajar Ekoprasetyo
suka banget sama karakter Anjani.....wanita yg kuat dan ga bisa d tindas begitu aja
Deera🍀
heh dasar tdk tau sopan santun. GK tau etika. bocah gemblung emang si Luna ini 🙄🙄🙄😑😑
Deera🍀
ternyata kamu pria sejati dan jujur Enzo. 😍😍
Deera🍀
dihh dasar om om modus kang Error 🤣🤣🤣🤣
Deera🍀
hahahaha Pamanmu mulai Error dan gila KRNA cinta 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Deera🍀
gilaaa parah kamu Enzo memendam cinta begitu dlam dan lama diam² sampai tau detail tentang identitas dan hal apapun mengenai Anjani yg kamu cintai itu.. so sweet bgt sampai speechles dan syok aku.. 🤭🤭🤭😗
Deera🍀
Aku setuju jika Anjani menikah dg Enzo. pasangan cocok. jauh lebih baik dari Aryan. 😍😍
Deera🍀
pada dasarnya Seorang anak tdk akan pernah rela jika ibunya disakiti dan diusik kehidupannya. begitupun sebaliknya seorang Ibu tak akan pernah sanggup dan rela jika mereka dilukai, disakiti hatinya dan dihancurkan hidupnya. Semua wanita akan berubah lebih buas dan Kejam dari seorang Pria.
Eka Novi
ok
Ari Arie
kok mirip drama china yg sy sering tonton di drama box.
Ari Arie
petra cornelius
Ari Arie
Petra? ???
I_M
asik waktunya bom kecil meledak nih
Deera🍀
orang baik.. kacang yg tidak lupa kulitnya. 🌹🌹
Deera🍀
asstaga Paman nggak ada akhlak🤣🤣🤣
Deera🍀
benar sekali Nushka.. ayoo ambil hati Anjani.. biar Om mu makin sayang padamu 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!