Kenzo Tanaka — penguasa bisnis raksasa, pria yang menganggap dunia hanyalah papan catur untuk egonya.
Namun pada puncak kejayaannya, langit menjatuhkan vonis: sebuah kecelakaan misterius menghancurkan segalanya.
Ketika membuka mata, Kenzo tak lagi berada di penthouse mewah Tokyo…
melainkan di tubuh seorang anak kecil bernama Kazuki, di sebuah desa miskin yang penuh lumpur dan kesederhanaan.
Dari CEO yang dipuja menjadi bocah tak berdaya — Kenzo harus menghadapi dunia yang sama sekali tak mengenalnya, dunia yang memaksanya belajar arti rendah hati, kehilangan, dan… penebusan.
Apakah ini hukuman Tuhan, atau kesempatan kedua?
Dan bisakah seorang pria yang terbiasa menjadi dewa, belajar menjadi manusia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eagle Ofgod, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 "Pertempuran dengan Sang Beruang"
...Kuro melompat maju, menyalak nyaring, mencoba mengalihkan perhatian beruang. Beruang besar itu mengaum marah, berdiri tegak di atas kedua kakinya yang besar, menunjukkan cakar-cakar tajamnya. Tingginya hampir dua kali lipat Tatsuya. Ketakutan menyelimuti para pemburu lokal. Mereka belum pernah menghadapi beruang sebesar ini....
..."Serang dari samping!" Ichiro berteriak, mengayunkan Tombak Predatornya. Ia tahu Kenzo selalu menekankan 'strategi optimalisasi risiko'. Menyerang dari depan adalah bunuh diri....
...Tatsuya bergerak cepat. Dengan kelincahannya, ia mencoba memutari beruang, sementara Kuro terus menyalak dan mencoba menggigit kakinya. Beruang itu berputar, berusaha mengusir Kuro, menciptakan celah bagi Ichiro....
...Ichiro melesat maju, menghujamkan Tombak Predatornya ke sisi tubuh beruang, di antara tulang rusuk. Bilah tajam itu menembus kulit tebal, dan beruang itu mengaum kesakitan, mengayunkan cakar besarnya secara membabi buta....
..."Cepat! Sisi lain!" teriak Ichiro....
...Tatsuya, yang sudah berada di posisi yang tepat, melompat dan menikamkan tombaknya ke sisi beruang yang berlawanan. Beruang itu terhuyung, terluka parah di kedua sisi....
...Pemburu lokal, yang awalnya terpaku, kini tersentak dari keterkejutan mereka. Melihat efektivitas Ichiro dan Tatsuya, mereka ikut menyerbu, menyerang beruang dengan tombak dan kapak mereka....
...Namun, beruang adalah hewan yang tangguh. Meskipun terluka parah, ia masih berjuang dengan sekuat tenaga, mengayunkan cakarnya, mencoba menjatuhkan siapa pun yang mendekat. Salah satu pemburu lokal terluka di bahu, terlempar ke samping....
..."Mundur! Tetap pada 'formasi'!" Ichiro memerintahkan, ia teringat instruksi Kenzo tentang 'manajemen risiko' dan 'koordinasi tim'. "Jangan cerai-berai! Kita harus melumpuhkannya!"...
...Tatsuya dan Ichiro bekerja sama, memancing beruang untuk bergerak, mencari celah. Kuro terus mengganggu, membuat beruang frustrasi. Setiap kali beruang itu mencoba mengayunkan cakar, Ichiro dan Tatsuya akan menghindar, lalu menusuknya lagi di bagian yang vital....
...Perlahan tapi pasti, beruang itu mulai melemah. Luka-lukanya terlalu banyak, dan kehilangan darah membuatnya pusing. Ia terhuyung-huyung, lalu ambruk ke tanah dengan suara gedebuk yang keras....
...Para pemburu menghela napas lega. Pertempuran itu singkat, namun intens. Keringat membanjiri wajah mereka, dan napas mereka terengah-engah....
...Ichiro mendekati beruang itu dengan hati-hati. Ia memastikan beruang itu sudah tidak bergerak, lalu menghujamkan Tombak Predator terakhir kali ke jantungnya, mengakhiri perlawanannya....
..."Berhasil!" Tatsuya berseru, kegirangan. Kuro menyalak gembira, melompat-lompat di sekitar bangkai beruang....
...Pemburu lokal menghampiri Ichiro dan Tatsuya, wajah mereka dipenuhi kekaguman. Mereka belum pernah melihat beruang sebesar itu bisa dijatuhkan dengan 'strategi' dan 'koordinasi' yang begitu rapi....
..."Luar biasa, Ichiro-san, Tatsuya-san!" seru salah satu pemburu lokal. "Tombak kalian... dan cara kalian bekerja... Kami tidak pernah melihat yang seperti ini!"...
...Ichiro tersenyum. Ia tahu, ini bukan hanya tentang Tombak Predator. Ini tentang 'strategi' yang diberikan Kenzo. 'Visi' yang mengubah perburuan menjadi operasi yang efisien....
..."Sekarang," kata Ichiro, ia menunjuk beruang itu. "Kita harus 'mengolah' hasil buruan ini. Ini akan menjadi 'sumber daya' yang sangat berharga bagi desa kalian, dan juga bagi desa kami."...
...Mereka mulai mempersiapkan diri untuk menguliti beruang. Ini akan menjadi pekerjaan berat dan panjang, tapi dengan keahlian mereka, dan instruksi Kenzo tentang 'manajemen kualitas', mereka yakin bisa melakukannya....
...Pertempuran pertama 'Unit Keamanan' di Desa Hutan Bayangan telah berakhir dengan kemenangan. Beruang yang selama ini menjadi momok, kini tergeletak tak berdaya. Ini adalah 'bukti konsep' yang paling meyakinkan. Kenzo Tanaka semakin dekat untuk mengkonsolidasikan 'pasar' dan memperluas 'kerajaannya'....
...Kemenangan atas beruang besar itu menyebar cepat di Desa Hutan Bayangan. Penduduk desa, yang awalnya skeptis, kini memandang Ichiro dan Tatsuya dengan penuh hormat dan kekaguman. Kepala Desa Ryuichi sangat terkesan. Dia tahu bahwa 'Unit Keamanan' dari desa Kenzo adalah investasi yang sangat berharga....
..."Ichiro-san, Tatsuya-san," Ryuichi memulai, saat mereka berkumpul di gubuknya setelah pengolahan bangkai beruang. "Terima kasih banyak. Kalian telah menyelamatkan kami. Beruang itu telah menakuti kami begitu lama. Kami tidak tahu bagaimana membalas kebaikan kalian."...
..."Ini adalah bagian dari 'perjanjian jasa keamanan' kita, Ryuichi-san," Ichiro menjelaskan, ia menggunakan bahasa yang diajarkan Kenzo. "Kami memberikan 'perlindungan', dan kalian memberikan 'kompensasi' sesuai kesepakatan."...
...Ryuichi mengangguk. "Tentu saja. Kami akan segera menyiapkan gandum, kacang-kacangan, dan keramik untuk 'pembayaran' kalian." Ia kemudian berpikir. "Dan, bukankah Manajer Kecil kalian juga tertarik dengan 'Kayu Api Naga'?"...
...Ichiro dan Tatsuya berbinar. "Ya, Ryuichi-san! Itu adalah 'bahan baku strategis' yang sangat penting bagi kami!"...
...Ryuichi membawa mereka ke area hutan yang lebih dalam, di mana pohon-pohon *Hinoki* tua tumbuh subur. Di antara pohon-pohon itu, terdapat beberapa pohon dengan batang berwarna keperakan dan daun yang berkilau, memancarkan aura hangat. Itu adalah 'Kayu Api Naga'....
..."Ini adalah 'ladang' Kayu Api Naga kami," Ryuichi menjelaskan. "Kayu ini sangat sulit ditebang, dan tidak semua orang tahu cara mengolahnya. Tapi Manajer Kecil kalian mengatakan itu adalah 'aset' berharga."...
...Ichiro mengamati pohon-pohon itu. Memang sulit ditebang. Tapi ia teringat instruksi Kenzo tentang 'efisiensi' dan 'inovasi'. Ia berpikir, Kakek Genji pasti bisa membuat kapak yang lebih tajam dan kuat jika memiliki Kayu Api Naga ini sebagai bahan bakar....
..."Kami akan membantu kalian menebang dan mengolah Kayu Api Naga ini," Ichiro menawarkan. "Sebagai bagian dari 'jasa keamanan' kami, dan juga untuk memenuhi 'kebutuhan bahan baku' kami."...
...Ryuichi setuju. Dengan bantuan pemburu lokal, Ichiro dan Tatsuya mulai bekerja. Mereka mengajari penduduk desa bagaimana cara menebang pohon dengan lebih efisien, dan bagaimana cara membelah Kayu Api Naga agar tidak rusak. Tentu saja, mereka melakukannya dengan hati-hati, hanya mengambil apa yang mereka butuhkan dan memastikan kelestarian hutan....
..."Manajer Kecil kami percaya pada 'manajemen sumber daya yang berkelanjutan'," Ichiro menjelaskan kepada Ryuichi. "Kita tidak boleh menghabiskan semua yang kita miliki."...
...Beberapa hari kemudian, Ichiro dan Tatsuya kembali ke desa Kenzo dengan membawa karung-karung gandum, kacang-kacangan, beberapa keramik, dan yang terpenting, beberapa gelondongan Kayu Api Naga yang berukuran sedang....
...Kenzo, yang sudah tidak sabar menunggu, langsung memeriksa muatan mereka. Matanya berbinar saat melihat gelondongan Kayu Api Naga....
..."Luar biasa, Ichiro-san! Tatsuya!" Kenzo berseru, ia mengelus Kayu Api Naga itu. "Ini adalah 'bahan baku' yang akan mengubah segalanya!"...
...Ia segera membawa Kayu Api Naga itu ke gubuk Kakek Genji....
..."Kakek Genji!" Kenzo memanggil, antusias. "Aku membawa 'bahan bakar premium' untukmu! Kayu Api Naga dari Hutan Bayangan!"...
...Kakek Genji, yang sedang mengasah bilah pisau penguliti, terkejut melihat gelondongan kayu itu. Matanya melebar. "Kayu Api Naga? Kau mendapatkannya? Dengan ini, aku bisa membuat baja yang belum pernah ada!"...
..."Tepat sekali, Kakek!" Kenzo mengangguk. "Dengan Kayu Api Naga ini, kita bisa meningkatkan 'kapasitas produksi' dan 'kualitas produk' kita secara drastis. Senjata dan alat kita akan menjadi yang terbaik di wilayah ini!"...
...Kenzo kemudian menjelaskan kepada Kakek Genji tentang potensi Kayu Api Naga sebagai bahan bakar. Panas yang tinggi, pembakaran yang lama. Ini akan mengurangi waktu penempaan dan memungkinkan Kakek Genji untuk membuat alat dengan presisi yang lebih tinggi....
..."Dan tidak hanya itu," Kenzo menambahkan. "Kakek Genji, aku ingin kau mencoba membuat 'perisai' yang lebih kuat dengan Kayu Api Naga ini sebagai intinya, lalu dilapisi kulit beruang. Ini akan menjadi 'perlindungan pribadi' yang superior untuk tim kita, dan juga 'produk pertahanan' baru untuk dijual ke desa lain."...
...Kakek Genji mengangguk, matanya dipenuhi gairah seorang penemu. "Dengan Kayu Api Naga ini, semua mungkin!"...
...Malam itu, gubuk Kakek Genji menyala lebih terang dari biasanya, disinari oleh bara api Kayu Api Naga yang membara. Suara palu beradu dengan besi terdengar hingga larut malam. Kenzo tahu, 'Unit Keamanan' mereka tidak hanya akan menjadi 'penyedia jasa', tetapi juga 'inovator teknologi'....
......
