Karena hidup dalam kesederhanaan dan nyaris tak punya apa-apa. Alena dan Keluarganya selalu di hina dan tak henti-hentinya di rendahkan oleh keluarga sepupunya yang termasuk orang berada.
Alena semakin di kucilkan ketika gadis itu di ketahui telah menjalin hubungan dengan pria yang bernama Pradipta Devano Syahputra. Pria yang berprofesi sebagai seorang montir di salah satu bengkel di kota itu.
Namun siapa sangka, Di balik pakaian kotornya sebagai montir, Alena di buat terkejut setelah mengetahui bahwa Devano ternyata seorang Ceo yang kaya raya..
•••••
"Terserah mereka ingin merendahkan mu seperti apa. Yang penting cintaku padamu tulus. Aku janji akan membahagiakanmu serta membungkam mulut mereka yang telah menghina mu dan keluarga mu.." Pradipta Devano Syahputra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jantung Aman?
"Ceo sudah datang!
"Ceo sudah datang!
"Ayo kesana.. Pak Direktur Devan sudah datang.." Semua yang ada di sana berlari demi bisa menyambut Tuan rumah yang telah menyiapkan pesta semewah ini.
Apalagi para karyawan yang memang penasaran siapa dan seperti apa putra dari pemilik perusahaan yaitu Tuan Rafael Syahputra.
Camera mulai di nyalakan, Kilatan lampu flash digital saling bergantian agar dapat mengambil gambar putra Tuan Rafael yang selama ini tak pernah memunculkan wujudnya.
Beberapa mobil mewah milik keluarga itu berjejer. Semakin penasaran saja mereka dengan sosok itu. Terlebih mereka sudah mendengar kalau putranya tunggal Tuan Rafael sudah menikah. Belum apa-apa mereka sudah merasakan patah hati lebih dulu.
"Gimana kita mau lihat orang banyak banget di depan.." Dilla juga penasaran dengan Direktur atau Ceo yang asli. Tapi sudah kehalangan oleh banyak orang yang berebut ingin tahu seperti apa keluarga besar itu.
"Eh, Aku denger-denger.. Katanya menantu Tuan Fael itu dari kalangan biasa loh. " Salah satu tamu tampak sedang bicara.
"Aku juga dengar.. Keluarga ini gak pilih-pilih dalam mencari pasangan. Asal saling cinta, Tulus dan Setia udah lebih dari cukup.. Dan rata-rata emang gitu kan?
"Ya, Gapapa.. Keluarga gini nih yang terlihat begitu harmonis.. Gak pilih-pilih..
Wina hanya menatap sinis mereka yang bicara. Entah apa yang membuatnya kesal. Ah, Bodo amat lah.. Mending sekarang dia berdiri disini menunggu Tuan rumah turun dari mobilnya..
Sementara itu, Di dalam mobil. Devano menggenggam tangan Alena. Wanita itu tadi mengatakan kalau Alena merasa deg-deg an dan gugup.. Justru itu, Sebagai seorang suami Devano harus memberikan semangat untuk sang istri dan membuat Alena lebih percaya diri..
"Ayo kita turun..." Alena menghela nafas panjang lalu turun dari mobilnya..
Orang-orang yang berada di luar menanti sang putra tunggal Tuan Rafael itu agar segera turun. Hingga sebuah sepatu pantofel mulai menginjak karpet merah yang sempat di siapkan untuk keluarga besar ini.
"Waaaaaooo..." Siapa yang tidak menganga. Seorang pria tampan keluar dari kendaraan roda empat tersebut. Parasnya begitu tampan, Alis tebal, Hidung bangir, Bibir yang merah alami serta
postur tubuh tinggi dengan kulitnya yang putih. Dada bidang dan punggung yang begitu kokoh, Wanita mana yang sangat beruntung bisa bersandar di dada bidang itu..
Jelas saja wanita itu adalah wanita yang saat keluar dari mobil menyusul Devano yang turun lebih dulu.
Dengan sigap dan penuh perhatian Devano membantu istrinya turun dengan sangat hati-hati.
Seorang wanita cantik kini menggandeng lengan Devano. Alisnya tebal, Bulu mata yang lentik serta hidung mancung. Tak lupa bibirnya yang begitu indah, Jangan lupakan bodynya dan tingginya yang semampai sangat cocok dan serasi bersanding dengan Devano.
Alena tampil cantik dan sangat memukau malam ini. Gaun berwarna hitam dengan kilauan melekat pas di tubuhnya. Tepat di atas lututnya terdapat belahan menjuntai kebawah sehingga kaki jenjangnya terlihat. Sepatu high-heels semakin menambah kesan tersendiri. Bahunya sedikit terbuka memperlihatkan lehernya yang kini di hiasi oleh kalung berlian dan tentunya harganya tak main-main. Rambutnya di tata rapi seperti sebuah sanggulan di belakang menyisakan sedikit anak rambut di sisi kanan dan kirinya. Mahkota kecil terletak di atasnya.
Telinganya di hiasi oleh anting yang serupa dengan kalung yang melingkar di leher putih istri dari Devano itu. Tangannya pun tak di biarkan polos begitu saja. Ada gelang dengan kilauan yang sama karena Mama Loli sengaja memesan perhiasan tersebut satu set dan khusus untuk menantu tercinta.
"Ayo...
Alena mengangguk. Keduanya melangkah masuk ke dalam gedung di susul oleh para keluarga besar lainnya. Tak terkecuali Ayah Pandu dan Bunda Lilis yang berdiri di belakang mereka.
Semua orang yang sempat berkerumun tadi menyingkir untuk memberi jalan. Beberapa bodyguard setiap berada di sisi kanan dan kiri keluarga tersebut menjaga jaga takut ada orang yang tiba-tiba-tiba membuat rusuh.
.
.
.
Di saat orang-orang tengah menyingkir untuk memberikan jalan. Jauh berbeda dengan keluarga yang masih berdiri di depan sana.
Bagas berdiri dengan tegang. Susah payah Bagas menelan salivanya karena semua terlalu mendadak ia cerna. Otak Bagas seolah tidak bisa bekerja sekarang, Sungguh ini sulit di percaya.
Devano..
Pria itu, Pria yang katanya seorang montir dengan bayaran tak seberapa. Seorang pria miskin yang selalu Bagas hina dan Bagas rendahkan. Tapi sekarang, Pria itu justru melangkah dengan gagah menggandeng Alena sang istri tercinta. Seorang wanita yang sempat Bagas cintai dulu.
Tak hanya Bagas saja yang terkejut. Dilla sampai terhuyung kebelakang saking terkejutnya. Dadanya berdebar lebih cepat dari biasanya.
Alena..
Si miskin itu, Sepupunya yang selalu tak pernah ia anggap ada karena miskin dan tak setara. Siapa yang menyangka kalau malam ini, Sepupunya itu datang dengan penampilannya yang memukau sangat jauh dari penampilan ia sendiri. Melangkah dengan gaya anggun menggandeng seorang pria tampan yang sempat ia hina karena katanya pria itu hanya seorang montir miskin.
Dan lihatlah wanita dan pria miskin itu. Sekarang mereka berjalan di atas karpet merah sudah seperti seorang raja dan ratu. Berada di barisan paling depan bersama keluarga besar yang lainnya. Di lindungi oleh banyak bodyguard agar Tuan dan Nyonya nya tidak lecet sedikit pun.
"I..itu kan.. Itu kan si miskin itu?? Ngapain mereka ada di sana!" Wina menunjuk ke arah Devano dan Alena dengan tangan yang gemetar. Wajahnya panik, Pikirannya tak dapat mencerna.
"Gak mungkin.. Gak mungkin.. Mas, Kamu pasti tahu sesuatu kan? Katanya ini acara penyambutan untuk putra tunggal Tuan Rafael yang akan merangkap jadi Ceo dan direktur di perusahaan tapi kenapa mereka Mas.." Dilla mengguncang lengan suaminya agar segera memberikan jawaban. Tapi pada kenyataannya, Bagas tak memberikan jawaban apapun. Yang artinya pria yang berprofesi sebagai manager itu memang tidak tahu apa-apa.
"Ini.. Ini tidak bisa du biarkan.. Ini pasti salah orang.." Wina masih belum percaya dengan semua itu.
"Bapak juga gak percaya Bu.. Gak mungkin kan, Montir miskin tiba-tiba jadi kaya.. Ah, Mungkin ini hanya rekayasa Bu.. Ini akal akalan mereka! " Wina mengangguk anggukan kepalanya membenarkan ucapan sang suami. Ia benar, Tidak mungkin seorang montir tiba-tiba menjadi kaya raya.
Ibu Bagas juga mematung. Ia sama dengan yang lainnya yang tak kalah terkejut. Dia juga berperan penting dalam hal ini, Membandingkan Alena dan Dilla yang mana lebih pantas menjadi menantunya. Sementara Alena di anggap tak setara dengan nya. Tapi kenyataan baru ini apa?
Begitu Devano dan Alena semakin dekat, Wina maju lalu berteriak di sana.
"HEH KELUARGA MISKIN! NGAPAIN KALIAN DISINI!!
.
.
.
TBC
gantung LG