NovelToon NovelToon
REINKARNASI MAFIA

REINKARNASI MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Preman / Fantasi / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: ridwan jujun

menceritakan tentang seorang wanita yang terlahir lagi menjadi seorang mafia untuk membalaskan dendam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ridwan jujun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arion oveethinking

l

Jay baru selesai memeriksa Liana, Carlos langsung berantusias mendekat.

"Katakan, apa Liana baik-baik saja?!"

"Emm, kondisinya sangat buruk,"

Mendengar kalimat 'buruk' membuat jantung Carlos berdetak kencang sehingga merasakan sakit di d4danya.

"Manusia tanpa makan dan minum selama 3 hari saja sudah membuat gangguan kesehatan serta gangguan 0tak. Dan sepertinya dia tidak menerima asupan begitu lama sehingga kondisinya sangat buruk," jelas Jay melirik Liana yang terbaring dengan alat-alat medis.

"Tapi dia akan baik-baik saja, 'kan?!"

"Sebagian orang mengalami hal ini akan baik-baik saja, tapi kebanyakan orang akan menyerah dalam beberapa hari ke depan,"

𝘋𝘦𝘨!

Carlos terkejut mendengarnya, tidak ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Apa kau akan diam saja setelah memasang alat medis padanya?! LAKUKAN SEMUANYA AGAR DIA BAIK-BAIK SAJA! Buat dia sadar dan beraktivitas seperti biasa!" bentak Carlos.

"Kita pasti akan melakukan segalanya demi pasien, tetapi jika pasien sudah menyerah dan kehendak sang pencipta, kita sebagai manusia tidak bisa melakukan apa-apa,"

Carlos menggelengkan kepalanya kemudian menatap Liana.

"Tidak, itu tidak akan terjadi, Liana akan baik-baik saja! Dia akan baik-baik saja!"

Jay baru pertama kali melihat Carlos seperti orang yang takut akan kehilangan seseorang, ia tahu masa lalu mereka seperti apa jadi kemungkinan ini seperti merasakan kehilangan orang tersayang yang kedua kalinya. Sungguh kasihan, tapi Jay tidak akan menunjukkan rasa kasihan pada mereka, mereka akan tersinggung dan berpikir bahwa mereka menyedihkan.

"Mungkin yang di butuhkan pasien adalah komunikasi, siapa tahu dengan komunikasi membuatnya kuat untuk melewati masa kritisnya," kata Jay.

"Aku akan memeriksa pasien lain, jika terjadi sesuatu panggil aku," Jay pun pergi meninggalkan Carlos.

Carlos memegang tangan Liana yang kurus, ia genggam dengan penuh kasih sayang.

"Kau harus bertahan, jangan pergi, ada aku di sini, aku akan memberikan mu semangat asal kau bisa membuka mata dan sehat-sehat. Maafkan aku yang terlambat menyelamatkan mu, aku mengetahui beberapa hari yang lalu bahwa kau mengirim pesan pada ponsel mu sendiri menggunakan ponsel orang lain. Jika bukan karena Elvano, entah apa yang terjadi pada mu di sana dan mungkin akan lebih buruk dari ini,"

"Kau tahu? Elvano mendatangi kamar mu karena ia merasa bersalah tidak melindungi mu dengan baik, ia terus mengatakan 'maaf' di kamar mu. Kemudian ia melihat ponsel mu dan banyak panggilan serta pesan yang belum di baca, setelah mengetahui bahwa yang mengirim pesan adalah dirimu dia langsung memberitahu kami. Jadi, kami langsung melakukan pelacakan pada nomor yang kau kirim, butuh waktu yang cukup lama karena nomor yang kami lacak sedikit sulit ditemukan, mungkin karena akses internet nya di blokir jadi ... lama menyelamatkan mu, maaf ...."

Carlos mencivm punggung tangan Liana tulus.

-

Nafas tersengal-sengal, keringat yang membanjiri kening hingga tubvhnya, serta tangan yang bercak dar4h sehabis memukul orang.

Felix, pria itu tidak bisa mengendalikan diri ketika sudah marah, bahkan yang lain pun tidak menghentikan Felix mungkin sengaja karena sebenarnya mereka juga merasakan hal yang sama seperti Felix.

Siapa yang tidak marah ketika orang yang kita sayang disakiti oleh orang yang menjadi musuh kita? Terlebih lagi kita memiliki sifat yang mudah marah dan sekali marah tidak bisa dikendalikan, sama halnya dengan mereka.

Para pelayan serta majikannya sudah mendapatkan balasan yang setimpal, ah tidak setimpal hanya patah tulang saja.

"Sudah puas?" tanya Kenzo pada Felix.

Felix yang masih nafas memburu, "Yahh~ belum, akan lebih puas jika, mereka ku bunvh,"

"Ini sudah cukup, biarkan Yohan dan yang lain mengurus mereka,"

"Tidak! Aku harus membunvh mereka semua!"

"Aku tahu, tapi sekarang keselamatan Liana lebih penting!"

Felix pun terdiam.

"Apa yang akan kita lakukan dengan mereka? Mengurung nya?" tanya Edgar.

"Tidak usah! Biarkan saja mereka, toh mereka sudah tidak memiliki apa pun. Aku harus melihat keadaan Liana!" Arion yang dari awal sudah tidak tenang.

"Yohan, kau urus may4t anak buah kita. Setelah selesai kembali ke Mansion!" perintah Kenzo.

"Baik, Tuan!"

Arion dan yang lain pun naik ke helikopter, kedua baling-baling helikopter berputar hingga membuat angin kencang di sekitar. Tubvh kedua helikopter itu terangkat ke atas yang tinggi kemudian terbang menjauh dari lokasi.

-

Di sisi lain, Carlos masih setia duduk di samping Liana sembari menggenggam tangan Liana.

1 jam kemudian.

𝘉𝘙𝘈𝘈𝘒!

"LIANA!"

Carlos menoleh ternyata Felix dan yang lain t'lah tiba, Felix langsung berdiri di samping Liana.

Melihat kondisi Liana ini lebih sakit daripada ia terluka.

"Bagaimana keadaan Liana?!" tanya Elvano pada Carlos.

"Kondisinya buruk," lirih Carlos.

Mereka tidak kaget karena itu sudah jelas sangat buruk sehingga kurus begitu.

"Sebagian orang akan hidup normal, tapi kebanyakan orang akan menyerahkan hidupnya." lanjut Carlos.

"TIDAK!" kompak mereka.

"Pokoknya kau harus baik-baik saja, oke?! Tenang saja, aku sudah memberi pelajaran pada orang yang menyiks4 mu. Aku sudah membalaskan dendam untuk mu, sekarang giliran mu yang harus bangun, yah?!" Felix mengusap pipi Liana.

"Tapi maafkan aku karena tidak bisa mengambil nyaw4 mereka sesuai yang kau inginkan. Kau jangan menyerah, ku mohon bertahan! Aku akan ada di sini menemani mu! Kau harus tahu bahwa aku mencintaimu!"

Arion memundurkan langkahnya tak percaya, tiba-tiba ia merasakan sakit di kepala dan d4danya. Arion langsung memikirkan arti mimpi yang ia alami minggu lalu.

Mimpi itu adalah dimana seorang gadis juga terbaring di rumah sakit, suara-suara tembak4n, serta suara teriakan seseorang yang terus menyalahkannya. Apakah ini yang di maksud mimpinya?

Lalu, apakah Liana akan meninggal seperti yang dialami gadis itu?

Enggak, itu gak akan mungkin terjadi! Ini hanya kebetulan, ya ini kebetulan! Mimpi itu tidak nyata, mimpi itu hanya khayalan, mimpi itu bukan peramal masa depan. Lagian di mimpinya gadis itu bukan Liana!

Apakah benar ini adalah kesalahannya? Ini memang kesalahannya karena tidak bergerak cepat untuk menyelamatkan Liana, seandainya saja ia tidak menunda pasti Liana tidak akan seperti ini.

Kenzo tak sengaja melihat Arion yang berdiri di belakang seperti orang yang syok melihat sesuatu yang tidak pernah dilihatnya.

Saat Kenzo ingin bertanya Arion langsung keluar dari ruangan.

Kenzo mengenal Arion lama jadi ia tahu pasti Arion akan menyalahkan dirinya karena terlambat menyelamatkan Liana, sebenarnya tidak hanya Arion melainkan mereka semua merasa bersalah pada Liana. Apalagi sampai kondisinya sangat buruk begini.

-

-

Malam pun tiba, Arion tak kunjung kembali juga dari siang tadi sampai Kenzo penasaran kemana Arion pergi? Tapi jika ia cari pasti akan membuat Arion terganggu, saat-saat situasi begini jangan pernah mengganggu orang yang sedang mengutuk diri sendiri, lebih baik biarkan saja agar dirinya merasa lebih baik.

Mereka terus berada di ruangan tanpa ada yang keluar, bahkan mereka saja tidak memikirkan diri sendiri.

"Serius kalian tidak ingin makan sesuatu?" tanya Kenzo.

"Ck, kau ini! Situasi seperti ini kau masih memikirkan makanan?!" kata Elvano, tentu saja Kenzo mendapat lirikan tajam dari yang lain.

"Liana saja tidak makan, bagaimana mungkin kita bisa mengunyah secuil nasi!" Felix sinis.

Padahal Kenzo juga tidak ingin makan, hanya saja mau bagaimana pun kondisi mereka juga perlu di jaga.

"Liana juga makan namun dengan cairan yang di suntikan pada selangnya. Pada saat Liana sembuh jangan sampai giliran kalian yang terbaring lemah!"

"Mana?! Liana tidak di beri suntikan!"

"Nanti juga di beri,"

Lalu datanglah seorang wanita yang merupakan perawat membawa nampan besi yang berisi suntikan dan beberapa botol kecil yang merupakan obat.

"Permisi, Tuan. Saya ingin memberikan suntikan pada pasien," kata perawat pada Felix yang duduk di samping ranjang pasien.

Felix berdiri membiarkan perawat melakukan tugasnya. Perawat itu menusvkan jarum suntik pada botol obat lalu ia suntikan pada selang yang terhubung di punggung tangan Liana. Perawat itu melakukannya 2 kali dengan obat yang berbeda.

"Obat apa yang kau berikan?!" tanya Felix pada perawat dengan tatapan tajam.

"Ini adalah cairan nutrisi agar tubvh pasien tetap terjaga layaknya orang yang memakan nasi,"

"Kenapa hanya 2 suntikan saja?! Jika ini membuatnya sehat seharusnya kau suntikan beberapa lagi!"

"Saya menyuntik satu, karena satu suntikan saja sama dengan seporsi nasi. Dan obat ini adalah vitaminnya,"

"Dia tidak makan selama 1 minggu, tapi kau hanya memberikan 1 suntikan saja?!"

"Itu sudah takaran yang sesuai, jika terlalu banyak maka kesehatan pasien akan semakin memburuk!"

Felix sudah tidak bisa berkata-kata lagi, ia hanya khawatir kalau Liana tidak cukup nutrisi bagaimana?

“𝘉𝘦𝘳𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘥𝘪𝘢, 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪. 𝘔𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘬𝘩𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘯𝘪,” batin perawat itu.

"Saya permisi!" perawat itu pamit pergi.

Felix kembali duduk di tempatnya tadi.

"Aku tahu kau pasti kurang 'kan? Kau pasti sangat lapar 'kan? Makanya bangun biar bisa makan nasi dan gak cairan, lebih sehat nasi dari pada obat!" omel Felix.

Kenzo menggelengkan kepalanya, "Liana sudah makan, bagaimana dengan kalian?"

"Boleh gak sih kita minta cairan itu untuk di suntikan ke kita sama seperti Liana?" tanya Carlos.

"Bod0h! Kau ini sehat-sehat saja, obat itu untuk orang sakit seperti Liana! Kau masih bisa jalan, gerak dan makan! Jadi gunakan dengan baik!" celutuk Kenzo.

Carlos melirik kesal.

Sebenarnya dari mana ia mendapatkan teman seperti Carlos? Pikir Kenzo.

Kenzo menyalakan ponselnya untuk pesan siap saji saja tanpa harus keluar mencari, namun ia malah kepikiran Arion.

“𝘋𝘪 𝘵𝘦𝘭𝘱𝘰𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘩? 𝘔𝘢𝘯𝘢 𝘈𝘳𝘪𝘰𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪,” batin Kenzo.

Pada akhirnya ia menelpon Arion.

•••

TBC.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!