Sesaat sebelum mereka sampai ditempat yang akan kanaya tunjukan- kanaya meminta agar ranti dan bella menutup matanya.
“emm, sebentar lagi kan kita akan sampai. Kanaya minta, ibu dan bella sekarang tutup mata ya.”
“memang kenapa harus tutup mata sih kak?” tanya bella yang duduk di belakang ibunya.
“pokoknya tutup mata dulu deh. Namanya juga kejutan bel.”
“iya – iya.”
Kanaya kemudian memberikan dua kain untuk menutup mata adik dan ibunya itu. sesampai di lokasi yang telah kanaya siapkan untuk memberikan kejutan kepada mereka, kanaya pun menuntun ibunya terlebih dahulu untuk turun dari mobilnya lalu selanjutnya kanya menuntun bella.
“ibu sama bella tunggu dulu ya. Pokoknya penutup matanya jangan di buka dulu kalau kanaya belum menyuruh kalian untuk membukanya.”
“iya – iya kak.”
“iya nak.”
“jadi kanaya akan menuntun ibu dulu turun dari mobil. terus habis itu bella. sebentar ya.
“kakak tuh bikin penasaran saja.”
“hust...” sahut kanaya.
Kemudian kanaya menuntun ibunya untuk turun dari mobil dengan perlahan – lahan.
“pelan – pelan ya bu, ibu tunggu di sini dulu. Kanaya mau menuntun bella dulu ya bu.”
“iya nak.”
Selesai menuntun ibu dan juga bella berdiri di depan pintu. Kanaya meminta kepada ibu dan adiknya untuk melepaskan penutup matanya dengan bersamaan sembari kanaya menghitung satu sampai tiga.
“ibu, bella. nanti aku minta hitungan ke tiga kalain membuka secara bersama – sama ya.” Pinta kanaya yang berdiri tepat di tengah – tengah antara ranti dan bella sambil merangkul mereka.
“iya kak.”
“siap kan. Aku hitung sekarang ya. Satu... dua... ti... ga...”
Ranti dan bella pun kemudian melepas ikatan penutup mata itu. ranti begitu sangat terkejut begitu pula dengan bella. ranti kemudian bertanya kepada kanaya.
“ini rumah siapa nak?” tanya ranti sambil kebingungan.
“wah, kak bagus banget.”
“ini rumah kita bu.”
“kita?” tanya ranti lagi sambil mengerutkan ke dua alisnya dengan penuh rasa penasaran.
“iya bu, gimana baguskan? Ya walaupun hanya minimalis bu.”
“bagus kak, bagus. Bella seneng. Akhirnya kita bisa tinggal di tempat yang layak bu.” Kata bella yang begitu sangat senang melihat rumah pemberian dari kanaya.
Akan tetapi, ranti merasa tidak begitu menyukai pemberian rumah itu dari kanaya. Bukan karena rumahnya minimalis. Tapi karena ranti curiga dengan pemberian dari anaknya itu. ranti kemudian menanyakan kepada kanaya untuk memberikan alasan dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu untuk membelikan ibunya rumah itu.
“nay, ini rumah kita? Sebentar, sebentar, ibu mau tanya sama kamu nak. dari mana kamu mendapatkan rumah ini?”
“iya dari hasil kerja keras kanaya lah bu. Ibu suka tidak.”
“nak, coba kamu jelaskan dari mana uang yang kamu dapat sampai kamu bisa membeli rumah ini nak?”
“ibu, ini adalah hasil kerja keras kanaya selama satu setengah tahun ini bu. Ibu pasti tidak tidak percaya kanaya bisa membeli rumah ini kan bu? Sini kita masuk dulu. Biar kanaya jelaskan sama ibu, dan ibu tidak salah paham dengan kanaya. Tapi sebelum masuk ke dalam rumah, kanaya akan memberikan kunci rumah ini kepada ibu. ini bu.” Cakap kanaya sambil menyodorkan sebuah kunci yang dia pegang saat itu untuk memberikannya kepada ranti.
Ranti lalu menerima kunci itu. setelah menerima kunci itu, kanya meminta kepada ranti untuk segera membuka pintu rumah itu. kemudian mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah itu sudah banyak barang – barang yang kanaya belikan. Kanaya juga sudah mengisi rumah itu dengan properti – properti yang lumayan mahal.
“tara... bagus kan bu, bel?”
“wahh, kak. Ini bella tidak bermimpikan?”
“nggak lah bel. Ini kenyataan. Sini – sini. Ibu, duduk dekat kanaya. Biar kanaya jelaskan kepada ibu.”
Kanaya dan ranti pun duduk di sofa. Sedangkan bella melihat – lihat isi di dalam rumah itu dengan wajah yang terkagum – kagum.
“jadi ibu, kanaya memang sudah lama menyembunyikan semua ini sama ibu.”
“menyembunyikan? Maksud kamu nay?”
“kanaya dapet hadiah undian bu. Setiap akhir tahun, di tempat kerja kanaya memang selalu mengadakan gift away untuk karyawan – karyawannya- hadiah utamanya itu rumah, dan itu selalu di undi bu. Kebetulan waktu itu – kanaya sudah bekerja lamanya enam bulan, terus nggak nyangka ternyata kanaya yang mendapatkan hadiah pertama itu. nah, setelah itu kanaya cuman di suruh membayar pajaknya saja bu.”
“beneran?”
“beneran bu. Kanaya nggak bohong. Selama satu tahun ini kanaya menabung sedikit demi sedikit untuk membelikan properti atau alat – alat rumah untuk mengisi rumah ini bu. Ibu suka kan dengan rumah ini?”
“iya, ibu suka. Tapi, kamu nggak membohongi ibu kan?”
“enggak ibu. ibu percaya ya sama kanaya. Kanaya sudah susah payah menabung sedikit demi sedikit supaya ibu dan bella bisa tidur dan tinggal di tempat yang lebih layak.” Ucap kanaya sembari menghisap atau mengerucutkan bibirnya, sambil melihat ke atas dan ke kanan yang seperti sedang berbohong supaya dirinya dapat memberikan jawaban dari pertanyaan ibunya itu.
Ia juga mencoba untuk menyakinkan ibunya, agar ibunya tidak curiga kepada dirinya.
“kalau begitu, sekarang ibu lihat – lihat di dalam rumah ini bu.” Kata kanaya yang mengalihkan pembicaraan itu.
Akan tetapi ranti mempercayai apa yang kanaya katakan saat itu. ranti kemudian berjalan untuk melihat – lihat setiap sudut ruang yang ada di rumah itu dengan dibuntuti oleh kanaya.
“bagus, ibu suka nak. terimakasih ya.”
“sama – sama ibu. sekarang ibu dan bella sudah bisa tidur dengan nyaman dan nyenyak di sini. Kalian tidak lagi tidur berdekatan dengan panci – panci atau wajan – wajan hitam lagi. karena di rumah ini sudah ada tiga tempat tidur, dan lagi dapurnya juga sendiri.”
“iya kak. Nggak nyangka ya, kita akhirnya bisa tidur di rumah bagus ini bu.”
“iya bel.” Kata ranti sambil tersenyum berat.
“kalau begitu, kita cari makan di dekat sini yuk bu. Kanaya sudah sangat lapar sekali bu.” Ajak kanaya kepada ibunya sambil menarik tangannya.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah makan sederhana. Kanaya memesan makanan menu spesial di rumah makan sederhana itu. tak lama makanan yang dia pesan akhirnya datang dan di sajikan di meja mereka.
“kak, ini kan makanannya mahal – mahal.”
“sudah makan saja. sekali – sekali kita makan makanan yang mahal. Toh juga baru kali ini kan kita bisa makan seperti ini.”
“iya kak.”
“ayo bu, makan. Ibu mau makan pake lauk apa? Biar kanaya ambilkan.”
“sudah nak. biar ibu ambil sendiri. Kamu dan bella ambil duluan saja.”
Lalu kanaya dan juga bella mengambil lauk yang sudah di sajikan di hadapannya itu. tak lama ranti juga mengambil makanan itu. di tengah tengah mereka sedang menyantap makanan. Ranti tiba – tiba bertanya kepada kanya – dan pertanyaan itu membuat kanaya kaget lalu tersedak.
“enak kan makanannya.”
“iya kak, enak banget.”
“ya sudah habiskan ya bel. Sayang kalau kita sisakan makanan – makanan ini.”
Bella kemudian tersenyum sambil mengunyah makanan yang sedang ia makan.
“ibu suka makanan di sini kan bu?” tanya kanaya kepada ranti.
“iya nak. ibu suka. Terimakasih ya, karena kamu sudah mau mengajak ibu dan adik kamu untuk makan di sini.”
“iya bu. Kalau ibu dan bella senang, kanaya bahagia bu.”
Ranti pun kemudian tersenyum kepada anaknya itu.
“owh, iya nak. kita kan sekarang sudah mempunyai rumah sendiri. Otomatis kamu tinggal bersama ibu dan bella di rumah itu kan?”
Glup! ( suara menelan ludah kanaya)
Uhuk! Uhuk! ( suara batuk kanaya )
Karena ranti melihat anaknya seperti sedang tersedak, ia pun kemudian mengambilkan minum dan memberikan minum itu kepada kanaya. Lalu kanaya pun meminumnya.
Gluk, gluk, gluk!
“kamu kenapa nak? kak seperti kaget begitu? Ibu kan cuman bertanya, kamu akan tinggal bersama ibu dan bella di rumah itu kan?”
“kanaya enggak apa – apa kok bu. Gini, gini bu. Di tempat kerja kanaya itukan sistemnya teken kontrak, nak kanaya itu masih dalam kontrak di perusahaan itu. jadi untuk saat ini kanaya belum bisa tinggal bersama – sama ibu dan bella di sana.”
“memang kamu kerja di mana sih nak? bagian apa?”
“emm, kanaya kerja di.....” ucap kanaya yang kebingungan akan menjawab pertanyaan dari ibunya itu. belum selesai ia mengatakan di mana dirinya bekerja bella pun tiba – tila langsung menyahut perkataan dari kanaya.
“di mana kak?” sahut bella.
“emm.. emm... kanaya kerja di... iya di perusahaan tekstil bu. Di perusahaan tekstil.”
“perusahaan tekstil? Bagian apa?”
“banyak deh bu. Enggak cuman satu, dua bagian saja yang kanaya kerjakan. Pokoknya kerja kanaya itu pindah – pindah bagian bu.”
“owh gitu.”
“i.. ya.. bu. Habiskan bu, bel, makanannya.” Ucap kanaya.
Saat itu kanaya tidak menyangka kalau ibunya seperti curiga dengan dirinya.
“aduh, aku harus pintar – pintar menjawab pertanyaan dari ibu, supaya ibu tidak curiga kepada ku lagi. hampir saja aku tidak bisa menjawab pertanyaan ibu. huft. Maafkan anakmu ini yang sudah banyak berkata bohong kepadamu ya bu. Semua yang aku lakukan hanya ingin melihat kalian bahagia dan hidup yang layak. Apa lagi aku tidak ingin melihat ibu yang terus - terusan bekerja setiap tengah malam. Sekali lagi maafkan anakmu ini ya bu, yang selalu berbohong kepadamu.”Gumam kanaya dari dalam hatinya dengan melihat ibunya sembari memegang garpu dan juga sendok.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Piarni Asghar
wktu di sd suka nntn ceritanya sm persis dngan ini yg pemainnya lira virna. judulnya kupu kupu malam..klw gak salahhh..dh lama sih.ayooo thorrr sy penasaran bacanya
2020-12-13
2
Novisusanti
lanjut..
2020-10-16
0
Arika Kurniawati
sediiiih, jd baper...... cpt. lanjuuut donk
2020-10-16
0