"wahm..." aku bangun setelah mendengar suara alarm handphone.
Karena sudah masuk waktu sholat subuh. Aku melaksanakan sholat subuh seperti biasa dan membangun kan keluarga yang lain untuk shalat subuh. Ibu sudah duluan bangun dan bapak seperti biasanya masih sulit untuk dibangunkan. Adik-adik yang lain kebanyakan mengikuti langkah bapak.
Hari ini aku berangkat lebih pagi dari biasanya. Karena aku menjadi panitia untuk ujian tengah semester kali ini. Menurut guru yang pernah jadi panitia sebelumnya, ada kalanya orang tua murid pagi-pagi sudah datang untuk melakukan pembayaran dan mengambil kartu ujian. Semangat sekali mereka pagi-pagi sudah mau berangkat ke sekolah. Entah kenapa mereka dadakan sekali bayarnya mendekati waktu ujian. Kemaren-kemarin kemana saja mereka?
"Pagi pak. " Aku menyapa satpam yang menjaga pintu gerbang sekolah. Biasanya dia orang yang akan menutup gerbang kalau ada murid yang terlambat.
"Pagi pak ray. " Setelah memberikan salam kuparkir motorku di tempat biasa, aku melihat ruang TU terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang guru. Karena letaknya dekat dengan ruang guru. Dari pintu masuk ruang guru aku sudah bisa melihat keadaan dari ruang TU saat ini. Persis seperti dugaan kami, pagi ini sudah banyak yang mengantri untuk membayar biaya sekolah dan mengambil kartu ujian.
Pada proses ini biasanya orang tua yang langsung membayar dan mengambil kartu. Barulah kemudian ia serahkan kartu tersebut kepada anaknya. Sayangnya kadang ada juga anak yang teledor, sehingga ia kehilangan kartunya. Mau tidak mau mereka pasti akan mendapatkan bogem omelan dari orang tua.
Kebanyakan ibu dari orang tua murid yang mengantri. Bapak-bapak juga ada namun jumlahnya tidak sebanyak ibu-ibu. Memang biasanya urusan anak semuanya dipegang oleh ibu. Entah apa alasannya, mungkin karena kalau pagi kebanyakan bapak mereka sudah berangkat kerja.
Aku masuk ke ruang guru dan melihat semua panitia mulai berkemas karena ujian akan segera dimulai. Sebagai panitia, aku juga harus membantu mereka mengkondisikan tempat sebelum ujian berlangsung. Mulai dari menata meja guru agar bisa dipakai dengan nyaman oleh panitia, mengeluarkan kertas soal dan lembar jawaban, hingga memastikan proses ujian berjalan lancar sampai waktu ujian selesai.
Sekolah kami masih memerlukan waktu satu minggu untuk menjalankan UTS. Mulai dari hari senin hingga Sabtu. Karena jam murid memiliki dua zona waktu, pagi dan siang. Mau tidak mau kami harus standby dari jam 06 pagi hingga jam 05 sore. Kurang lebih 10 jam kami harus standby. Kemudian esok harinya kami harus standby dengan kurun waktu yang sama.
Tanpa dedikasi tinggi, tidak mungkin ada orang yang mau melakukan hal tersebut. Apalagi dengan gaji yang pas-pasan. Meskipun guru katanya adalah pahlawan tanpa tanda jasa, kalau hanya memiliki gaji seadanya, bagaimana mereka bisa makan. Apakah yang namanya pahlawan tidak boleh makan? Saya rasa seharusnya guru lebih mendapatkan perhatian yang layak. Meskipun kata salah satu pejabat, guru gajinya kecil tapi jaminannya surga. Saat di dunia mereka tetap juga butuh makan, bukan? Semoga saja kedepannya pendidikan indonesia bisa lebih maju lagi.
ketika kami sedang mempersiapkan untuk ujian, kepala sekolah masuk ke ruangan dan datang untuk mengecek progress ujian tengah semester.
"Pagi bapak ibu, gimana persiapan ujian, sudah beres?" Kepala sekolah datang dan menanyakan persiapan ujian kepada kami selaku panitia.
"Sudah beres Bu. Tinggal beberapa orang saja belum mengambil kartu ujian." Jawab ketua panitia UTS kepada kepala sekolah.
"Baguslah kalau begitu. Semoga semuanya lancar ya bapak ibu." Setelah duduk dan ngobrol sebentar dengan para panitia dan guru lainnya. Kepala sekolah kembali ke ruangannya. Pekerjaan kepala sekolah sampai saat ini masih cukup misterius bagiku.
Mereka memiliki banyak kegiatan seminar kepala sekolah, untuk meningkatkan kemampuan. Setiap dokumen kegiatan sekolah harus mereka tandatangani. Selain gaji, mereka juga mendapatkan tunjangan. Padahal saat kegiatan sekolah mereka kadang datang cuma untuk sekedar menemani saja, tidak melakukan pekerjaan yang banyak. Namun pernah kulihat sekilas gaji mereka cukup lumayan belum terhitung dari komisinya. Pastinya lebih banyak dari para guru.
Walaupun begitu, karena aku tidak pernah menjadi kepala sekolah. Beban yang dipikul pastilah berbeda. Sebagai kepala sekolah, setiap kebijakan yang mereka buat akan mempengaruhi nasib dari sekolah yang mereka pimpin. Kalau bagus mereka akan mendapatkan banyak pujian, ketika jelek pastinya mereka akan mendapat banyak hujatan. Saya rasa semua hal pastilah harus seimbang, tidak mungkin kita akan mendapatkan gaji yang tinggi kalau pekerjaan yang kita lakukan tidak beresiko tinggi juga.
‘Cukup lah, tidak perlu mikir aneh-aneh’ Batinku sambil menggelengkan kepala. Kami melanjutkan pekerjaan untuk mengurus prosesi jalannya ujian. Kedatangan kepala sekolah jangan sampai membuat pekerjaan kita terganggu.
Ruang kepala sekolah sendiri terletak di dalam ruang TU, di pojokan. Sehingga kalau ingin masuk kesana, kita harus melalui ruang TU terlebih dahulu. Karena itulah bisa saja kepala sekolah mampir ke ruang guru saat akan berjalan menuju ruangan kerjanya. Setiap guru harus tampil prima untuk mencegah terlihat kurang siap saat kepala sekolah berkunjung.
Untung kepala sekolah biasanya tidak mampir karena tempat parkir mobilnya lebih dekat langsung ke ruangan kepala sekolah daripada ruang guru. Dengan menggunakan mobil milik sekolah, ia pergi dari rumahnya menuju sekolah. Saya juga bingung bagaimana perlakuan mobil dinas sekolah. Apakah boleh kepala sekolah pakai untuk bepergian dari rumah menuju sekolah? atau hanya boleh dipakai saat ada kegiatan sekolah? Hal ini masih sebuah misteri bagiku.
*Teng Teng*
Suara bel masuk telah berkumandang. Para murid terlihat serius dan tegang sambil membaca buku pelajaran. Mereka mempersiapkan alat tulis mereka setelah bel berbunyi dan memanfaatkan sedikit waktu yang ada untuk membaca sebanyak mungkin pelajaran yang akan diujikan hari ini.
Perlahan satu persatu guru mulai masuk ke dalam ruangnya masing- masing. Tidak hanya guru yang menjadi pengawas. Beberapa staf TU juga mendapatkan jatah untuk mengawas. Pastinya setiap pengawas nantinya akan mendapatkan komisi juga setelah ujian selesai.
“Hah, akhirnya beres semua. tinggal bersiap untuk ujian jam ke 2” Setelah selesai membagikan semua jadwal pengawas untuk jam pertama. Kami langsung bersiap untuk ujian jam berikutnya.
Sambil menunggu waktu tersebut, kami sebagai panitia harus siap siaga kalau ada terjadi sesuatu saat ujian berlangsung. Bisa saja ada lembar jawaban yang kurang, tidak adanya kotretan saat pelajaran matematika. Dan masalah-masalah lainnya yang muncul harus segera kami selesaikan untuk kondisi ujian yang kondusif. Karena itulah kami selalu online WA kalau-kalau ada masalah yang muncul.
Sayangnya saat menjadi guru, hp saya cukup jadul sehingga lemot saat membuka WA. Alhasil ada beberapa momen ketika pengawas mengirim masalah namun tidak saya baca. Untungnya ada tim lain yang mengingatkan diriku. Mereka juga tidak langsung menghujat ketika saya tidak membaca adanya masalah dengan segera.
HP yang digunakan adalah merk brand lokal yang memiliki “teman” dalam namanya. Smartphone ini aku beli saat kuliah dulu dan sampai saat ini masih aku gunakan. Speknya sangat rendah karena harganya saja dulu saat aku beli di bawah 500 ribu rupiah.
Memang kalau zaman sekarang duit satu juta sudah bisa beli hp. Meskipun memang tidak akan canggih dan bisa memainkan game android berat. Bahkan game ringan juga tidak bisa di handphone milikku saat ini.
"Pak Ray, ruang sepuluh kekurangan kembar jawaban. Segera kasih nih ke sana" kata salah satu guru sambil memberikan kertas jawaban kepadaku.
"Siap. Akan segera dilaksanakan. Hehehe"
Dengan sigap aku segera menuju ruang tersebut. Tempatnya lumayan jauh dari ruang guru. Aku harus naik tiga lantai sebelum bisa sampai ke sana. Naik turun dari ruang guru lumayan membuat badan capek. Lumayan lah sekalian olahraga ringan.
"Ini pak kertas jawabanya." Aku memberikan kertas kepada pengawas di ruangan.
"Makasih pak Ray."
"Sama-sama pak"
Beberapa murid yang ada di depan bercanda kepadaku untuk memberikan mereka contekan. Aku hanya tertawa dan meminta mereka untuk lebih fokus dan teliti lagi dalam mengerjakan soal. Karena bisa saja sebenarnya mereka mampu mengerjakan namun salah sedikit akibat kurang ketelitian.
Aku kembali ke ruangan panitia setelah selesai memberikan kertas jawaban. Selain aku, ada juga petugas lainnya yang mengabsen setiap kelas satu per satu.
Mereka juga mengecek apakah nama yang tertera di atas meja sama dengan kartu ujian yang dibawa. Karena khawatir ada kartu atau meja yang tertukar. Biasanya saat jam pertama panitia melakukan ini.
Sayangnya aku tidak mendapatkan tugas ini sehingga kurang paham bagaimana proses absensi ini dilakukan. Namun setahuku tidak ada masalah dalam proses ini.
Selesai ujian, semua murid memasang wajah yang beragam. Ada yang tersenyum lega karena berhasil mengerjakan soall dengan baik. Ada juga yang malah mukanya semakin berkerut karena kesulitan dalam menjawab soal.
Bagi yang nilainya kurang mereka akan mendapatkan remedial nantinya. Setelah ujian jam pagi selesai, kami istirahat siang terlebih dahulu sebelum melanjutkan kerja sebagai panitia.
Jam siang kurang lebih kegiatanya sama dengan ketika di pagi hari. Namun para panitia dan pengawas lebih capek karena mereka sudah mengawas dari tadi pagi.
Wajah murid kurang lebih tidak mengalami perbedaan dengan yang pagi hari. Ada yang gugup sebelum ujian namun ada juga yang bermuka tenang. Atau mereka hanya pura-pura tenang?
...
..
.
"Teng teng teng*
Suara Bell telah menandakan ujian berakhir. Seluruh orang di dalam sekolah semuanya sudah bersiap untuk pulang. Biasanya murid pulang lebih cepat karena mereka langsung kabur setelah selesai mengerjakan soal. Sedangkan panitia pulang terakhir karena masih ada beberapa hal yang harus kami urus.
Ada murid yang keluar cepat karena mampu mengerjakan soal dengan baik. Namun ada juga yang keluar karena sudah terlalu pusing dan hanya pasrah menjawab sebisanya.
Aku ngobrol dengan beberapa murid dan guru yang sudah keluar dari kelas. Sebelum waktu Maghrib tiba, aku sudah pamit terlebih dahulu untuk pulang ke rumah. Karena aku ingin makan malam bersama dengan keluarga.
Kegiatan menjadi panitia ini cukup berat. Karena ini masih hari pertama dan juga baru kali ini aku menjadi panitia. Semoga saja besok-besok aku bisa menjalani tugas panitia dengan lebih mudah dan lancar tanpa ada hambatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
hasmag
bagaimana menurut kalian chapter kali ini?
2021-08-30
0