Hari pernikahan Dio pun tiba, Pagi itu seluruh keluarga sudah bersiap untuk pergi ke gedung tempat akan dilaksanakan acara pernikahan Dio dan Kinanti.
Felisha dan Bagas juga anak-anak sudah mengenakan seragam. Mereka terlihat seperti sebuah keluarga yang sempurna.
Tiba di gedung tempat akan diadakannya acara ijab qabul, Felisha tampak kesulitan turun dari mobil. Bagas pun membantu Felisha.
Setelah membantu Felisha turun dari mobil, kini Bagas membantu menurunkan Luna yang sama seperti Felisha tampak kesusahan untuk turun karena mengenakan kain dan kebaya seperti keinginannya.
Acara akad nikah akan segera dimulai. Kedua mempelai dan keluarga sudah berkumpul. Mata Bagas sedikit memicing ketika melihat Ezra yang akan menjadi wali nikah Kinanti.
Ternyata Ezra adalah kakak kandung Kinanti.Ia menjadi wali nikah karena ayah Kinanti sudah meninggal.Pantas Dio dan Ezra terlihat begitu dekat. Padahal Bagas sempat mengira jika Ezra ada hubungan yang spesial dengan Felisha. Ternyata ia salah.
Acara ijab qabul bejalan dengan lancar.Usai ijab qabul dan penandatanganan berkas pernikahan acara dilanjutkan dengan ceramah tentang pernikahan.
Bagas merasa tersentil ketika penceramah membahas tentang tugas dan kewajiban seorang suami kepada istrinya.
Dari sekian point penting hanya satu point yang Bagas penuhi selama usia pernikahan mereka yaitu napkah lahir saja. Bagas sadar betapa berdosanya dirinya selama ini kepada Felisha dan Luna.
Bagas semakin merasa bersalah ketika sudut matanya menangkap Felisha tengah menyusut matanya yang basah dengan tisu.Tangan Bagas terulur menggenggam tangan Felisha.
Serangkaian acara telah terlewati, acara dilanjutkan dengan acara resepsi selepas dzuhur nanti. Ada jeda waktu bagi pengantin untuk berganti kostum.
Para kerabat yang menghadiri acara ijab kabul pun mulai menikmati hidangan. Bagas terlihat mengobrol dengan Ezra sementara Felisha menemani bunda menyapa para kerabat yang sengaja hadir untuk menyaksikan acara akad nikah Dio dan Kinanti.
Nakula dan Sadewa sibuk menuntun Luna berburu makanan kesukaan mereka.
"Jadi Kinanti itu adik kamu? " tanya Bagas. Ezra mengangguk.
"Mereka pacaran sudah lima tahun.. jadi sudah waktunya mereka menikah meski harus melangkahi abangnya " ujar Ezra sambil tertawa. Bagas pun ikut tertawa.
Beberapa kali mereka bertemu baru kali ini mereka ngobrol. Ternyata Ezra cukup menyenangkan.
Ezra menoleh ke arah Bagas ketika pria itu tiba-tiba menawarkan sesuatu yang menggiurkan. Sebuah proyek pembangunan hotel di Bali.
"Tidak mungkin seorang Bagas Hadi Pranoto tiba-tiba memberi proyek jika tidak ada yang diinginkan " sindir Ezra
Bagas tertawa, ternyata Ezra dapat menebak jika Bagas sedang menginginkan sesuatu.
"Kamu benar " jawab Bagas santai
"Sudah aku duga " ujar Ezra tersenyum
"Apa yang kamu inginkan dari perusahaan kecil miliku? " tanya Ezra merendah. Bagas terdiam sejenak.
"Mutasikan kembali istri saya ke Jakarta " jawab Bagas. Ezra melongo
"Hanya itu? " tanya Ezra tidak yakin.
"Ya.. hanya itu " jawab Bagas.
"Oke... itu perkara gampang " ujar Ezra
"Saya akan kasih proyek itu jika istri saya sudah mutasi ke Jakarta "
"Oke.. deal !! " Mereka pun berjabatan tangan.
Obrolan bisnis antara Bagas dan Ezra terpotong dengan kedatangan Nakula dan Sadewa yang menuntun Luna. Wajah Luna tampak cemberut.
"Luna kenapa sayang? " tanya Bagas
"Kebaya nya kotor daddy.. ketumpahan ice cream " jawab Nakula
"Kasian.. sini daddy gendong " Bagas pun mengangkat tubuh Luna.. bocah itu tidak menolak.
Bagas pamit kepada Ezra untuk mencari Felisha. Ezra mengangguk.
"Fe.. kamu bawa baju ganti untuk Luna tidak? " tanya Bagas
"Ada di mobil.. ayok mommy gantiin baju dulu " Felisha meraih tubuh Luna dari gendongan Bagas.
"Sudah kamu temenin bunda saja.. biar Luna saya gantikan bajunya " ujar Bagas sambil pergi menuju tempat mobilnya terparkir.
"Nah.. ini lebih nyaman " ujar Bagas setelah mengganti baju Luna.
"Sini rambutnya disisir dulu " Bagas menyisi rambut Luna yang sedikit berantakan. Luna pun tampak lebih nyaman setelah berganti pakaian.
"Mau jalan atau daddy gendong? " tanya Bagas ketika mereka akan kembali kedalam gedung
"Jalan saja om " jawab Luna.
"Oke " Bagas pun menuntun Luna menghampiri Felisha dan sikembar yang tampak sudah menunggu mereka.
"Mas.. makan dulu " ajak Felisha. Bagas mengangguk. Mereka pun masuk kedalam antrian untuk makan.
Bagas kembali menggendong Luna saat mengantri. Akhirnya Felisha membawakan makanan untuk Bagas.
Mereka makan khusus dimeja yang disediakan untuk keluarga, Felisha makan sambil menyuapi Luna.
"Feli.. sombong lu mentang-mentang sudah jadi manager keuangan " Segerombolan tamu yang baru datang memanggil Felisha. Rupanya mereka teman kantor Felisha di Jakarta.
"Sudah sana biar Luna saya suapi " Bagas mengambil alih piring daritangan Felisha
Felisha menyambut teman-teman sekantornya yang juga teman sekantor Dio.
Jam 5 sore acara resepsi pun usai. Para tamu sudah pulang hanya tinggal kerabat dekat saja yang tersisa menemani ayah dan bunda.
Karena Luna tertidur dalam gendongan Bagas, dengan terpaksa Felisha pun pamit untuk pulang duluan.
Felisha protes ketika Bagas membawa mereka pulang ke rumah Bagas.
"Fe.. di rumah banyak saudara, mana muat kita berlima tidur dikamar kamu " ujar Bagas. Felisha pun tidak punya alasan untuk menolak.
Sesampainya di rumah Bagas, Felisha kembali protes ketika Bagas membawa Luna yang tengah tertidur ke kamar Bagas dilantai bawah. Kamar yang belum pernah sekalipun Felisha masuki semenjak mereka menikah.
Bagas tidak menanggapi aksi protes Felisha. Ia merebahkan tubuh mungil Luna diatas kasur king size nya yang nyaman.
"Aku tidak mau tidur disini.. aku mau tidur dikamar atas " ujar Felisha keras kepala.
"Kamarnya sudah saya rubah jadi tempat bermain anak-anak " jawab Bagas.. Felisha melongo.
"Sejak kapan? " tanya Felisha tidak percaya
"Sejak Luna di Jakarta.. Dia sering saya ajak kesini " jawab Bagas santai
Felisha membuang muka.. ternyata ia kecolongan. Diam-diam Bagas sering membawa Luna kerumahnya.
Bagas mengambil baju wanita dari walkin closet dan memberikan kepada Felisha.
"Apakah ini baju mbak Kinara? " tanya Felisha menatap tidak minat pada baju yang disodorkan Bagas.
"Saya tidak seperti kamu yang masih menyimpan baju Bagus dalam lemari kamu " sindir Bagas.
"Ini baju yang sengaja saya siapkan untuk istri saya jika dia pulang " jawab Bagas.
Ucapan Bagas bagai sebuah tamparan untuk Felisha. Dengan terpaksa Felisha pun mengambil baju yang diberikan oleh Bagas.
"Kamar mandinya disana " Bagas menunjuk ke arah pintu dekat walk in closet.
Felisha pun mandi dan berganti baju, menolak pun percuma.. tidak mungkin ia tidur dengan memakai kain dan kebaya.
Felisha keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang lebih segar. Baju yang Bagas berikan begitu pas ditubuhnya.
Setelah Felisha keluar dari kamar mandi, kini giliran Bagas yang masuk ke kamar mandi. Selama Bagas di kamar mandi, mata Felisha menyapu seluruh dinding dikamar Bagas.
Felisha terkesima dengan photo pernikahan mereka yang dipajang ditengah dengan ukuran lebih besar dari yang lain. Disana ada juga photo Nakula dan Sadewa juga Luna ketika mereka menunggangi kuda ketika di Lembang. Apakah Bagas juga menyiapkan semua ini untuk menyambut kepulangannya?
**Aku kasih double up nih.. biar ga terlalu gantung
Karena digantung itu ga enak.. hihihi
Happy Reading😘😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Liana Rismawati
selama 4thn gak ada yg mau berusaha buka hati mana ada cinta, dua" nya salah masih terikat dgn masa lalu
2022-09-12
4
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
serba salah ya fel.... ketika kita ingin menata lembaran baru ehhh si Ono gencar sekali berjuang meski mungkin sudah memaafkan tp mengingat 4 tahun anak diperlakukan seperti itu nelangsa nya gak bisa sembuh langsung.
2022-07-27
2
Nana Oshina
eleh Bagas,palingan juga bajunya baru dibeli. selama ini bukannya foto Kinara pun ada dimeja kerja.wajar donk Feli nyimpan semua kenangan bagus,wong kmu selama 4thn jug a ga ada usaha mendekati Feli biar tergantikan oleh mu, jgn merasa bersalah ya fe
2022-02-05
0