Sejak kejadian itu, minggu depannya Bagas dan si kembar tidak datang ke Bandung. Bahkan minggu berikutnya pun mereka tidak muncul.
"mommy.. kenapa kakak kembar tidak datang kesini lagi ? " tanya Luna
"Mungkin om Bagas nya sedang sibuk " jawab Felisha.
"Tapi Luna kangen sama kakak " rengek Luna.
"Minggu depan kita ke Jakarta " ujar Felisha
"Bener mommy? " tanya Luna. Felisha mengangguk.
Hari pernikahan Dio dan Kinanti memang sudah semakin dekat, dan Felisha akan mulai membantu bunda untuk mempersiapkan pernikahan kakaknya.
Hari yang dijanjikan Felisha pada Luna pun tiba. Felisha dan Luna pulang ke Jakarta dengan menggunakan kereta. Dio menjemput mereka di stasiun.
"Cucu enin tambah cantik saja, ini pipi semakin bulet " Bunda menciumi pipi Luna gemas. Setelah beberapa bulan tidak bertemu dengan cucu satu-satunya itu tentu saja ayah dan bunda rindu.
"Jadi tanggal pastinya kapan bun kak Dio nikah? " tanya Felisha.
"Bulan depan..keluarga Kinanti maunya tanggal 7..kita ngikut saja " jawab bunda
"Masih ada waktu Feli bantu sebisanya " ujar Felisha
"Semua sudah disiapkan oleh oleh kakak kamu dan Kinanti. Oh iya.. ada seragam untuk kamu dan Bagas juga anak-anak, sebaiknya kamu cepat-cepat antarkan ke rumah Bagas takutnya tidak keburu dijahit " ujar bunda.
"Mas Bagas juga? " tanya Felisha
"Ya iya Fe.. walau bagaimana pun dia kan masih suami kamu " jawab bunda sambil menyerahkan satu buah paperbag berisi kain batik untuk Bagas, Felisha dan anak-anak.
Sorenya Felisha membawa Luna mengunjungi rumah Bagas untuk memberikan kain batik untuk seragaman mereka.
"Kakak Feli.. Luna.. " Sikembar langsung berlari menyambut kedatangan Felisha dan Luna. Tak lama kemudian Bagas pun muncul.
"Kakak kenapa tidak pernah ke Bandung lagi.. kakak bohong katanya mau sering nengokin Luna " Luna langsung ngambek kepada kedua kakaknya.
Nakula dan Sadewa tidak menjawab, mereka hanya melirik ke arah Bagas
"Daddy nya sedang sibuk sayang.. nanti kalau sudah tidak sibuk daddy dan kakak kembar pasti akan tengokin Luna " jawab Bagas.
Felisha tau Bagas berbohong, Ia pasti tersinggung karena mendengar ucapan Dio waktu di Bandung.
"Saya kesini mau mengantarkan ini " Felisha memberikan paperbag berisi kain batik kepada Bagas.
"Apa ini? " tanya Bagas
"Kain untuk seragaman.. bulan depan kak Dio nikah " jawab Felisha
"Sebaiknya cepat-cepat dijahit takut waktunya mepet " ujar Felisha
"Kamu bisa antar saya mencari tukang jahit? " tanya Bagas.
Felisha mengangguk, Bagas tentu belum pernah berurusan dengan tukang jahit.Mereka pun pergi ke butik langganan Felisha.
Mereka diukur satu persatu, untuk urusan model Bagas menyerahkan sepenuhnya kepada Felisha.
"Nanti kalau sudah selesai kita photo bersama biar kita punya photo keluarga " ujar Bagas ketika mereka mulai meninggalkan butik.Harapan Bagas masih sangat tinggi untuk melanjutkan biduk rumah tangganya dengan Felisha.
"Luna.. malam ini tidur di rumah daddy ya! " bujuk Bagas melirik kearah Luna yang duduk dibelakang bersama kedua kakaknya.
"Kita tidur di rumah bunda " Felisha menjawab dengan cepat. Bagas terlihat kecewa. Dengan terpaksa Bagas pun mengantarkan Felisha dan Luna ke rumah orang tuanya.
"Daddy.. kami juga ingin menginap di rumah enin " pinta sikembar
"Iya kakak.. nginep di rumah enin saja sama Luna " belum juga diijinkan Luna terlihat senang.
"Iya mas biar anak-anak nginep sama aku " ujar Felisha
"Ya sudah.. nanti besok daddy jemput " Akhirnya Bagas mengijinkan Nakula dan Sadewa menginap di rumah mertuanya.
Karena hari pernikahan Dio yang sudah dekat, keesokannya Felisha pulang ke Bandung tanpa membawa Luna. Luna tetap tinggal di Jakarta bersama orangtua Felisha.
Felisha pulang ke Bandung diantarkan oleh Bagas. Luna dan si kembar memilih tinggal bersama bunda Felisha.
Sepanjang perjalanan mereka lebih banyak diam, Bagas sesekali melirik ke arah Felisha.
"Kalau kamu ngantuk tidur saja " ujar Bagas ketika melihat Felisha beberapa kali menguap. Felisha berusaha untuk tidak tidur. Ia tidak tega melihat Bagas menyetir sendiri.
Jam 10 malam mereka sampai di Bandung. Bagas terlihat mengantuk, ia memejamkan matanya sejenak di sopa sebelum ia kembali ke Jakarta.
Hampir satu jam Bagas tertidur. Felisha tidak tega untuk membangunkan Bagas. Akhirnya Felisha menyuruh Bagas tidur di kamar tamu.
Malam itu Bagas menginap di rumah Felisha tanpa anak-anak.
Tengah malam Felisha terbangun ketika mendengar sesuatu di dapur. Felisha pun bergegas menuju dapur.
"Mas.. cari apa? " tanya Felisha ketika melihat Bagas sedang mencari sesuatu didalam kulkas.
"Saya mencari makanan.. tadi belum sempat makan malam " jawab Bagas jujur
"Ya ampun kenapa tidak bilang kalau belum makan.. padahal tadi bunda masak banyak " ujar Felisha.
Karena didalam kulkas hanya ada mie instant dan Bagas tidak terbiasa makan itu akhirnya mereka pun keluar untuk mencari makan.
"Diujung jalan ada yang jual nasi goreng mau? " tanya Felisha
"Iya.. asal jangan mie instan " jawab Bagas.
Mereka pun pergi menuju tukang nasi goreng yang mangkal di ujung komplek dengan berjalan kaki
Sepanjang mereka berjalan, Bagas menggenggam tangan Felisha. Tidak ada alasan bagi Felisha untuk menolak.. kenyataannya ia merasa sedikit takut berjalan ditengah malam meski bersama Bagas.
Setelah mendapatkan pesanannya Bagas pun makan dengan lahap. Terlihat sekali ia sedang sangat lapar.
"Mas Bagas seperti yang kelaparan ": ujar Felisha sambil tertawa.
Bagas terpana melihat Felisha tertawa padanya. Ini untuk yang pertama kalinya ia melihat Felisha tertawa padanya sejak mereka menikah. Padahal waktu pacaran dengan Bagus Felisha termasuk gadis yang ceria.
" Terimakasih " ujar Bagas lirih
"Untuk apa? " tanya Felisha tidak mengerti
"Untuk senyum kamu malam ini " jawab Bagas. Felisha langsung diam menunduk.
Setelah menghabiskan makanannya, mereka pun pulang.Bagas kembali menggenggam tangan Felisha ketika mereka melewati segerombolan pria yang sedang nongkrong di pinggir jalan.
Senin pagi Felisha membuatkan sarapan untuk Bagas sebelum ia ke kantor.Felisha melihat sekilas ke arah Bagas yang masih mengenakan baju yang kemarin.
"Mas Bagas mau ganti baju? " tanya Felisha
"Memang ada? " tanya Bagas
"Ada beberapa kaos mas Bagus.. sepertinya muat " jawab Felisha
Bagas menatap dalam kearah Felisha.. ternyata setelah 4 tahun Felisha masih menyimpan baju Bagus. Ada rasa tidak suka dalam hati Bagas. Namun Karena tidak nyaman dengan baju yang dipakainya dari kemarin Bagas pun tidak punya pilihan, ia menerima tawaran Felisha untuk memakai baju milik adiknya.
Setelah berganti pakaian mereka pun sarapan bersama.
"Mas.. boleh aku nitip sesuatu? " tanya Felisha
"Apa? " tanya Bagas
"Aku titip baju Luna dan boneka kesayangannya.. kemarin tidak sempat dibawa karena rencananya hanya menginap satu malam di Jakarta " jawab Felisha
"Ya " jawab Bagas singkat
Felisha langsung beranjak ke kamarnya, ia memasukan beberapa baju Luna kedalam tas, dan boneka kesayangan Luna.
Pagi itu Bagas terlebih dahulu mengantarkan Felisha ke kantor sebelum ia kembali ke Jakarta.
Setelah mengantarkan Felisha ke kantornya, Bagas pun melajukan mobilnya menuju Jakarta. Bibirnya menyungging sebuah senyuman manakala ia melirik sebuah boneka pemberian nya yang Felisha sebut boneka kesayangan Luna.
Maaf ya ga bisa tiap hari up.. karena pas bikin novel ini waktunya berbarengan dengan kesibukan Author di dunia nyata.. 🙏🙏🙏
Happy Reading 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Moch Rayhan
baguuusssss , tapi lebih candu cerita turun ranjang apalagi kisahnya nana ama adit asoyy dah tuh pasangannnn....
2023-01-15
0
Bila D
mulai mencair x
2022-04-08
0
Tutun Imam
yess
2022-02-14
0