Bagas hari ini terpaksa tidak ke kantor karena Nakula dan Sadewa demam tinggi. Sudah tidak aneh bagi Bagas jika si kembar sakit selalu bersamaan.
Jika dulu ada Bagus yang ikut membantu menjaga si kembar, setelah Bagus meninggal ada Felisha. Namun sekarang Felisha pun pergi meninggalkannya. Kini Bagas hanya mengandalkan kedua pengasuh mereka.
Karena demam tinggi akhirnya Bagas membawa Nakula dan Sadewa ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif dokter menyatakan jika ada masalah di pencernaan si kembar yang diakibatkan oleh pola makan yang tidak teratur. Dan dokter menyarankan agar si kembar di rawat.
Akhirnya Nakula dan Sadewa di rawat di rumah sakit. Bagas sengaja memesan kamar yang menyatu untuk si kembar.
Jam lima sore, sepulang dari kantor Felisha meminta Dio untuk mengantar ke rumah sakit.
"ngapain ke rumah sakit Fe? " tanya Dio
"Nakula dan Sadewa dirawat " jawab Felisha
"Bagas menghubungi kamu? " tanya Dio tidak suka.
"Bukan.. pengasuh yang ngasih tau " jawab Felisha. Tadi siang pengasuh si kembar mengabari Felisha jika si kembar sakit dan sedang dirawat di rumah sakit.
Meski dengan berat hati, Dio tetap mengantar adiknya untuk menengok Nakula dan Sadewa putra sambungnya.
Bagas terlihat kaget melihat kedatangan istri dan kakak iparnya, karena Bagas tidak pernah memberitahu jika putranya sakit dan sedang dirawat.
Nakula dan Sadewa terlihat sangat senang dengan kedatangan Felisha dan Dio.
"Kakak Feli.. om Dio " panggil si kembar manja kepada Felisha dan Dio.
Meski Dio tidak terlalu menyukai Bagas, namun melihat Nakula dan Sadewa yang sedang terkapar di ranjang perawatan rumah sakit cukup membuat hati Dio iba.
"Makan dulu ya.. mumpung buburnya masih anget " Felisha mengambil bubur yang baru diberikan oleh perawat untuk si kembar. Nakula dan Sadewa mengangguk.
Felisha mulai menyuapi si kembar. Sementara Dio duduk di sopa bersama Bagas yang tampak sedikit gugup dengan kedatangan Felisha dan Dio.
"Terimakasih sudah datang menengok " ujar Bagas lirih.
Dio tidak menjawab, ia lebih tertarik memperhatikan adiknya yang sedang sibuk menyuapi si kembar.
"Kalian itu harus makan yang benar dan jangan jajan sembarangan " nasehat Felisha setelah si kembar menghabiskan bubur.
"Iya ka " jawab Nakula
"Kakak Feli dan Luna kapan pulang? " tanya Sadewa
"Kakak sama Luna tidak bisa pulang sayang.. kan kakak kerja.Tapi kakak janji akan sering-sering nengokin kalian " Felisha mengusap kepala Nakula dan Sadewa sambil tersenyum.
Bagas membuang muka melihat wajah kedua putranya yang terlihat kecewa mendengar jawaban Felisha. Bahkan dirinya pun merasa kan hal yang sama seperti yang kedua putranya rasakan.Meski Ia selalu bersikap dingin kepada Felisha namun entah mengapa hati kecilnya berharap agar Felisha dan Luna tidak pergi meninggalkannya.
Setelah kenyang makan bubur yang disuapi Felisha, akhirnya Nakula dan Sadewa tidur. Perlahan Felisha beranjak dari ranjang si kembar.
"Mas aku pamit ya " Felisha pamit kepada Bagas yang dibalas anggukan dari Bagas
"Terimakasih sudah datang " ucap Bagas sebelum Felisha dan Dio meninggalkan kamar perawatan si kembar.
Setelah dirawat selama tiga hari akhirnya kondisi kesehatan si kembar berangsur membaik.Mereka pun sudah diperbolehkan pulang.
Sejak Nakula dan Sadewa dirawat, Bagas kini jadi lebih memperhatikan si kembar. jika setiap hari Ia hanya bertemu si kembar pada saat pagi dan malam saja, sekarang setiap sabtu dan minggu Bagas selalu menghabiskan waktu bersama kedua putranya. Bahkan tak jarang Bagas tidur dikamar si kembar.
Sabtu pagi Nakula dan Sadewa merengek kepada Bagas minta diantar ke sebuah mall. Bagas pun mengantar kedua putranya ke tempat yang mereka inginkan.
Bagas menautkan alisnya ketika si kembar menarik tangan Bagas menuju ke sebuah toko mainan yang identik dengan perempuan karena di dominasi warna merah muda.
"Sebetulnya kalian mau beli apa? " tanya Bagas sedikit tidak suka ketika kedua putranya memilih boneka dan satu set mainan masak-masakan khas perempuan.
"Kami mencari kado daddy " jawab Nakula
"Teman kalian ulang tahun? " tanya Bagas
"Kami mencari kado untuk Luna.. besok Luna ulang tahun " jawab Sadewa.
Luna ulang tahun? bahkan Bagas sendiri tidak tahu tanggal kelahiran Luna.
Bagas memsukan beberapa mainan lagi yang menurutnya akan disukai oleh Luna kedalam troli.
"Daddy juga mau kasih kado buat Luna " ujar Bagas ketika melihat si kembar yang melongo.
Keesokannya, Bagas dan si kembar pergi ke rumah orangtua Felisha. Di mobil Bagas penuh dengan kado untuk Luna.
Begitu mobil Bagas masuk ke halaman rumah orangtua Felisha, mereka disuguhi pemandangan yang cukup mencubit hati Bagas. Luna sedang mencoba sepeda barunya dengan dipegangi oleh Ezra.
"kakaaaak kembal... aku punya cepeda balu dali om Eza " Teriak Luna sambil memperlihatkan sepeda barunya.
Bagas menurunkan semua kado untuk Luna. bocah itu mengerjap ketika melihat banyak kado yang Bagas bawa.
"Selamat ulang tahun Luna " ucap si kembar sambil menciumi pipi Luna bergantian.
"Makacih " jawab Luna centil
"Selamat ulang tahun ya Luna " Bagas mendekat kearah Luna, namun Luna malah menyembunyikan tubuhnya dibelakang Ezra
"Eh Luna.. kasih salim sama daddy nya " ucap Ezra merasa tidak enak.
"Makacih om " ucap Luna takut. Ezra tertegun ketika Luna menyebut Bagas dengan sebutan Om.
Bagas merengkuh tubuh mungil Luna dan mencium kening Luna. Entah mengapa Ia merasa tidak suka ketika Luna memanggilnya Om... Padahal sebutan itu berasal dari mulut nya sendiri.
"Oom Eza.. ayo kita main cepeda lagi " Luna menarik-narik tangan Ezra.
"Ayok " Ezra pun kembali mengajari Luna naik sepeda barunya.
Kedatangan si kembar langsung disambut hangat oleh keluarga Felisha
"Aduuuh cucu-cucu enin yang ganteng datang.. gimana sudah sehat? maaf enin tidak bisa nengokin " ujar bunda Felisha
"Tidak apa-apa bun, yang penting doanya " jawab Bagas
"Kalian makan dulu gih.. enin bikin nasi tumpeng " Bunda Felisha menggiring mereka ke ruang makan.
Felisha dan Dio yang sedang makan kaget melihat kedatangan Bagas dan anak-anak.
"Sini makan sayang " Felisha langsung bangkit dan mengambilkan nasi tumpeng untuk Nakula dan Sadewa juga Bagas. Sementara Dio langsung pergi dengan membawa piringnya.
Nakula dan Sadewa memilih makan bersama Dio diteras sambil menonton Luna yang sedang mencoba sepeda barunya.
Tinggalah Bagas dan Felisha berdua di ruang makan.Keduanya menikmati nasi tumpeng dalam keheningan. Baik Bagas maupun Felisha tak ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Sampai akhirnya Bagas yang membuka suara.
"Fe.. tolong kasih Saya kesempatan " ucap nya lirih. Tidak dingin seperti biasa.. lebih tepatnya sedikit memohon.
"Kesempatan untuk apa? " tanya Felisha
"Untuk memperbaiki hubungan kita " jawab Bagas. Felisha tertawa
"Padahal Saya sedang menunggu mas Bagas mengurus perceraian kita " ujar Felisha
Bagas menghentikan makannya. Matanya menatap ke arah Felisha dalam
"Saya tidak akan menceraikan kamu! " jawab Bagas lugas
"Jika mas Bagas tidak mau maju.. biar Saya yang maju " ujar Felisha Tegas
"Fe... Saya mohon beri Saya kesempatan " Bagas kembali memohon.
Felisha terdiam, seorang Bagas Hadipranoto memohon kepadanya.Seharusnya Felisha merasa tersanjung. Tapi rasa sakit dan kecewa sudah terlanjur mendarah daging dalam hati Felisha.
**Perjuangan Bagas sepertinya akan sangat panjang
Jangan lupa dukungannya ya Feli lover.. Happy reading 😘😘😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Elisanoor
saya klo jadi Felly ogah 😁
2024-01-17
0
Bila D
wajarlah kalo Feli sakit hati, sampai bertahun-tahun, jelas sdh berkarat lah
2022-04-08
3
Athaya
Selamat berjuang mas Bagas 😁😁
2022-03-17
1