Setiap weekend kini menjadi agenda wajib bagi Bagas dan si kembar mengunjungi Felisha dan Luna di Bandung. Meski tidak terlalu menyukai Bagas namun Felisha tetap menerima pria yang masih berstatus suaminya itu sebagai tamunya.
Jam 9 pagi Bagas dan si kembar sudah sampai di rumah Felisha di Bandung, sepertinya mereka berangkat dari Jakarta pagi-pagi sekali.
Luna yang baru selesai mandi langsung berlari menyambut kedatangan kedua kakaknya.Luna dan si kembar langsung anteng bermain di kamar Felisha.
Setelah membuatkan secangkir kopi untuk Bagas, Felisha membeli sayur di tukang sayur keliling langganannya.
"Neng Feli itu suaminya ya? " tanya bu Novi tetangga sebelah menunjuk ke arah Bagas yang sedang duduk di teras sambil menikmati kopinya.
"Iya bu.. " jawab Felisha
Mau tidak mengakui pun percuma karena memang mereka masih berstatus suami istri
"Kenapa tidak tinggal disini? " tanya bu Novi lagi
"Suami saya kerja di Jakarta bu, paling kalau weekend kesini " jawab Felisha
"Suaminya ganteng begitu.. neng Feli tidak takut suaminya diambil orang? " seloroh bu Novi. Felisha hanya tersenyum menanggapi ucapan bu Novi.
"Saya duluan ya bu " Felisha pamit setelah membayar semua belanjaannya.
Sementara Luna dan si kembar anteng bermain di kamar, Felisha pun sibuk di dapur untuk menyiapkan makan.
"Ada yang bisa saya bantu? "
Felisha nyaris terlonjak ketika tiba-tiba Bagas menghampirinya di dapur.
"Tidak ada.. mas Bagas tunggu saja di depan " ujar Felisha gugup.
Bagas bukannya pergi, ia malah mengambil pisau dan membantu memotong sayuran.
"Apa seperti ini? " Bagas memperlihatkan hasil potongannya.
"Iya " jawab Felisha
"Lebih baik mas Bagas disana saja, biar saya yang masak " ujar Felisha yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran Bagas di dapur.
"Saya hanya ingin membantu kamu " jawab Bagas kekeh.
"Tapi saya tidak nyaman " jawab Felisha jujur.
"Apa itu yang kamu rasakan ketika berada di dekat saya? " tanya Bagas sambil menatap Felisha dalam. Felisha menunduk.
"Fe... katakan pada saya, apa yang harus saya lakukan agar kamu nyaman bersama saya " pinta Bagas.
"Tidak ada " jawab Felisha lirih.
Setelah Felisha menyelesaikan masakannya, Bagas membantu Felisha membawa semua masakan ke meja makan.
Begitu mencium aroma masakan, Luna dan si kembar datang tanpa harus dipanggil.
"Mommy aku mau makan " Luna langsung duduk di kursi
"Daddy ambilkan ya " Bagas mengambil piring dan mengisi dengan nasi dan lauknya.
"Terimakasih om " ucap Luna
Felisha berusaha menahan tawanya melihat Bagas yang kekeh menyebut dirinya daddy sementara Luna tetap pada pendiriannya memanggil Bagas dengan sebutan om.
"Kenapa tersenyum? " tanya Bagas tidak suka. Ia tau Felisha sedang mentertawakan dirinya.
"Tidak " jawab Felisha
"Daddy.. kami ingin pindah Sekolah " ucap Nakula.
Felisha dan Bagas langsung menatap ke arah Nakula.
"Kalian sedang ada masalah di sekolah? " tanya Felisha.
Nakula dan Sadewa saling pandang kemudian menggeleng.
"Lalu kenapa kalian ingin pindah sekolah? " tanya Bagas
"Kami lelah dad jika setiap weekend harus bolak-balik Jakarta-Bandung.. jadi kami ingin sekolah disini saja biar sama-sama terus sama Luna " kini Sadewa yang bersuara.
Bagas memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut. Permintaan kedua putranya itu sudah pasti mustahil untuk terwujud.
"Kakak Feli.. boleh ya kita tinggal disini? " si kembar menatap Felisha penuh permohonan.
Felisha membisu tidak tau harus menjawab apa. Bagaimana bisa ia akan lepas dari Bagas jika Nakula dan Sadewa ingin ikut dengannya.
"Mommy.. aku mau kaka kembar tinggal disini " Luna mulai merengek kepada Felisha
"Nanti kita pikirkan ya.. sekarang kalian makan dulu " akhirnya Felisha berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
Tidak mungkin Felisha menuruti keinginan si kembar untuk tinggal bersamanya disaat ia ingin berpisah dari Bagas.
Selesai makan Luna kembali bermain dengan kedua kakaknya. Beruntung Nakula dan Sadewa tidak terus merengek kepada Bagas dan Felisha untuk pindah ke Bandung.
Siangnya Bagas membawa anak-anak ke bioskop. Kebetulan ada film anak yang sedang tayang disana. Felisha selalu tidak bisa menolak karena Luna selalu ingin ikut bersama kedua kakaknya.
Bagas dan Felisha menuntun ketiga anak mereka mencari nomor kursi sesuai tiket. Setelah menemukan mereka pun duduk manis sambil menikmati pop corn yang Bagas beli sebelum film dimulai.
"Luna mau minum? " Bagas memberikan sebotol air mineral kepada Luna. Luna pun menerima nya.
"Nakula dan Sadewa terlihat serius menonton film hingga selesai. Sedangkan Luna baru setengah jam saja sudah langsung tertidur dipangkuan Felisha.
Lampu menyala tanda film telah selesai. Bagas mengangkat tubuh Luna yang tertidur di pangkuan Felisha dan menggendongnya. Mereka pun pulang.
Sesampainya di rumah, Dio sudah menunggu diteras rumah Felisha. Ia datang bersama Kinanti kekasihnya.
" Kak Dio.. lama menunggu? " tanya Felisha sambil membuka kunci pintu rumahnya.
"Lumayan " jawab Dio dingin. Ia terlihat tidak suka dengan kehadiran Bagas disana. Apalagi melihat Luna yang tertidur dalam gendongan Bagas.
Bagas menidurkan Luna dikamar Felisha. Ini untuk yang pertama kalinya Bagas masuk ke kamar Felisha. Nakula dan Sadewa pun menyusul Luna tidur di kamar Felisha.
Hati Bagas mencelos melihat satu dinding yang dihiasi banyak photo adiknya, Felisha dan Luna.
"Kenapa dia ada disini? " bisik Dio
Felisha tidak menjawab, ia hanya menunduk
"Sayang jangan begitu.. mereka masih suami istri " Kinanti berusaha meredakan kemarahan Dio.
"Tapi suami macam apa yang mengabaikan istri dan anaknya " Dio tampak masih kesal atas perlakuan Bagas kepada Felisha selama ini.
"Kamu mau baikan lagi dengan dia? " tanya Dio
"Tidak kak " jawab Felisha lirih.
"Kalau sampai kamu balikan dengan dia.. kakak adalah orang yang pertama yang menentangnya " ujar Dio.
Bagas yang baru keluar dari kamar Felisha tidak sengaja mendengar perdebatan kakak adik itu. Demi menjaga agar tidak terjadi pertengkaran akhirnya Bagas pamit. Ia memutuskan untuk menginap di hotel. Meninggalkan Nakula dan Sadewa yang sudah terlanjur tidur bersama Luna.
"Kamu lihat kan Fe.. seenaknya saja dia pergi meninggalkan Anak-anak nya bersama kamu.Mau saja kamu dijadikan pengasuh " ujar Dio geram.
"Sudah mas.. kita kesini kan mau nengok Luna, bukan mau marahin Feli " ujar Kinanti. Dio pun sedikit luluh.
Malam itu Dio dan Kinanti menginap di rumah Felisha.Sebetulnya maksud kedatangan mereka adalah selain menengok Luna juga untuk mengabari Felisha mengenai rencana pernikahan mereka yang akan dilaksanakan tidak lama lagi.
Felisha tentu sangat senang kakaknya akan melepas masa lajangnya. Terlebih wanita yang akan Dio nikahi adalah Kinanti, wanita lembut yang sudah Dio pacari sejak lima tahun lalu.
"Kalau sudah dekat waktunya kamu dan Luna pulang ke Jakarta ya.. bantuin bunda persiapan " titah Dio
"Iya kak " jawab Felisha.
Keesokannya Bagas menjemput Nakula dan Sadewa untuk pulang ke Jakarta.
"Daddy biasanya kita pulang sore.. ini kan masih pagi. kita masih mau main sama Luna " Nakula protes.
"Daddy ada kerjaan.. ayok pamit sama semuanya " titah Bagas.
Meski kesal si kembar pun pamit kepada Felisha, Dio dan Kinanti.
Luna menangis tersedu-sedu melihat Bagas membawa Nakula dan Sadewa pulang. Hati Felisha terasa diiris melihat Nakula dan Sadewa yang tampak masih enggan untuk pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Naya
Bisa dibayangkan, pasti sedih suasananya, saat mau berpisah 😭
2024-07-31
1
himawatidewi satyawira
pengen nggetok pala mas bntr biar insap
2023-03-14
1
Anisnikmah
renggang lagi menjauh lagi nih
2022-05-12
0