Om Buah Hatiku
Bagas melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kota Bandung. Beberapa menit yang lalu ia mendapati kabar jika mobil yang dikendarai oleh bagus adik semata wayangnya mengalami kecelakaan di ruas tol cipularang.
Kepanikan jelas terlihat diwajah dinginnya, karena didalam mobil itu juga ada kedua putranya.
Tadi pagi Nakula dan Sadewa putra kembarnya yang berusia tujuh tahun memaksa ingin ikut dengan om nya yang akan ke Bandung mengunjungi rumah nenek Felisha pacarnya.
"Jangan nanti kamu repot. Kamu tau sendiri Nakula dan Sadewa itu tidak bisa diam " Bagas melarang adiknya membawa kedua putranya ikut.
"Kan ada Felisha mas, jadi tidak masalah bawa dua anak " ujar Bagus.
Bagus berusaha membujuk kakaknya agar mengijinkan membawa si kembar, ia tidak tega melihat kedua keponakannya merengek ingin ikut dengannya.
Bagas tampak berpikir sejenak. Kedua putranya memang sangat dekat dengan adik semata wayangnya itu juga Felisha pacarnya.
Kemanapun Bagus pergi kedua bocah itu selalu ingin ikut.Bahkan acara ngapel malam minggu ke rumah Felisha pun kedua anak itu selalu ingin ikut.
Untungnya Felisha pun termasuk penyayang anak-anak sama seperti Bagus. Jadi gadis itu sama sekali tidak keberatan jika kencannya direcoki oleh si kembar.
"Ya sudah kalian boleh ikut om Bagus " akhirnya Bagas mengijinkan.Sikembar pun berteriak kegirangan.
Kini Bagas merasa menyesal telah mengijinkan mereka pergi ke Bandung.Sepanjang perjalanan ia tidak berhenti berdoa semoga semuanya baik-baik saja.
Tiga jam perjalanan Jakarta-Bandung Bagas lewati.Kini kaki panjangnya melangkah cepat menyusuri koridor sebuah rumah sakit di Bandung tempat semua korban kecelakaan dirawat.
Bagas akhirnya menemukan Felisha dan kedua putranya di ruang perawatan.Mereka hanya mendapat luka ringan. Hanya kondisi Felisha saja yang masih belum sadarkan diri.
Bagas mencari informasi mengenai keberadaan Bagus adik semata wayangnya. Kaki Bagas mendadak lemas begitu mendapat kabar jika Bagus termasuk dari salah satu korban meninggal dalam kecelakaan beruntun itu.
"Kenapa kamu tega meninggalkan mas Bagas dek?..kamu tau mas Bagas hanya punya kamu dan si kembar didunia ini " Lirih Bagas didepan jenazah adik semata wayangnya.
Dua tahun yang lalu Bagas harus kehilangan istri dan kedua orangtuanya dalam sebuah kecelakaan pesawat, kini ia juga harus kehilangan adik dan om kesayangan kedua putranya.
Keesokannya jenazah Bagus dibawa ke Jakarta untuk dikebumikan di pemakaman keluarga berdampingan dengan makam kedua orangtuanya dan kinara istri Bagas.
Felisha dan si kembar tidak dapat menghadiri pemakaman Bagus karena masih dalam perawatan di Bandung.
Disana si kembar dijaga oleh kedua pengasuh mereka. Sementara Felisha sudah ada orangtuanya yang menjaga.
Keesokannya Bagas kembali ke Bandung. Kondisi si kembar sudah membaik dan dokter sudah mengijinkan pulang. Sebelum pulang ke Jakarta,Bagas menyempatkan pamit kepada orangtua Felisha.
Bagas sangat prihatin melihat kondisi Felisha, wanita itu terlihat depresi atas meninggalnya Bagus.Kabut duka yang mendalam terlihat dari tatapan matanya yang kosong.
"Nak Bagas bisa kita bicara sebentar? " ucap ayah Felisha lirih. Bagas mengangguk.
Ayah membawa Bagas keluar dari ruang perawatan Felisha. Mereka duduk dibangku koridor rumah sakit.
"Dokter masih belum mengijinkan Felisha pulang, ia masih harus mendapatkan perawatan lanjutan .. " ayah Felisha tidak melanjutkan ucapannya.
Bagas terdiam, menunggu ayah Felisha melanjutkan ucapannya. Pria paruhbaya itu terlihat menyusut matanya yang basah.
"Dokter baru akan mengijinkan Felisha pulang jika.. kandungannya sudah benar-benar aman" lanjutnya.
"Kandungan.. maksudnya Felisha sedang mengandung? " tanya Bagas, Ayah Felisha mengangguk.
"Maaf.. saya terpaksa mengatakan ini pada nak Bagas, karena saya tidak tau harus bagaimana lagi. Orang yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilan Felisha telah meninggal dunia " ucap ayah Felisha sendu.
Bagas terhenyak, cobaan seakan datang silih berganti.kabar kehamilan Felisha menambah beban pikiran dikepalanya.
"Akan saya pikirkan dan coba bantu cari jalan keluarnya ! " ujar Bagas lirih.
Jujur sekarang ini ia tidak dapat memutuskan apapun.Pikirannya benar-benar buntu. Kehilangan Bagus saja sudah membuat dirinya terpuruk.
"Saya mengerti.. Nak Bagas masih dalam suasana berkabung. Saya mengatakan ini hanya sekedar memberitahu saja " ucap ayah Felisha bijak.Bagas mengangguk.
**********
Bagas melajukan mobilnya meninggalkan kota Bandung membawa kedua buah hatinya pulang ke Jakarta.
Si kembar terlihat murung, mereka masih dilanda kesedihan karena kehilangan om kesayangan mereka.
"Daddy.. aku mau ke makam om Bagus " rengek si kembar.
"Nanti ya kalau kalian sudah benar-benar sembuh " jawab Bagas.Kedua anak itu kembali murung. Bahkan hingga mobil yang Bagas kendarai mulai memasuki halaman rumah mereka pun keduanya masih terlihat murung.
Bagas membawa kedua putranya ke kamar mereka dengan dibantu oleh dua pengasuh yang mengurus mereka sedari bayi
"Sekarang kalian istirahat, besok daddy ajak kalian ke makam om Bagus " Janji Bagas. Si kembar pun mengangguk patuh.
Setelah memastikan si kembar tidur, ia pun Keluar dari kamar si kembar, Bagas melangkah kan kakinya menuju ke kamar Bagus. Kamar itu terlihat dingin karena ditinggalkan oleh penghuninya dan tak akan pernah kembali.
Semua dinding kamar Bagus dihiasi oleh banyak photo Bagus dan Felisha.Seolah Felisha adalah satu-satunya objek foto yang ada di dunia ini.
Diantara sekian banyak photo Bagus dan Felisha, Bagas tertarik pada sebuah Photo dimana Bagus dan Felisha sedang berciuman mesra didepan sebuah rumah mungil yang asri, sepertinya rumah itu baru selesai dibangun. Entah rumah milik siapa.. setaunya itu bukan rumah orangtua Felisha.
Diatas meja kerja Bagus, ia menemukan lebih banyak photo Bagus dan Felisha dengan berbagai fose yang lucu, juga beberapa photo kebersamaan mereka dengan si kembar.
Didalam laci Bagas menemukan beberapa berkas dan passport milik Bagus, juga sebuah buku tabungan dengan saldo yang lumayan besar.
Selain kuliah Bagus juga menekuni dunia Fotografi. Dari hobby nya itu Bagus mempunyai penghasilan yang lumayan dan selalu ia tabung
Sebulan yang lalu, Bagus mengutarakan keinginannya untuk menikah muda yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Bagas.
Bagas ingin agar Adiknya dapat menyelesaikan kuliah nya dulu yang memasuki semester akhir, kemudian membantu dirinya di perusahaan.
Selain itu usia Felisha yang masih muda dan baru lulus SMA menjadi pertimbangan Bagas melarang adiknya menikah dalam waktu dekat ini.
Sekarang Bagas menyesal telah melarang keinginan adik kesayangannya itu. Jika saja ia tau itu adalah keinginan terakhirnya sudah pasti Bagas tidak akan melarang dan segera menikahkan Adiknya dengan Felisha.
Bagas mengusap sudut matanya yang basah dengan ujung jarinya. Kini Bagas mengerti kenapa adiknya itu ingin segera menikahi Felisha, rupanya itu adalah bentuk sebuah pertanggungjawaban atas kekhilapan yang sudah mereka berdua lakukan.
Seandainya pada saat itu Bagus jujur, tentu ia akan mendukung sepenuhnya apa yang seharusnya Bagus lakukan sebagai lelaki yang bertanggung jawab.
Jika suka tolong tinggalkan jejak ya readers
Happy reading😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
syaqilla
ini udah tahun 2024, n aku msi baca ulang cerita ini, karna aku rindu,
2024-06-10
0
Asisthaning Nirwana
ulang lagi yukkkk...kangen akuuuu
2024-01-20
0
Safitri Agus
mampir lagi disini Thor,😊
2023-05-14
0