Setelah bayi Felisha lahir, ayah dan bundanya tidak ada yang menanyakan Bagas. Tidak seperti saat sukuran 4 bulanan dimana bunda selalu menanyakan Bagas yang belum datang.
Sekarang mereka terlihat seperti tidak terlalu mengharapkan kedatangan menantunya itu.
Sebetulnya sejak lama kedua orangtua Felisha mulai curiga jika rumahtangga Bagas dan Felisha tidak berjalan dengan sewajarnya.
Kecurigaan mereka bertambah kuat ketika mendengar celotehan si kembar yang mengatakan jika Bagas dan Felisha selama ini tidur terpisah.
Setelah kondisi Felisha mulai pulih,ayah dan bunda pun membawa putri dan cucu mereka pulang.
Nakula dan Sadewa tampak senang dengan kehadiran adik mereka.Keduanya selalu berebut ingin dekat dengan adik mereka.
"Fe..sebaiknya kamu kabari nak Bagas, kasih tau kalau kamu sudah melahirkan " saran bunda. Felisha diam sepertinya Ia enggan mengabari Bagas, toh selama ini Bagas tidak pernah peduli padanya. Bagas hanya peduli kepada kedua putranya saja.
Dengan enggan Felisha pun mengambil ponselnya.
"Mas.. Aku sudah melahirkan " satu pesan yang sangat singkat.
Tak lama kemudian tanda centang berwarna biru pun terlihat kalau Bagas sudah membaca pesan yang Felisha kirimkan.
"Ya " balasnya... cuma ya saja.
Seketika Felisha merasa menyesal telah mengabari Bagas. Namun jika tidak diberitahu Felisha tidak Mau kembali disalahkan oleh Bagas dan dituduh tidak menganggap Bagas sebagai suaminya, meski kenyataannya justru terbalik. Bagas lah yang tidak pernah menganggap Feli sebagai istrinya.
Setelah seminggu berlalu, Bagas baru datang menampakan batang hidungnya berbarengan dengan acara aqiqah yang diadakan di rumah orangtua Felisha. Rupanya dari Bandara Bagas langsung ke rumah Felisha,terlihat dari koper yang Ia bawa saat pergi ke Kalimantan.
Begitu sampai Bagas langsung membersihkan tubuhnya karena acara akan segera dimulai. Ayah menyerahkan sebuah kertas kosong beserta spidol kepada Felisha
"Tulis nama lengkap bayi nya " titah Ayah
Aluna..
"Hanya itu? " tanya ayah.
Felisha mengangguk, Ia belum sempat mencari nama lengkap untuk bayinya.
Bagas mengambil spidol ditangan Felisha dan mulai menulis
Aluna Bagas Hadipranoto
Diberikannya kertas itu kepada mertuanya.Felisha menelan ludah getir, hati kecilnya menginginkan nama Bagus yang ada dibelakang nama putrinya...Ayah pun pergi membawa kertas bertuliskan nama lengkap cucunya itu kedepan dan menyerahkannya kepada pak ustad.
Bagas menggendong bayi Aluna diikuti oleh Nakula Dan Sadewa mengelilingi para hadirin yang melantunkan solawat dan doa sebagai wujud rasa syukur atas kelahiran bayi Aluna. Para tetua juga memotong sedikit rambutnya sambil mendoakan kebaikan untuk bayi itu.
Selama dalam gendongan Bagas, bayi Aluna tampak tidur pulas. Hingga acara selesai bayi cantik itupun sama sekali tidak terbangun.
Selesai acara,Bagas langsung terkapar diatas ranjang Felisha bersama Aluna. rupanya Ia masih lelah karena baru pulang dari Kalimantan dan belum sempat istirahat.
Malam itu untuk yang pertama kalinya mereka tidur dalam satu ranjang. Itupun ada Aluna diantara mereka sebagai pembatas.
Bagas mengabaikan beberapa kerabat yang penasaran ingin tau yang mana suami Felisha, karena pada saat pernikahan Felisha,hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat saja.
Sebulan setelah melahirkan, Bagas membawa Felisha dan anak-anak pulang ke rumahnya.
Ayah dan bunda Felisha terpaksa mengijinkan meski sebenarnya mereka tidak terlalu yakin jika Bagas akan mampu menjaga putri dan cucunya.
"Ayah dan bunda tidak usah khawatir, Saya sudah menyiapkan baby sitter untuk Aluna " ucapan Bagas sedikit mengurangi kekhawatiran ayah dan bunda Felisha.
Turun dari mobil Bagas, Felisha membawa Aluna ke kamarnya, diikuti oleh Nakula dan Sadewa.
Begitu memasuki kamar, mata Felisha menangkap ada sebuah box bayi berwarna putih dan sebuah lemari baju bayi yang teronggok didekat ranjang Felisha,
"Bi.. siapa yang menyiapkan semua ini? " tanya Feli kepada pelayan yang membantu membawakan barang-barang Feli dari mobil Bagas. Sementara Bagas sendiri langsung mengunci diri dikamarnya dan tidak keluar lagi
"Bapak mbak " jawab pelayan itu
"kemarin bapak dan mang jajang pasang box bayi itu sampai malam "
Felisha menurunkan Aluna diatas box bayi nya dibantu oleh baby sitter yang sudah datang sejak dua hari yang lalu.
"Kakak Feli kita mau tidur disini sama dedek Luna " rengek si kembar
"Iya boleh " jawab Felisha.
malam itu Felisha tidur berbagi ranjang dengan si kembar. Untung Luna tidak rewel sehingga tidak mengganggu tidur kakak-kakaknya. Bayi itu hanya merengek sebentar,setelah Feli beri Asi Luna pun tidur lagi.
Keesokannya Nakula dan Sadewa turun untuk sarapan sebelum mobil jemputan sekolah mereka datang.
"Kemana kakak Feli? " tanya Bagas karena Felisha pagi itu tidak ikut turun untuk sarapan seperti biasanya.
"Kakak Feli sedang kasih mimik dedek Luna " jawab Sadewa.
Bagas pun melanjutkan sarapannya.Tidak masalah baginya ada atau tidak ada Felisha ikut sarapan pagi itu, yang terpenting melihat kedua putranya baik-baik saja sudah cukup baginya.
"Daddy kami pergi " pamit si kembar ketika suara klakson mobil jemputan sekolahnya sudah terdengar.
Tak lama kemudian setelah menghabiskan sarapannya Bagas pun pergi ke kantor.
Begitulah Felisha.. seorang gadis belia yang karena kekhilapannya akhirnya harus terjebak dalam ikatan pernikahan tanpa cinta.
Felisha tidak tau sampai berapa lama Ia akan bertahan.. satu tahun.. dua tahun.. atau selamanya Felisha harus menghabiskan sisa hidupnya bersama orang yang sama sekali tidak pernah menganggap keberadaannya. Semua itu hanya demi status Aluna,buah cintanya dengan Bagus.
Baby sitter membawa Aluna keluar untuk berjemur,Felisha memperhatikan bagaimana pengasuh putrinya itu begitu luwes mengurus bayi merah itu.
"Mbak Mia punya anak berapa? " Tanya Felisha kepada pengasuh Aluna.
"Dua mbak.. semua ikut ibu Saya dikampung " jawabnya
"Suami mbak Mia dikampung juga? " tanya Felisha lagi.
"Suami Saya sudah meninggal karena kecelakaan " jawab nya.
"Ooh.. " gumam Felisha.
Setelah 10 menit, Aluna pun dibawa masuk. Mbak Mia memberitahu Felisha bahwa jika menjemur Aluna sebaiknya sebelum jam 10 pagi dan waktunya cukup 10- 15 menit. Jika diatas jam 10 pagi, sinar ultra violet tidak baik untuk kesehatan kulit bayi.
Sebagai ibu muda yang minim pengalaman tentunya nasehat dari mbak Mia begitu berguna untuk Felisha. Selain cara berjemur, mbak Mia pun mengajari Felisha cara memandikan bayi yang benar.Bahkan cara Felisha menyusui pun tak luput dari perhatian wanita berumur 40 tahunan itu.
Meskipun jauh dari pengawasan bundanya, namun kehadiran pengasuh bayinya itu cukup membuat Felisha tenang dan tidak khawatir.
Dalam hal ini Felisha sangat berterimakasih kepada Bagas yang telah mencarikan baby sitter yang tepat untuk Luna. Sepertinya Bagas menerapkan standard yang tinggi untuk para pengasuh anak-anak nya. Terbukti kedua pengasuh si kembar pun tak kalah telatennya dari mbak Mia.
**Jika suka tolong tinggalkan jejak
Happy reading 😘😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
iis nurhayati
iklan teros bikin kesel
2024-12-21
0
Elisanoor
nama suami saya Khadi Pranoto 🤣 bisa sama begini 🤣🤣
2024-01-17
0
💜jiminaa💜🐣
kbngetan kamu bagas berrti kamu gak benar² sama aluna kamu nikhin feli hnya hny untuk nama baik kluargamu saja
2022-09-29
3