"Awww... pelan-pelan donk, Ra." suara ringisan terdengar menghiasi kamar hotel yang baru saja dipesan oleh Nara.
Senyum terbit saat mendengar ringisan pria yang sedang dia obati di ranjang. "Maaf. Lagian kenapa juga kamu harus berantem? Kaya anak SMA aja." olesan salep terasa lebih lembut dari sebelumnya.
Mata berkandung luka lebam itu melirik sekilas setelah mendengar ucapan sang istri. "Terpaksa." jawabnya singkat. Kode tak ingin membahas perkelahian yang terjadi di rooftop hotel. Memalukan.
"Terpaksa demi apa? Sampai rela bertaruh wajah?" Nara terus mengoles salep yang baru dibeli itu dengan hati-hati. Sebenarnya, dia juga takut saat menyentuh luka tersebut. Namun mengingat jika suaminya yang harus mengobati sendiri, dia tidak tega.
Apakah rasa tidak tega, termasuk tanda-tanda cinta?
"Demi kamu." lirihnya.
"Tapi, kenapa juga kamu harus berbohong?"
Pertanyaan itu, sontak membuat Naren menatap Nara. Menghentikan gerakan lembut diwajah tampannya. "Memang kenapa kalau aku berbohong? Kamu ngga suka?" emosi yang masih menggebu, membuat Naren tidak seperti biasanya.
Namun Nara hanya membalas dengan senyuman. Maklum. Dirinya paham, jika sang suami saat sudah emosi, pasti seperti itu. Butuh waktu lama untuk meredakannya. Secara apa, suaminya adalah orang dengan sifat kesabaran yang tinggi. Sekali marah, ya sudah. Lama akan mereda.
"Bukan begitu. Aku cuma ngga suka kalau kamu bohong. Lebih baik jujur walau itu pahit."
Naren menghembuskan napas berat, "Maaf. Aku juga terpaksa."
"Jangan minta maaf sama aku. Yang sekarang lebih butuh maaf kamu, Yumna. Dia ngga mau lihat kamu, takut." ungkap Nara yang membuat Naren melirik ke arah putrinya yang tertidur pulas dengan memeluk bantal guling berwarna putih. Wajahnya menenangkan. Ingin sekali Naren mencium pipi gembulnya dan mengecup keningnya.
Namun, Naren mengurungkan semua itu. Takut putrinya bangun dan menangis. Apalagi setelah mendengar ungkapan dari Nara. Tidak tega.
"Udah." Nara bersiap menaruh salep di atas meja bundar, tapi tangan kekar yang tadi digunakan untuk memukul itu memegangnya. Menariknya ke dalam pelukan. Merasakan detak jantung yang berpacu dengan cepat.
Nara diam dalam dada bidang sang suami. Meresapi kehangatan yang diberi. Menunggu sang empunya untuk berbicara terlebih dahulu.
"Ra, aku tanya sesuatu sama kamu." dengan suara beratnya, Nara bisa mendengar ucapan sang suami.
Nara mendongakkan wajahnya. Memandang ciptaan Tuhan yang maha kuasa yang telah mengirimkan malaikat tampan dengan sejuta kesabaran itu. "Tanya apa?"
Mata keduanya saling menatap. Membuat garis lurus yang tak terlihat. Hanya dengan cinta yang bisa melihat dan merasakannya.
"Apa kamu udah mulai mencinta sama aku?"
Hembusan napas bisa dirasakan wanita berhijab yang kini sedang ditatap lekat oleh pria berstatus suaminya. Hening sejenak. Pikiran melayang menuju kisah-kisah bersejarah yang pernah keduanya ukir bersama.
"Ra, please. Jujur. Aku butuh jawabannya. Sekarang. Setelah hampir tujuh tahun kita bersama. Mengukir kisah, mengarungi bahtera rumah tangga dan merawat Yumna seperti anak kandung kita. Apa masih belum cukup, waktu memberikan secercah cinta?" dengan lembut dan penuh harap Naren mengungkapkannya.
Dirinya ingin tahu, apakah istrinya itu telah memberi secercah cinta untuk dirinya, belum atau tidak?
Hati Nara bergetar. Sudut matanya mengalir air bening. Melewati pipi mulus tanpa ada suatu hambatan.
"Ra, apa benar kalau kamu masih cinta sama Gio? Saudara se ayah ku?" pertanyaan sekaligus mengingatkan itu membuat Nara semakin terdiam dalam pikirannya.
Entahlah, dirinya merasa bingung. Cinta. Rasa itu terus menghantui. Dia nyaman bersama sang suami, namun dia selalu berharap juga cinta pertamanya kembali.
Sebenarnya, dia memberikan cinta itu untuk siapa? Sang suami yany selalu memberikan kenyamanan dan sejuta kesabaran? Atau cinta pertamanya yang kembali setelah sekian Lama dengan membawa luka?
*
*
*
Bersambung...
Jangan lupa dukung terus para pembaca setiaku. Makasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KLO NARA MSH MNGHARAPKN GIO, SUNGGUH NARA WANITA DURHAKA YG GOBLOK
2023-05-29
1
Ruby Talabiu
lanjut thor smangat ya
2021-06-09
0