Malam minggu yang terang dengan berbagai taburan bintang di langit dengan tambahan toping bulan. Menghiasi malam minggu kala itu. Canda tawa terdengar bahagia dari keluarga kecil yang sedang jalan-jalan disebuah mall.
Tidak biasanya pada malam minggu, Nara ingin sekali pergi menghirup udara kota untuk melepas penatnya. Naren yang menyadari keinginan dari istrinya itu akhirnya berencana mengajak Nara dan Yumna jalan-jalan malam.
Perhatian yang diberikan Naren terkadang membuat Nara merasa bersalah. Suaminya itu tak kenal lelah. Menghadapi berbagai cobaan dan ujian yang diberikan dalam pernikahan mereka. Terutama ujian untuk menerima Naren menjadi penghuni abadi dalam hatinya. Karena itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Bahkan setelah tujuh tahun terlewati pun, penghuni hati itu masih tetap sama dengan orang yang sama.
Tetapi, Nara berniat untuk terus mencoba perlahan melupakan dan melepaskan penghuni yang ada dihatinya. Lalu, berusaha untuk menerima penghuni hati yang baru. Itulah yang ingin Nara lakukan. Mencoba ikhlas untuk semuanya. Karena sekarang masa depannya bukan penghuni hati lama, tetapi suaminya yang selalu menanti menjadi penghuni abadi.
***
Pukul sembilan malam keluarga kecil Naren keluar dari mall. Mereka berjalan menuju basemant dengan tangan bergandengan layaknya keluarga yang diliputi kebahagiaan.
Naren masuk terlebih dahulu ke dalam mobilnya, lalu disusul Nara dan Yumna. Setelahnya, Naren melajukan mobil menuju jalan raya yang ramai dengan orang di alun-alun kota.
Yumna duduk dipangkuan Nara dengan memeluk boneka barunya. Sedangkan Nara, memilih memeluk Yumna dengan erat. Mereka berdua menikmati perjalanan yang lumayan membutuhkan waktu lama.
"Mommy, Yumna ingin adek." rengek Yumna yang membuat Naren dan Nara terkejut.
"Kenapa kamu ingin adek, sayang?" Tanya Naren ketika lampu merah.
Yumna melihat ke arah daddynya yang sedang menunggu lampu merah menjadi hijau. "Teman-teman Yumna pada punya adek. Masa Yumna ngga punya." jawab Yumna dengan wajah berubah cemberut.
"Yumna sayang, Yumna ngga boleh iri sama teman. Nanti juga Yumna punya adek. Sabar ya." Nara mengelus puncak kepala Yumna dengan lembut. Berusaha memberi pengertian pada anak sekecil Yumna.
Naren yang mendengar penjelasan dari Nara hanya bisa diam dengan pikirannya yang melayang pada masa depan. Dimana keluarga kecilnya itu akan lengkap dengan penuh kebahagiaan. Naren, Nara, Yumna dan adiknya kelak. Sebuh impian dimasa depan.
***
Sesampainya dirumah, Naren segera keluar terlebih dahulu dari mobilnya. Membuka pintu satunya lagi untuk menggendong si kecil Yumna yang tertidur pulas. Begitu pun dengan Nara yang ikut tertidur.
Naren bergantian menggendong dua wanita yang membuatnya terus bertahan dalam ikatan pernikahan demi sebuah kebahagiaan. Tak apa punggung encok, asal mereka bahagia Naren akan melakukannya.
Satu kecupan mendarat dikeningnya Nara saat tubuhnya menyatu dengan ranjang empuk. Menggeliat pelan karena merasa sedikit terganggu. Rasa kantuk yang membuat matanya begitu berat untuk terbuka, Nara memilih untuk masuk ke alam mimpinya yang tadi terjeda saat dirinya menggeliat merasakan sesuatu dingin menempel di keningnya.
"Selamat mengarungi mimpi indah, my wife!"
***
Pagi indah ditambah dengan nyanyian burung membuat suasana semakin hidup. Aroma masakan tercium jelas dari arah dapur. Menggugah selera orang yang tinggal di rumah.
Hari minggu adalah waktu yang selalu dinantikan oleh Nara. Istirahat dari sibuknya pekerjaan. Merasakan sebuah kehangatan bersama dengan keluarga kecilnya. Mengisi waktu dengan bermain bersama, meminum secangkir teh dengan ditemani roti kelapa, dan berenang sebagai rutinitas olahraga.
"Yey! Mommy masak bola-bola mie kesukaan Yumna!" teriak Yumna saat dirinya sudah duduk di meja makan setelah aroma harum masakan mommy menjadi alarm tidurnya.
Naren berjalan menuruni tangga menuju dapur. Panggilan mengisi perut sudah terdengar sedari tadi. Apalagi mendengar teriakan Yumna membuatnya semakin bersemangat untuk memulai hari minggu pagi dengan secangkir kopi dan ditemani sang istri.
"Wah, wah! Masak apa hari ini?" Naren menarik kursi di meja makan dan duduk tenang disana.
"Bola-bola mie kesukaan Yumna." jawab Yumna sembari menggigit kecil bulatan berisi mie dan sayuran yang masih hangat itu ke dalam mulutnya.
Nara datang menghampiri Naren dan Yumna. Menyajikan masakan yang disukai oleh Naren di atas meja. Lalu, ikut bergabung setelah memanggil bi Inul untuk ikut serta juga.
"Ayo dimakan, sayang." Nara menyiapkan sarapan untuk Yumna. Nasi putih, telor mata sapi dan bola-bola mie. Membentuk sebuah gambar imajinasi yang membuat Yumna tersenyum senang.
Naren yang melihat makanan kesukaaannya terhidang didepannya, segera mengambil nasi putih dan rendangnya. Menyuap beberapa sendok ke dalam mulutnya sembari menikmati rasa enak yang tercipta dari bumbu rendang.
"Gimana? Apa ada yang kurang?" Nara mencoba bertanya tentang masakannya itu kepada Naren.
"Pas! Enak banget. Pokoknya aku bakal nambah." jawab Naren dengan menunjukkan jempol.
Senyum simpul terbit saat melihat penilaian dari Naren. "Kalau bibi gimana? Enak ngga bi?" Nara berganti meminta penilaian dari bi Inul.
"Enak banget, bu. Ada asem-asemnya." puji bi Inul jujur.
"Ada asem-asemnya? Berarti ada yang ngga pas donk kalau gitu?" segera Nara mencicipi rendang buatannya.
Benar saja. Ada pedas, manis, dan asam. Komplit.
"Ngga papa. Yang penting udah coba bikin. Besok-besok pasti bakal pas kok. Tenang saja. Aku bakal habisin rendangnya." Naren terus memakan sarapannya sembari menyemangi Nara yang sedang belajar.
*
*
*
Bersambung...
Jangan lupa like, hadiah dan koment. Makasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JGN2 NARA BLM BERIKN HAK SUAMINYA... MAKANYA SDH 7 TH MNIKAH BLM ADA ANAK
2023-05-29
0
Sulaiman Efendy
HATI LO SDH DIHUNI IBLIS & SYAITHON, MKANYA LO MSH MMIKIRKN LKI2 INGKAR JANJI YG BKN MAHRAM LOO
2023-05-29
0
Ruby Talabiu
suami yg baik
2021-05-27
1