"Om pulang dulu, ya? Mommy kamu lagi cariin kamu pasti. Semoga lain kali kita ketemu lagi, ya?" kecupan dipuncak kepala Yumna mengakhiri pertemuannya dengan pria berwajah tampan. Tak kalah tampannya dengan sang daddy.
"Jangan lupa dimakan permennya. Enak lho. Dah, sayang." pria bertubuh tinggi berjaket itu langsung pergi setelah melambaikan tangannya kepada gadis mungil yang baru saja menarik perhatianya.
Tak selang berapa lama, suara mommy-nya terdengar. "Ya Allah, sayang. Kenapa kamu ada disini? Dan ini, kamu dibeliin siapa?" pelukan mommy membuat Yumna membalikkan badannya. Tentunya dengan tangan memegang permen pemberian dari om yang tak dia ketahui namanya.
"Permennya dari om." jawab Yumna dengan polos.
Naren menghampiri putri kecilnya dengan membawa es krim yang tadi dia beli. Berjongkok didepan putrinya yang sedang memakan permen bergambar love.
"Kamu dari mana aja? Daddy cariin kamu. Daddy kan udah bilang, kamu jangan kemana-mana. Dan ini, kamu dibeliin siapa?" rentetan pertanyaan membuat Yumna hanya diam. Bingung dengan banyaknya pertanyaan yang terlontar dari daddy-nya.
"Dari om katanya." Naren mendongak, melihat wajah cantik berhijab itu menjawab pertanyaan mewakili putrinya.
"Om? Om siapa?"
Nara mengedikkan bahunya, tidak tahu.
"Lain kali, jangan kaya gitu lagi ya sayang. Kamu ngga boleh pergi sama orang yang ngga kamu kenal. Dan ingat, jangan pernah kamu terima apapun dari orang tersebut. Sini permennya." Naren benar-benar tak habis pikir dengan apa
yang terjadi. Dirinya yang sangat khawatir itu memutuskan untuk mengambil permen yang berada ditangan Yumna. Membuangnya dengan paksa. Karena pikiranya sudah kemana-kemana. Mengingat di Indonesia sedang maraknya penculikan anak.
"Huaaa." tangisan Yumna terdengar saat melihat permen yang dia suka dibuang oleh daddy-nya.
"Ayo kita pulang." setelahnya Naren mengajak semuanya pulang. Tak lupa memberikan es krim yang dibelinya pada Nara. Dan meminta Nara agar membuat Yumna mengerti.
Ayah Ael hanya diam ketika melihat menantunya sedang dalam mood tidak baik. Begitu pula dengan Yumna yang terus menangis. Yumna menolak es krim yang tadi Naren berikan pada Nara untuknya.
"Ngga mau. Yumna pengen permen." ucapnya merajuk.
Siang itu acara jalan-jalan berakhir dengan tangis Yumna. mereka semua pun kembali ke tempat parkir mobil dan segera pulang ke rumah.
Sedangkan pria tadi, dia diam-diam mengikuti kemana mobil yang membawa gadis yang dia kasih permen. Tak peduli dia akan dibilang seorang penculik anak, mata-mata atau apapun itu. Dia tetap pada pendiriannya. Tidak peduli. Satu tuajuannya sekarang. Mengetahui dimana rumah yang mobil itu tuju.
Di dalam mobil, Yumna memeluk tubuh Nara dan menangis dipelukannya. Berulang kali Nara menawarkan es krim yang mulai mencair itu, namun Yumna menolak. Dirinya ingin permen bukan es krim.
Perlahan, tangisan Yumna berganti dengan keheningan. Gadis mungil itu menutup matanya karena lelah menangis. Tidur dipangkuan sang mommy dengan usapan lembut dikepalanya, membuat Yumna nyenyak tidur diperjalanan pulang.
"Apa dia tidur?" setelah menetralkan emosi dalam dirinya, Naren menoleh ke belakang. Bertanya pada Nara.
"Iya. Mungkin dia kelelahan menangis. Nih, es krimnya." Nara menjawab dengan tangan kiri terus mengusap kepala Yumna. Dan tangan kanannya menyodorkan es krim pada Naren.
Naren menerima es krim yang tadi diinginkan putrinya. Lalu, mulai menikmati lelehan es krim sembari terus mengontrol emosi yang datang tanpa permisi.
Khawatir dan cemas. Itulah yang Naren rasakan saat itu. Dia takut kehilangan putri satu-satunya. Peninggalan berharga dari mendiang istri tercintanya. Itu semua membuat dia takut. Takut kehilangan orang yang dia sayang.
Pikiran Nara melayang ke kejadian beberapa saat yang lalu. Masih memikirkam siapa orang yang mendekati Yumna dan memberinya permen yang terdapat racun atau tidak. Seingatnya, di Turkey tidak mungkin akan terjadi seperti itu. Karena dia lahir dan hidup di Turkey. Jadi dia paham.
"Yah, emang kejadian kaya Yumna sering terjadi disini?" setelah menghabiskan es krim Yumna, Naren memilih bertanya pada ayah mertuanya.
Ayah Ael yang mengemudikan mobil kesayangannya di jalan raya, menoleh ketika menantunya bertanya. "Seinget ayah si ngga, Ren."
Naren menghembuskan napas berat. Dirinya bertanya-tanya kenapa bisa itu terjadi pada putrinya? Dia berdoa, semoga kedepannya tidak terjadi lagi. Amin.
*
*
*
Bersambung...
Jangan lupa like, koment dan favorite. Gratis!!! Makasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
CURIGA, BNAR TU, PSTI SI OM ITU LKI2 YG DITUNGGU NARA, KLO NGGK, KNP IKUTIN MOBIL NAREN DN KLUARGANYA
2023-05-29
0
Sulaiman Efendy
JGN2 TU OM2 YG BRTEMU YUMNA, LKI2 YG DITUNGGU NARA
2023-05-29
0
Mirnawati Djarni
mungkin laki2 itu yg slalu Nara tggu kehadiranx
2021-06-05
0