"Besok jadwal kamu konfresi pers?" tanya Naren menghampiri Nara yang tengah merebahkan tubuhnya setelah selesai berenang di sore hari.
"Iya."
"Ini kopi susu." Naren mengulurkan segelas kopi susu kesukaan Nara kepada istrinya yang sedang menikmati angin sore.
"Makasih."
Naren duduk di kursi lounger dengan segelas kopi ditangannya. Ikut merebahkan tubuh basahnya itu disana.
"Kamu ingat yang tadi malam Yumna katakan?"
"Iya." jawab Nara pelan.
"Udah enam tahun kita menikah, tapi..." ucapan Naren terhenti saat Nara memotong ucapannya.
"Tapi, kita belum dikaruniai anak. Iya kan?"
Naren mengangguk pelan. Sebenarnya dia ragu untuk membahas hal tersebut. Tapi ketika mengingat ucapan Yumna tadi malam, hati kecilnya bergejolak. Rasa ingin memiliki buah hati dengan Nara semakin besar. Walau cinta itu belum dia dapat seutuhnya, tetapi apa salah jika dia menginginkan buah hati setelah enam tahun pernikahannya?
"Pertama aku minta maaf sama kamu. Sebenarnya, aku selalu minum pil setelah kita berhubungan." Nara mengucapkan dengan jujur walau pada hakikatnya dia tidak sanggup untuk jujur. Tetapi itulah kenyataan yang sebenarnya. Pahit.
Deg!
Kepingan rasa sakit telah membuat sosok Naren melemah. Dia tidak pernah menyangka jika selama dia menikah, istrinya itu diam-diam memakai pil untuk mencegah kehamilan.
"Kenapa?" sekuat tenaga Naren menyembunyikan kekecewaanya.
"Aku cuma belum bisa." jawab Nara sembari mendudukkan tubuhnya.
Naren pun ikut mendudukkan tubuhnya. "Apa karena kamu masih mengharapkan dia hadir? Sehingga kamu sama sekali tidak mau menerima apa yang menjadi masa depan kita?" kini Naren benar-benar kecewa.
Mungkin kemarin dia bisa terus bersabar. Tetapi, setelah mengetahui semua ini rasa sabar itu mulai pudar.
Nara mencoba menatap manik mata yang memancarkan kekecewaan itu. "Bukan begitu. Aku hanya takut..."
Naren bangkit dari kursi yang ia duduki. "Takut mengandung anak aku? Begitu? Sebegitu cintanya kamu sama dia?" setelahnya Naren masuk ke dalam rumah.
Berlari kecil menapaki tangga dan masuk ke dalam kamar. Hatinya yang sedang dirundung kecewa membuat Naren memutuskan untuk merendam tubuhnya di bathup. Mengistirahatkan pikirannya yang kacau dan kecewa.
Sementara Nara yang melihat Naren pergi merasa sangat bersalah. Nara pun menangis sejadi-jadinya di tepi kolam. Semua yang dia lakukan demi seseorang ternyata juga melukai seseorang.
Ini sangat rumit bagi Nara. Dia mencintai pria yang sudah membuatnya menjadi seperti sekarang. Namun disisi lain, suaminya itu berharap jika dia bisa belajar menerima dirinya dan mencintainya.
"Kenapa? Kenapa harus seperti ini? Aku cuma ingin tetap menunggu kamu. Karena aku yakin kamu pasti akan datang dan kembali. Tetapi kenapa ujiannya menjadi sangat sulit?" Nara semakin terisak dengan tangisnya.
***
Malam harinya, Nara duduk di ranjang bersama Yumna. Membacakan dongeng kesukaan Yumna seperti biasa. Ikut menambahkan beberapa hikmah yang terkandung dalam dongeng kepada Yumna. Itu semua Nara lakukan karena dia ingin Yumna selalu belajar dari dongeng yang ia dengar sebelum tidur.
Usapan demi usapan di kepala Yumna, membuat gadis kecil itu mulai menutup matanya. Kata demi kata pun terlewati dengan cepat. Terlihat Yumna tertidur dengan pulas ditemani boneka disampingnya.
"Sayang, maafkan mommy. Mommy belum bisa ngasih adek buat kamu. Berikan sedikit waktu lagi buat mommy, sayang. Mommy janji bakal ngasih kamu adek buat teman kamu main di rumah. Mommy sayang kamu. Tidur yang nyenyak, ya." Nara mencium kening Yumna dan mengusapnya pelan sembari turun dari ranjang Yumna.
Perlahan kaki itu melangkah keluar dari kamar. Membuka pintu yang tadi terbuka sedikit. Lalu segera keluar dari kamar Yumna dan berjalan naik ke lantai dua.
*
*
*
Bersambung...
Jangan lupa like, hadiah dan koment. Makasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KLO LKI2 PNGECUT ITU DATANG, APA LO MAU PISAH DGN NAREN, MKANYA LO GK PUNYA ANAK, KRN LO TAKUT GK BSA LPAS KLO PNY ANAK
2023-05-29
0
Sulaiman Efendy
TERNYATA SDH BRHUBUNGN SUAMI ISTRI, TPI SLLU MINUM PIL, BIAR GK HAMIL
2023-05-29
0
VANESHA ANDRIANI
jangan buat naren menyerah...
2021-06-16
0