hallo guys....kembali bertemu mommy dina and daddy jo ya 😘😘😘
Cerita ini hanya hiburan semata
Happy reading....
Setelah berkata yang mengandung sindiran pada Dina,pria itu melanjutkan larinya.
" whattt.....!!!" teriak Dina dengan menunjukkan jari tangannya kearah pria yang di tabraknya tadi.
"kau dengar apa yang dikatakan nya tadi May...?" ucap Dina dengan jengkel.
Maya melihat temannya yang tertambah emosi, dan berusaha untuk menenangkannya.Walaupun dia juga menahan tawan, mendengar perkataan pria itu mengenai Dina.
"Dah Dina jangan marah terus,ntar tambah kriput di wajahmu utu..." ujar Maya dengan menahan tawanya.
" Bodo! emang dia kira gw singa,jangan sampai lepas..!! seru Dina dengan kesal.
"hahaha...!" tawa Maya akhirnya keluar,dia tidak tahan lagi untuk menahan tawanya didalam mulutnya.
"Nah tawa terus..." ucap Dina pada Maya dengan mata yang melotot.
"Sorry..." kata Maya pada Dina.
" Ini semua gara-gara lu...."semprot Dina pada Maya.
"Sorry please...." rayu Maya, sembari mengatupkan kedua tangannya.
" Tiada maaf bagimu ," ujar Dina lagi.
"Jangan gitu ah ,oke gw traktir lu pizza..." rayu Maya.
" Tambah es crem ya...?" kata Dina.
" Y,a yang penting lu happy..." kata Maya.
" Gw perhatikan, tu cowok ganteng juga Dina..." kata Maya pada Dina.
"Ih...! ganteng di lihat dari sedotan ," ucap Dina yang masih jengkel.
" Jangan kebanyakan marahnya Dina, mungkin saja tu jodoh lu ," ucap Maya.
" Amit..amit...!" kata Dina.
"Ayo..." Maya mengulurkan tangannya pada Dina, yang masih duduk di aspal jalan.
" Buka dulu ini ,lu mau lihat gw cium aspal lagi ," ucap Dina dengan kesal.
" Ya non, lebih bagus cium cowok tadi ya ? Daripada cium aspal..." ujar Maya.
" Elu saja, gw ogah.." kata Dina.
"Moga moga-moga kita bisa ketemu tu cowok lagi ya Dina..." kata Maya.
"Ogah..!" ucap Dina dengan ketus.
\ ***flashback end*
Dina merebahkan dirinya di ranjang, dia masih merasa kesal kepada Johandy yang mengurungnya didalam dikamar.
" Emang gw tawanan ." gerutu Dina.
Tiba tiba air bening mengalir dari sudut kedua matanya, Dina tak dapat lagi menahan tangisnya.
Dia membayangkan putranya Jason yang belum ada kabar beritanya, sudah satu hari dia terpisah dari Jason.
Kemudian Dina bangkit dari ranjang dan melangkahkan kakinya menuju balkon.
" Mungkin ada jalan untuk pergi dari tempat ini, bisa gila kalau terus berada disini tanpa ada kepastian tentang Jason..." gumam Dina .
Dina melangkahkan kakinya menuju balkon, dan matanya mengitari setiap sudut di sekitar balkon tersebut. Untuk mencari cara untuk turun ke bawah.
"Oh.. shit ! kalau begini
belum ketemu Jason dah keburu koit..." gumam Dina.
Dina memandang kebawah dari tempat dia berdiri, sangat tinggi. Tidaklah mungkin baginya untuk loncat kebawah.
"Sial..sial...!"gerutu Dina dengan tangan terkepal.
"johandy setan...!!" teriak Dina dari balkon kamar.
Dina masuk kembali ke dalam kamar.
Di dalam kamar,Dina mencari cari sesuatu di semua tempat.
" Mana tasku..?" mata Dina mencari-cari, sambil memijat mijat keningnya dan berpikir dimana tasnya.
" Pasti Johandy mengambilnya..." gerutu Dina.
Dina tak dapat lagi menahan emosinya sehingga dia mengeluarkan kalimat makian terhadap johandy
" Dasar laki-laki mesum, gila..! tukang selingkuh...!" teriak Dina sembari menghentak hentakkan kakinya.
Dina menghentikan teriakkan dan raungannya, ketika dia mendengar suara ketukan di pintu dan kemudian pintu terbuka.
cklek.....
Dina melihat sesosok pria masuk ke dalam kamar dengan membawa paper bag.
Kemudian orang itu berjalan kearah Dina dan berkata.
"nyonya tuan Johandy mengirimkan barang ini..." ucap pria itu dan menyerahkan tas yang dipegangnya kepada Dina.
Dina menerima tas dari pria tersebut.
"Bapak siapa.....?" tanya Dina.
" Saya Budi nyonya, kepala pelayan dirumah ini.." kepala pelayan itu mengatakan tentang posisinya.
"Dimana tuan mu....?" tanya Dina.
" Berangkat ke kantor nyonya.." jawab kepala pelayan tersebut.
" Pak Budi, boleh saya keluar dari dalam kamar ini..?" tanya Dina.
"Maafkan saya nyonya, saya tidak bisa melakukannya..." ucap pak Budi.
"Saya hanya ingin pergi mencarinya anak saya..." ujar Dina dengan menangis.
"Saya tidak dapat melakukan apa apa nyonya..." ucap pak Budi lagi.
" Bilang sama tuan mu, kalau dia tak mengeluarkan ku. Aku akan meloncat dari balkon kebawah...!! seru Dina dengan suara yang lantang dan keras.
"Baiklah nyonya, saya permisi.." ucap pak Budi sembari melangkah keluar kamar.
Sebelum dia menutup pintu kamar dia masih mendengar suara Dina yang berkata.
"Bilang kepada tuanmu, aku serius dengan rencana untuk meloncat dari balkon..!" teriak Dina.
"Baik nyonya.." jawab pak Budi sambil menutup pintu kamar Dina.
bersambung
Maaf masih banyak typo dan masih akan direvisi..🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Andrean Brima
sudah ku duga KK author salah ketik, Budi jd Badi...nah barusan d cerita kalimat bait pertama seharusnya Dina memandang... jd Dina memanang.... akhirnya yg baca sambil mqr...🤔🤔
2021-08-02
0
Tionar Linda
dalam bayangan kisahnya sedih,tpi smpe disini justru banyak lucunya 😄😄 aku suka...
2020-12-06
0
Siska Feranika
Ternyata bagus ceritanya...
2020-09-19
2