Eps 6

Ketakutan Rachel kala itu bukan lah tanpa alasan, melainkan waktu dulu Arsen pernah mengayunkannya terlalu kencang hingga membuatnya jatuh tersungkur ke tanah dan lututnya pun terluka.

"Iya-iya aku tau, kamu pasti takut jatuh lagi seperti waktu itu kan? Emmm baik lah, aku janji, kali ini aku akan mengayunmu dengan pelan, sudah, ayo naik!"

"Benarkah? Janji?" Tanya Rachel yang seolah lebih ingin di yakinkan.

"Iya aku janji Rachel, ayo cepat naik lah!"

Setelah tertegun sejenak, Rachel pun mulai tersenyum girang, akhirnya ia percaya dan bergegas naik ke ayunan itu. Arsen yang saat itu sudah standbye berdiri di belakang Rachel pun akhirnya mulai mengayun dengan pelan, membuat tubuh mungil Rachel mulai berayun ke depan dan ke belakang, hingga mereka pun bisa saling kembali tertawa girang.

"Yuhuuu." Teriak Rachel yang nampak begitu girang.

Arsen pun ikut tersenyum lebar sembari terus mengayun Rachel seolah tanpa lelah.

Meski Arsen sering mengejek Rachel, tapi baginya, Rachel adalah temannya yang paling dekat, karena entah kenapa, kepada yang lain ia merasa tak bisa begitu dekat. Bahkan ia jarang bermain bersama teman lelakinya di kelas yang lebih suka bermain kejar-kejaran dan pukul-pukulan.

Tiga hari kemudian...

Hingga akhirnya tiba lah hari yang dinantikan, hari dimana Martin, Shea, dan Rachel harus pergi ke Paris. Kala itu Benzie, Yuna, dan Arsen pun ikut mengantar mereka ke bandara, selain karena Shea dan Martin adalah teman Benzie, hal itu dikarenakan pula dengan Arsen yang terus merengek-rengek pada kedua orang tuanya agar mereka bisa ikut mengantarkan Rachel.

"Jaga diri kalian selama disana ya, jika butuh apapun, kalian bisa hubungi aku." Ucap Benzie yang saat itu tengah memeluk singkat tubuh Martin, sembari menepuk-nepuk punggungnya.

"Terima kasih Ben." Martin pun tersenyum.

"Safe flight ya kalian, semoga ibu kalian segera di beri kesembuhan." Tambah Yuna.

"Terima kasih Yuna, kau juga ya, semoga persalinan kedua mu nanti berjalan lancar dan tidak ada kendala apapun." Balas Martin yang semakin melebarkan senyumannya sembari mengusap singkat pundak Yuna.

Benzie yang melihat hal itu, nyatanya masih merasa agak sedikit terganggu, ada perasaan tak senang dan risih saat melihat Martin yang masih suka mengusap pundak Yuna seperti dulu.

"Apa-apaan, sudah begini masih saja berani mencuri kesempatan untuk menyentuh istriku." Ketus Benzie dalam hati.

Meski sikap Martin saat itu terkesan biasa saja, namun mengingat bagaimana dulu kedekatakan Yuna dan Martin, membuat dada Benzie selalu terasa panas bila melihat mereka terlalu akrab.

"Haiss, tidak-tidak! ini bukan lah waktu yang tepat untuk cemburu. Setidaknya tidak dalam kondisi seperti ini." Gumam Benzie dalam hati sembari mencoba menarik nafas dalam agar dirinya kembali merasa tenang.

Akhirnya setelah saling mengucapkan kalimat perpisahan, Martin sekeluarga pun mulai memasuki ruang tunggu. Begitu melihat Rachel yang di tuntun oleh Shea mulai berjalan menuju pintu ruang tunggu, entah kenapa saat itu pula ada perasaan sedih yang dirasakan oleh Arsen, bibirnya seketika mengerucut, sembari mulai melambaikan tangannya dengan lesu pada Rachel.

"Bye Arsen, nanti kita main lagi ya." Ucap Rachel sembari ikut melambaikan tangan.

"Bye Rachel, jangan lama-lama perginya ya, aku tidak ada teman disini." Jawab Arsen yang masih terus melambaikan tangannya dengan wajahnya yang mulai terlihat sendu.

Rachel pun hanya tersenyum dan mengangguk saja.

Yuna dan Benzie yang kala itu memandangi anaknya yang saat itu terlihat begitu sedih, pun jadi di buat ikut bersedih dan tak tega. Yuna pun menghela nafas berat, lalu mulai berlutut di hadapan Arsen demi membuat kedua wajah mereka menjadi sejajar.

"Sayang, kenapa jadi cemberut seperti itu? Tenang lah, nanti Rachel akan kembali dan kalian akan bisa main bersama lagi." Ucap Yuna dengan lembut sembari mengusap lembut pipi halus anaknya.

"Iya, tapi di sekolah tidak ada lagi teman yang gendut seperti Rachel, aku suka mencubit pipinya yang seperti bakpao itu mama." Keluh Arsen yang terus terlihat melesu.

"Hahaha astaga, anak jaman sekarang kenapa sudah terlalu pintar dalam mendramatisir keadaan begini ya? Perasaan papa dulu tidak terlalu begitu." Celetuk Benzie yang mendengus dan terkekeh geli.

"Tentu saja beda, papa kan orang jaman dulu." Jawab Arsen yang kemudian langsung melangkah pergi begitu saja.

Hal itu pun sontak membuat Benzie jadi tercengang memandangi kepergian putra sulungnya itu.

"Lihat lah apa yang sudah kamu lakukan, anak sedang murung bukannya di hibur, malah di tertawakan." Omel Yuna yang akhirnya bergegas menyusul langkah anaknya yang terus berjalan lesu menuju pintu keluar bandara.

"Astaga,, kenapa mereka selalu saja kompak dalam membuatku merasa terpojok seperti ini." Keluh Benzie yang mulai menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

Akhirnya mereka pun kembali masuk ke dalam mobil, Pak Choy mulai melajukan mobil dan mulai meninggalkan area bandara. Saat itu suasana di dalam mobil begitu hening, Arsen mendadak jadi pendiam, tidak cerewet seperti biasanya, hingga akhirnya di tengah perjalanan Benzie pun menemukan ide untuk menghibur anaknya.

"Arsen sayang, bagaimana kalau kita ke mall dan kamu bisa beli mainan apa saja yang kamu mau. Asal kamu jangan cemberut lagi, bagaimana?"

"Mainan Arsen sudah banyak papa, nanti saja kalau sudah banyak yang rusak, baru beli lagi." Jawab Arsen lesu sembari terus memandangi ke arah kaca jendela mobil.

"Eemm begitu ya? Ok." Jawab Benzie sembari memikirkan hal yang lain.

"Oh, bagaimana kalau kita bermain di wahana permainan saja? Mandi bola? Atau bom bom car? Itu pasti akan sangat seru sayang." Pujuk Benzie lagi.

"Tapi biasanya Arsen main disana bersama Rachel papa, tidak akan seru jika mainnya tidak dengan Rachel." Jawab Arsen lagi.

Mendengar jawaban sang anak, membuat Yuna dan Benzie pun saling berpandangan dan terdiam sejenak. Benzie menggerakkan alisnya sebagai kode yang sedang bertanya pada Yuna untuk melakukan apa selanjutnya, namun Yuna hanya menggelengkan pelan kepalanya sebagai jawaban jika ia pun sedang bingung dan tak tau harus berbuat apa untuk menghibur Arsen.

Namun setelah beberapa saat berpikir, Yuna pun akhirnya perlahan mulai merangkul Arsen.

"Arsen sayang, entah kenapa tiba-tiba adik yang di dalam perut sepertinya ingin sekali memakan es krim, apa kamu mau menemani mama?"

"Memangnya adik ada bilang? Arsen tidak mendengarnya."

"Iya, adiknya memang tidak berbicara, tapi dia menyampaikannya melalui mama, jadi tiba-tiba saja mama sangat ingin makan es krim, biasanya kalau orang yang sedang hamil begitu, itu berarti bayi yang di dalam perut yang menginginkannya." Jelas Yuna berharap Kali ini Arsen mau.

"Ah iya benar juga, ayolah sayang, nanti jika adikmu lahir, dia juga akan menjadi teman bermain mu." Tambah Benzie lagi.

"Iya deh, kalau begitu Arsen mau makan es krim, demi adik." Jawab Arsen singkat.

Mendengar hal itu, Yuna pun akhirnya bisa tersenyum puas, lalu meminta supir untuk mengantarkan mereka ke mall karena restoran es krim favorit Arsen berada di dalam sebuah Mall.

Setelah memakan se mangkuk es krim banana boat kesukaannya, akhirnya Arsen pun terlihat sedikit lebih ceria dari sebelumnya. Ia terlihat begitu bersemangat saat menikmati es krimnya.

Memastikan jika Arsen sudah kembali ceria, mereka pun memutuskan untuk pulang, karena entah kenapa tiba-tiba saja perut Yuna sedikit terasa sakit. Di tengah perjalanan, rasa sakit pada perut Yuna semakin terasa nyata dan bertambah, pelan-pelan cairan bening yang tak bisa di tahan pun keluar begitu saja, keluar sedikit demi sedikit.

Hal itu sontak membuat Yuna mulai histeris dan mulai merasa tak nyaman, karena ia merasa bahwa ****** ******** sudah terasa sangat basah.

"Aaaghhh." Pekik Yuna secara tiba-tiba.

"Apa semakin sakit sayang?" Tanya Benzie yang mendadak panik dan cemas.

"Bukan, bukan itu."

"Lalu?" Benzie pun terlihat semakin kebingungan.

"Ada rembesan air yang keluar begitu saja, tidak bisa ku tahan." Jelas Yuna.

"Apa mama akan melahirkan hari ini?" Tanya Arsen polos.

Mendengar pertanyaan Arsen, sontak membuat Benzie tersadar,

"Astaga benar juga, apa sudah waktunya sayang?" Kedua mata Benzie pu membulat sempurna.

"Tidak tau, tapi menurut perkiraan Dokter bukankah seharusnya dua minggu lagi?"

"Ya ampun, tapi ini sepertinya tanda-tanda kamu akan melahirkan sayang," Benzie pun terlihat semakin kebingungan sembari terus mengusap-usap perut Yuna.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Eva Rubani

Eva Rubani

lansung k rmh sakit aja

2023-02-15

0

wong kampung

wong kampung

paling tar cwe anaknya

2022-02-02

1

Rizky

Rizky

Apa ya jenis kelamin adek Arsen?

2022-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Eps 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Eps 56
57 Eps 57
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Eps 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Eps 69
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 Eps 98
99 Eps 99
100 Eps 100
101 Eps 101
102 Eps 102
103 Eps 103
104 Eps 104
105 Eps 105
106 Eps 106
107 Eps 107
108 Eps 108
109 Eps 109
110 Eps 110
111 Eps 111
112 Eps 112
113 Eps 113
114 Eps 114
115 Eps 115
116 Eps 116
117 Eps 117
118 Eps 118
119 Eps 119
120 Eps 120
121 Eps 121
122 Eps 122
123 Eps 123
124 Eps 124
125 Eps 125
126 Eps 126
127 Eps 127
128 Eps 128
129 Eps 129
130 Eps 130
131 Eps 131
132 Eps 132
133 Eps 133
134 Eps 134
135 Eps 135
136 Eps 136
137 Eps 137
138 Eps 138
139 Eps 139
140 Eps 140
141 Eps 141
142 Eps 142
143 Eps 143
144 Eps 144
145 Eps 145
146 Eps 146
147 Eps 147
148 Eps 148
149 Eps 149
150 Eps 150
151 Eps 151
152 Eps 152
153 Eps 153
154 Eps 154
155 Eps 155
156 Eps 156
157 Eps 157
158 Eps 158
159 Eps 159
160 Eps 160
161 Eps 161
162 Eps 162
163 Eps 163
164 Eps 164
165 Eps 165
166 Eps 166
167 Eps 167
168 Eps 168
169 Eps 169
170 Eps 170
171 Eps 171
172 Eps 172
173 Eps 173
174 Eps 174
175 Eps 175
176 Eps 176
177 Eps 177
178 Eps 178
179 Eps 179
180 Eps 180
181 Eps 181
182 Eps 182
183 Eps 183
184 Eps 184
185 Eps 185
186 Eps 186
187 Eps 187
188 Eps 188
189 Eps 189
190 Eps 190
191 Eps 191
192 Eps 192
193 Eps 193
194 Eps 194
195 Eps 195
196 Eps 196
197 Eps 197
198 Eps 198
199 Eps 199
200 Eps 200
201 Extra Part
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Eps 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Eps 56
57
Eps 57
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Eps 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Eps 69
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
Eps 98
99
Eps 99
100
Eps 100
101
Eps 101
102
Eps 102
103
Eps 103
104
Eps 104
105
Eps 105
106
Eps 106
107
Eps 107
108
Eps 108
109
Eps 109
110
Eps 110
111
Eps 111
112
Eps 112
113
Eps 113
114
Eps 114
115
Eps 115
116
Eps 116
117
Eps 117
118
Eps 118
119
Eps 119
120
Eps 120
121
Eps 121
122
Eps 122
123
Eps 123
124
Eps 124
125
Eps 125
126
Eps 126
127
Eps 127
128
Eps 128
129
Eps 129
130
Eps 130
131
Eps 131
132
Eps 132
133
Eps 133
134
Eps 134
135
Eps 135
136
Eps 136
137
Eps 137
138
Eps 138
139
Eps 139
140
Eps 140
141
Eps 141
142
Eps 142
143
Eps 143
144
Eps 144
145
Eps 145
146
Eps 146
147
Eps 147
148
Eps 148
149
Eps 149
150
Eps 150
151
Eps 151
152
Eps 152
153
Eps 153
154
Eps 154
155
Eps 155
156
Eps 156
157
Eps 157
158
Eps 158
159
Eps 159
160
Eps 160
161
Eps 161
162
Eps 162
163
Eps 163
164
Eps 164
165
Eps 165
166
Eps 166
167
Eps 167
168
Eps 168
169
Eps 169
170
Eps 170
171
Eps 171
172
Eps 172
173
Eps 173
174
Eps 174
175
Eps 175
176
Eps 176
177
Eps 177
178
Eps 178
179
Eps 179
180
Eps 180
181
Eps 181
182
Eps 182
183
Eps 183
184
Eps 184
185
Eps 185
186
Eps 186
187
Eps 187
188
Eps 188
189
Eps 189
190
Eps 190
191
Eps 191
192
Eps 192
193
Eps 193
194
Eps 194
195
Eps 195
196
Eps 196
197
Eps 197
198
Eps 198
199
Eps 199
200
Eps 200
201
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!