Eps 15

18 Tahun kemudian...

*Prok prokk prokkk*

Hari itu, suara sorakan serta gemuruhnya suara tepukan tangan yang begitu meriah dari banyaknya orang pun terdengar nyaring, saat seorang Benzie Lim baru saja berhasil memotong pita sebagai tanda peresmian atas di bukanya panti asuhan yang baru di bangunnya.

Dua orang wanita dan seorang lelaki yang sejak awal sudah terduduk di jajaran kursi paling depan, pun terlihat seketika langsung berdiri dengan menampilkan raut wajah yang begitu sumringah sembari terus bertepuk tangan dengan begitu semangatnya karena begitu bangganya.

"Yeay papa, papaku sangat hebat!" Teriak salah seorang wanita remaja dengan penuh rasa bangga.

Kedua wanita itu ialah Yuna dan juga Lylia. Ya, dia Lylia Lim, yang merupakan putri bungsu dari Yuna dan Benzie yang saat itu sudah tumbuh menjadi gadis belia yang cantik di usianya yang telah menginjak 18 tahun.

Tak ketinggalan pula seorang lelaki tampan yang berada di sisi kanan Yuna, lelaki yang terlihat begitu tenang namun dapat menghanyutkan hati banyak wanita yang memandangnya.

Lelaki tampan nan rupawan yang baru saja disebutkan, siapa lagi kalau bukan Arsen Lim. Kini usia Arsen telah memasuki 23 tahun, ia tumbuh menjadi lelaki dewasa yang tak hanya tampan dan kaya raya, namun berkat didikan baik dari Yuna, ia pun jadi tidak mewarisi sifat dingin dan ketus ayahnya dulu.

Setelah selesai dengan pemotongan pita, Benzie pun kembali duduk di sisi kiri Yuna dengan penuh rasa haru biru.

"Akhirnya sayang, selamat ya." Ucap Yuna dengan penuh bangga sembari mengusap lembut punggung sang suami.

"Terima kasih sayangku, ini juga berkat doa darimu yang selalu mengiringi aku." Jawab Benzie sembari tersenyum.

Benzie pun kembali memandangi bangunan yang telah berdiri kokoh di hadapannya, entah kenapa, tiba-tiba saja perasaan sedih seketika menyelinap masuk ke sanubarinya saat mengingat sang nenek.

Ya, tepat 8 tahun yang lalu, nenek Maria telah pergi, pergi dan takkan kembali lagi, ia menutup mata untuk selama-lamanya dan meninggalkan banyak kenangan bagi Benzie Lim. Dan seketika ia pun kembali terbayang percakapannya bersama nenek Maria dulu, beberapa waktu sebelum nenek Maria meninggal dunia.

Saat itu kesehatan nenek Maria memang mulai menurun drastis, tubuh nenek Maria juga semakin melemah karena termakan usia yang memang sudah begitu rentan.

*Flashback On*

Saat itu Benzie yang baru saja pulang kerja, tak sengaja melirik ke arah kamar sang nenek, sontak terbesit keinginannya untuk mengunjungi kamar sang nenek sekaligus mengecek keadaan neneknya yang belakangan ini sudah semakin sering mengalami sakit-sakitan.

"Nek," Ucap Benzie begitu membuka pintu kamar nenek Maria.

"Oh Benzie Lim, cucuku, kau sudah pulang?" Tanya Maria dengan suaranya yang terdengar mulai bergetar.

"Sudah nek, bahkan aku baru saja tiba dan langsung kesini."

"Benarkah?"

"Hmm, bagaimana keadaan nenek hari ini?" Tanya Benzie sembari mulai melangkah perlahan memasuki kamar neneknya.

Saat itu nenek Maria terlihat sedang terbaring lemah di atas ranjangnya.

"Aku baik Ben, dan akan selalu baik-baik saja hehehe." Ucap nenek Maria sembari tersenyum tipis.

Benzie pun menarik sebuah kursi yang ada di sudut ruangan itu, lalu membawanya ke samping ranjang neneknya, dan mulai mendudukinya dengan sebuah senyuman tipis. Dengan lembut ia pun meraih tangan nenek Maria yang saat itu sudah terlihat begitu keriput dan terlihat semakin kurus, bahkan terlihat jelas jika tangan itu mulai sedikit gemetaran. Lalu dengan penuh kasih sayang Benzie pun menempelkan tangan hangat sang nenek ke pipinya sembari kembali tersenyum lirih.

"Nek, sekarang katakan! apalagi yang nenek inginkan? Apakah masih ada keinginan nenek yang belum terwujudkan?" Tanya Benzie dengan begitu lembut.

Seketika pandangan nenek Maria pun langsung berubah, kini tatapannya seakan kosong dan mulai menerawang ke arah langit-langit kamarnya.

"Keinginanku sejak dulu hingga sekarang masih sama dan tidak akan pernah berubah, Ben. Keinginanku hanya lah bisa melihatmu memiliki keluarga yang utuh dan bahagia Ben, itu sudah begitu membuatku tenang." Ungkap nenek Maria yang kembali tersenyum tipis.

"Dan saat ini, keinginan nenek itu telah terwujudkan nek, nenek bisa melihat aku yang sekarang begitu bahagia dengan hidupku saat ini. Lalu apa lagi? Katakan lah nek, maka aku akan mewujudkannya." Tanya Benzie lagi.

Entah kenapa tiba-tiba terlintas pertanyaan seperti itu di benak Benzie dan perasaan ingin sekali mewujudkan keinginan sang nenek, seperti sudah memiliki firasat meski ia belum menyadarinya.

Sejenak nenek Maria pun terdiam, lalu kembali menatap Benzie dengan begitu lekat.

"Jika berkenan, aku ingin kau pergunakan sedikit dari hartamu untuk membangun beberapa panti asuhan dan panti jompo di kota ini Ben."

"Jadi nenek hanya menginginkan hal itu? Eeemm, jika itu memang permintaan nenek, tentu saja aku akan begitu berkenan nek." Benzie pun kembali tersenyum.

"Benarkah?"

"Iya nek, akan ku bangun panti jompo dan panti asuhan yang layak di kota ini, sesuai keinginan nenek." Tegas Benzie lagi.

"Tapi aku pun ingin kau membangunnya hanya ketika kau siap, siap lahir dan batin, dan bukan hanya karena atas permintaanku. Karena ketika kau membangun panti-panti itu, itu berarti kau pun akan selamanya harus siap menanggung biaya seluruh orang yang akan tinggal disana nantinya, ada atau tidaknya donatur lain yang menyumbang, jadi bangun lah jika hanya kau benar-benar sudah siap dengan segala hal itu." Jelas nenek Maria dengan lembut.

"Baik lah nek aku mengerti, tapi cepat atau lambat aku pasti akan mewujudkan hal itu nek. Nenek bisa pegang kata-kataku ya." Benzie pun semakin melebarkan senyumannya sembari mulai mengusap-usap punggung tangan sang nenek.

Nenek Maria pun hanya tersenyum lalu mengangguk pelan.

"Lalu apalagi nek? Katakan lah, aku siap mewujudkannya."

"Wah, ada angin apa? Kenapa hari ini kau terlihat begitu ingin memanjakan aku, seolah aku akan mati besok saja." Nenek Maria pun tersenyum.

*Deggg*

Mendengar celetukan sang nenek, sontak membuat raut wajah Benzie seketika berubah drastis, senyuman yang baru saja muncul di bibirnya kini seolah langsung lenyap seketika.

"Nenek! tolong jangan bicara seperti itu!" Tegas Benzie dengan bola mata yang jadi sedikit membesar.

"Memangnya kenapa? Kita tidak pernah tau kan seberapa lama umur seseorang, kita tidak pernah tau kapan kematian akan datang menjemput."

"Tidak!" Benzie sontak menggeleng cepat.

"Tidak nek!! nenek akan tetap hidup 1000 tahun lagi, nenek akan terus selalu ada bersamaku, di sisiku! Ok?" Ucap Benzie dengan tegas yang seolah sangat tidak siap jika hal itu benar terjadi.

Entah kenapa, perasaan Benzie terasa begitu sedih dan sakit saat membayangkan jika celetukan neneknya itu suatu saat akan benar-benar terjadi.

"Dan jika bisa, aku meminta agar kau jual atau tutup saja usaha club malam mu itu, Ben!"

"Hah?! Ta,,, tapi kenapa nek? Bukankah nenek pun tau sejak awal, jika sumber pemasukan terbesar Blue Light Group selama ini adalah dari club malam itu nek, lalu kenapa nenek meminta itu di tutup? Kenapa nek?"

"Entah lah, tapi sepertinya akhir-akhir ini aku mulai sadar jika usaha club malam itu bukan lah usaha yang baik. Kau bisa menjualnya dan membuat usaha di bidang lain Ben."

"Tapi tidak semudah itu nek, ada banyak hal yang harus di pikirkan dan tentunya akan ada banyak hal juga yang harus di korbankan."

"Ya aku tau, namun semua aset keluarga telah menjadi milikmu, dan aku tak punya kuasa lagi untuk memaksakan hal itu. Dan aku pun tak memintamu melakukannya sekarang, pikirkan saja dulu, dan aku pastinya berharap kau bisa mempertimbangkannya." Ungkap nenek Maria lagi.

"Baik lah nek, aku mengerti, tapi aku memang benar-benar butuh waktu untuk mengambil keputusan yang begitu besar itu."

"Tidak masalah Ben, jangan terlalu di pikirkan, dan jangan di buat pusing."

Nenek Maria pun akhirnya kembali tersenyum setelah itu, sementara Benzie, ia hanya bisa terdiam sembari terus berfikir dan mencerna kembali segala ucapan sang nenek.

Namun siapa sangka, ternyata hal itu benar-benar sebagai wujud permintaan sang nenek untuk yang terakhir kalinya, selang beberapa waktu, nenek Maria pun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di atas ranjangnya yang nyaman, kepergian nenek Maria benar-benar mengundang tangis dan rasa pedih bagi seluruh penghuni kediaman keluarga Lim kala itu terutama Benzie Lim. Bagaimana tidak, sejak kecil ia sudah di asuh dengan penuh kasih sayang oleh sang nenek, dan bahkan ia pun tumbuh besar hanya dengan sang nenek yang menjadi satu-satunya keluarga baginya. Namun bukan hanya Benzie, para pelayan yang sudah bekerja puluhan tahun dalam melayani keluarga Lim hingga turun temurun pun tak luput dari kesedihan yang mendalam ketika nenek Maria berpulang.

*Flashback Off*

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Rizky

Rizky

Kok mengsedihhh

2022-01-15

2

Mahmudah Tegar

Mahmudah Tegar

sedih aku bacanya thorr.. tapi aku seneng liat visualisasinya thor arsen nya ganteng ga kalah sama ji chang wook 😙😚

2021-10-02

5

Bhundanya Angga

Bhundanya Angga

apa kabar Alex dan Tere ya

2021-07-12

3

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14
15 Eps 15
16 Eps 16
17 Eps 17
18 Eps 18
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28
29 Eps 29
30 Eps 30
31 Eps 31
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Eps 34
35 Eps 35
36 Eps 36
37 Eps 37
38 Eps 38
39 Eps 39
40 Eps 40
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43
44 Eps 44
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47
48 Eps 48
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51
52 Eps 52
53 Eps 53
54 Eps 54
55 Eps 55
56 Eps 56
57 Eps 57
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Eps 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68
69 Eps 69
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72
73 Eps 73
74 Eps 74
75 Eps 75
76 Eps 76
77 Eps 77
78 Eps 78
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82
83 Eps 83
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 86
87 Eps 87
88 Eps 88
89 Eps 89
90 Eps 90
91 Eps 91
92 Eps 92
93 Eps 93
94 Eps 94
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 Eps 98
99 Eps 99
100 Eps 100
101 Eps 101
102 Eps 102
103 Eps 103
104 Eps 104
105 Eps 105
106 Eps 106
107 Eps 107
108 Eps 108
109 Eps 109
110 Eps 110
111 Eps 111
112 Eps 112
113 Eps 113
114 Eps 114
115 Eps 115
116 Eps 116
117 Eps 117
118 Eps 118
119 Eps 119
120 Eps 120
121 Eps 121
122 Eps 122
123 Eps 123
124 Eps 124
125 Eps 125
126 Eps 126
127 Eps 127
128 Eps 128
129 Eps 129
130 Eps 130
131 Eps 131
132 Eps 132
133 Eps 133
134 Eps 134
135 Eps 135
136 Eps 136
137 Eps 137
138 Eps 138
139 Eps 139
140 Eps 140
141 Eps 141
142 Eps 142
143 Eps 143
144 Eps 144
145 Eps 145
146 Eps 146
147 Eps 147
148 Eps 148
149 Eps 149
150 Eps 150
151 Eps 151
152 Eps 152
153 Eps 153
154 Eps 154
155 Eps 155
156 Eps 156
157 Eps 157
158 Eps 158
159 Eps 159
160 Eps 160
161 Eps 161
162 Eps 162
163 Eps 163
164 Eps 164
165 Eps 165
166 Eps 166
167 Eps 167
168 Eps 168
169 Eps 169
170 Eps 170
171 Eps 171
172 Eps 172
173 Eps 173
174 Eps 174
175 Eps 175
176 Eps 176
177 Eps 177
178 Eps 178
179 Eps 179
180 Eps 180
181 Eps 181
182 Eps 182
183 Eps 183
184 Eps 184
185 Eps 185
186 Eps 186
187 Eps 187
188 Eps 188
189 Eps 189
190 Eps 190
191 Eps 191
192 Eps 192
193 Eps 193
194 Eps 194
195 Eps 195
196 Eps 196
197 Eps 197
198 Eps 198
199 Eps 199
200 Eps 200
201 Extra Part
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14
15
Eps 15
16
Eps 16
17
Eps 17
18
Eps 18
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28
29
Eps 29
30
Eps 30
31
Eps 31
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Eps 34
35
Eps 35
36
Eps 36
37
Eps 37
38
Eps 38
39
Eps 39
40
Eps 40
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43
44
Eps 44
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47
48
Eps 48
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51
52
Eps 52
53
Eps 53
54
Eps 54
55
Eps 55
56
Eps 56
57
Eps 57
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Eps 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68
69
Eps 69
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72
73
Eps 73
74
Eps 74
75
Eps 75
76
Eps 76
77
Eps 77
78
Eps 78
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82
83
Eps 83
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 86
87
Eps 87
88
Eps 88
89
Eps 89
90
Eps 90
91
Eps 91
92
Eps 92
93
Eps 93
94
Eps 94
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
Eps 98
99
Eps 99
100
Eps 100
101
Eps 101
102
Eps 102
103
Eps 103
104
Eps 104
105
Eps 105
106
Eps 106
107
Eps 107
108
Eps 108
109
Eps 109
110
Eps 110
111
Eps 111
112
Eps 112
113
Eps 113
114
Eps 114
115
Eps 115
116
Eps 116
117
Eps 117
118
Eps 118
119
Eps 119
120
Eps 120
121
Eps 121
122
Eps 122
123
Eps 123
124
Eps 124
125
Eps 125
126
Eps 126
127
Eps 127
128
Eps 128
129
Eps 129
130
Eps 130
131
Eps 131
132
Eps 132
133
Eps 133
134
Eps 134
135
Eps 135
136
Eps 136
137
Eps 137
138
Eps 138
139
Eps 139
140
Eps 140
141
Eps 141
142
Eps 142
143
Eps 143
144
Eps 144
145
Eps 145
146
Eps 146
147
Eps 147
148
Eps 148
149
Eps 149
150
Eps 150
151
Eps 151
152
Eps 152
153
Eps 153
154
Eps 154
155
Eps 155
156
Eps 156
157
Eps 157
158
Eps 158
159
Eps 159
160
Eps 160
161
Eps 161
162
Eps 162
163
Eps 163
164
Eps 164
165
Eps 165
166
Eps 166
167
Eps 167
168
Eps 168
169
Eps 169
170
Eps 170
171
Eps 171
172
Eps 172
173
Eps 173
174
Eps 174
175
Eps 175
176
Eps 176
177
Eps 177
178
Eps 178
179
Eps 179
180
Eps 180
181
Eps 181
182
Eps 182
183
Eps 183
184
Eps 184
185
Eps 185
186
Eps 186
187
Eps 187
188
Eps 188
189
Eps 189
190
Eps 190
191
Eps 191
192
Eps 192
193
Eps 193
194
Eps 194
195
Eps 195
196
Eps 196
197
Eps 197
198
Eps 198
199
Eps 199
200
Eps 200
201
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!