“Maaf ya aku merepotkan mu!” ucap pria dengan jas putih yang masih di gantungkan di lengannya.
“Tidak masalah …!” jawab pria yang sebelumnya sempat menyenggol sepeda Felic. Pria itu penampilannya biasa saja, tidak seperti pria satunya.
“Besok akan aku bawa ke tempatmu!” ucap pria dengan jas putih itu terlihat sungkan
“Iya jangan khawatir!”
"Aku pergi ya!"
Pria satunya yang sepertinya seorang dokter masuk ke dalam mobil yang sama,
sedangkan pria yang menurut Felic aneh tadi melambaikan tangannya saat mobil
itu melaju meninggalkannya.
Setelah teman dokternya pergi, Felic pun memutuskan keluar dari persembunyiannya dan menghampiri pria yang sedang sendiri itu.
“Tuan sombong, mobilnya kemana? Di ambil rental ya?” Tanya Felic yang sebenarnya
berupa ejekan. Pria itu menatap Felic tak percaya, ia berdecak dengan berkacak
pinggang.
“Apa masalah lo sama gue?” tanya pria itu tidak percaya karena merasa tidak terlalu kenal dengan wanita di depannya.
“Masalah gue sama lo…, karena tadi lo udah berani berbuat masalah sama gue!” ucap Felic mencoba mencari perhitungan dengan pria itu, urusannya yang tadi belum selesai.
"Emang apa masalah gue?" tanya pria itu tidak mengerti, ia sudah lupa siapa gadis yang ada di hadapannya, ia melupakan insiden tadi sore.
"Lo udah buat kaki gue sakit, terutama mobil lo ...., jadi jangan mencoba menghindar ya!"
"Oh ....., jadi lo cewek yang tadi .....!"
"Cuma gitu? nggak ada rasa-rasa bersalahnya banget lo ....., minta maaf kek, atau apa?"
“Ok ...., maaf! puas ....!"
Pria itu melangkahkan kakinya meninggalkan pelataran parkir, Felic segera mengambil
sepedanya dan mengejarnya dengan menuntun sepedahnya dengan sedikit berlari.
“Lo pasti sopir pria tadi ya? Iya kan …?” Tanya Felic sok tahu sambil mensejajarkan langkah
pria itu.
“Enak saja, emang tampang gue melas banget apa?" ucap pria itu sambil terus berjalan tapi Felic tetap saja berjalan mengikutinya menuju ke ujung jalan utama.
"Berangkat bawa mobil pulang jalan kaki, apa dong namanya kalau bukan sopir!" Felic masih tetap ngeyel dengan pendiriannya.
"Apa lo tidak bisa melihat tag nama gue ini, lihat baik-baik!” ucap pria itu sambil menunjukkan sebuah tag nama berbentuk kotak yang ia keluarkan dari saku kemejanya.
“Dr. Frans Aditya!” Felic mengeja nya, tapi Felic merasa aneh ia memperhatikan pria
itu dari atas ke bawah.
“kenapa melihat gue seperti itu? Ada yang aneh?” tanya dokter Frans, ya pria itu adalah dokter Frans. Dokter Frans sedang melakukan seminar di gedung yang sam dengan tempat Felic mengadakan reoni.
“Apa benar lo seorang dokter?” tanya Felic tidak percaya. Melihat penampilan dokter Frans yang apa adanya yang terkesan santai membuatnya ridak yakin kalau dokter Frans adalah seorang dokter, apalagi dia sedang jalan kaki.
“Bukan, gue sopir …!”
“Sepertinya sopir lebih tepat buat lo, mana ada dokter yang pulang jalan kaki, penampilan
lo juga tidak seperti dokter!” ejek Felic.
“Lo lebih menyedihkan dari pada gue!” ucap dokter Frans tidak mau kalah, ia memperhatikan penampilan wanita dengan sepedanya itu.
“Memangnya kenapa dengan gue?”
“Lihat…., lo ini bawa sepeda tapi pakaian lo seperti itu. Memang bisa mengayuh sepeda
dengan sepatu seperti itu?”
"Apa peduli lo!?"
"Bukan masalah gue sih sebenarnya, tapi kalau boleh gue saranin mending lo ganti deh sepatu lo dengan sendal jepit!"
“Memang susah, tapi sendalku di tempat kerja!” ucap Felic dengan tanpa sadar, ia segera meralat ucapannya. “Maksud gue
…, bisa walaupun susah sih …!”
Hal itu membuat dokter Frans gemas dengan wanita blak-blakan di depannya, terlihat
sekali wanita itu apa adanya.
“Siapa nama lo?” Tanya dokter Frans penasaran. Tapi mendengar pertanyaan dokter Frans membuat Felic curiga, mereka baru bertemu tapi pria di depannya sudah
menanyakan namanya saja.
“Kenapa Tanya-tanya?”
“Nggak boleh, memang gue punya tampang orang jahat?”
“Nggak sih ….!”
“Ya udah sekarang kasih tahu nama lo! Lo tadi kan sudah tahu siapa nama gue, apa
susahnya coba jawab. Lagian ya kalau gue berbuat jahat sama lo, nih kartu nama
gue, lo bisa tuntut gue di situ, itu tempat kerja gue!” ucap dokter Frans
panjang lebar sambil menyerahkan kartu namanya. Felic pun menerimanya dan
membacanya sekali lagi.
‘Simpan itu buat lo, dan pakek ini!”
Doktee Frans melepas sepatu flat nya dan meminta Felic untuk memakainya.
"Lo?"
"Gue telanjang kaki nggak pa pa, nggak bakal mati juga gue ...., sudah pakek! jangan banyak tanya!"
Felic pun akhirnya melepaskan sepatu hak tingginya, dan menggantinya dengan sepatu flat milik dokter Frans, walaupun kebesaran tapi sedikit lebih nyaman, setidaknya kakinya tidak akan merasa kebas. Felic kemudian meletakkan sepatu hag tingginya di keranjang sepedanya, kini dokter Frans berjalan dengan hanya memakai kaos kali saja tanpa sepatu.
Mereka kembali melanjutkan langkahnya hingga mereka berhenti di ujung jalan, tapi sepertinya jalanan sudah sangat sepi. Tidak ada kendaraan yang lewat di sana. Felic kasihan dengan pria itu, ia memilih
menunggu hingga pria itu mendapatkan angkutan umum atau taksi.
“kenapa lo masih di sini?” Tanya pria itu dengan menatap wajah polos Felic heran.
“Gue hanya ingin memastikan saja, apa lo akan pulang dengan selamat! Wajah lo itu
menyedihkan sekali …!”
“hai…., hello …., gue ini laki-laki. Nggak ada yang bakal nyulik , tapi lo …, perempuan, pulang malam pakek sepedah!”
“Enak saja bilang wajah gue menyedihkan …!” gerutu dokter Frans kemudian dengan suara
yang tidak terlalu keras.
Sebenarnya ada masalah lain selain menunggu pria itu, Felic sebenarnya merasa enggan untuk
pulang sendiri semalam ini apa lagi di ujung gang masuk rumahnya selalu ada
anak-anak muda yang sedang minum-minum, mereka akan menggoda siapapun yang
lewat.
“Sebenarnya….!” Felic merasa ragu untuk mengatakannya. Walaupun ia baru kenal dengan pria itu tapi setidaknya pria itu terlihat baik.
“Astaga…., gue tahu …, lo sebenarnya takut kan untuk pulang sendiri, dasar wanita
aneh!” ejek dokter Frans.
“Tidak…., gue berani …!”
Felic merasa kesal karena di ejek, ia pun memutuskan untuk meninggalkan dokter Frans.
Tapi sepertinya dokter Frans tidak tega ia memutuskan untuk mengejar gadis itu.
“Gue akan ngantar lo!” ucap dokter Frans sambil menarik bagian belakan sepeda Felic
hingga membuat sepeda itu berhenti.
“Gue tidak perlu di antar!” jawab felic ketus.
“Baiklah…, gue tidak akan lukai harga diri lo, jadi gue bakal nyewa sepeda lo setelah
mengantar lo pulang, bagaimana kesepatakan yang bagus kan. Gue dapat tumpangan
dan lo ada teman pulang!”
“Baiklah gue setuju!”
Spesial Visual dokter Frans
Pertemuan yang tidak sengaja kadang akan mengantarkan pada pertemuan –pertemuan
selanjutnya …., begitulah takdir
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 404 Episodes
Comments
Ida Ida
saking sibuk y GK sempet k salon ya dok🤣🤣
2023-03-09
1
Skolastika Nur Intan Kusuma
seperti nya dr.Frans orang yg g tega'an melihat cewek pulang malam2.wah mungkin ini jodoh Fe
2022-08-31
0
Tian
nah..ini baru ketemu baca novel yg ngk pakek perjodohan...kebanyakan slalu di jodohin...trus CEO..
2022-06-10
1