Felic duduk sendiri di sudut ballroom yang begitu luas itu, ia menatap ke luar menikmati cahaya lampu yang saling menampakkan keindahannya dengan gelas di tangannya, bukan minuman yang berakohol. walaupun di sediakan minuman yang berakohol tapi Felic tetap memilih minuman yang ringan, ia hampir menghabiskan beberapa gelas minuman bersoda itu hingga rasanya perutnya penuh dengan udara.
"Astaga ...., perutku sampai bergas ...., bisa-bisa aku terbang karena kebanyakan minum ini!" ucap Felic sambil memegangi perutnya yang terasa sudah kembung, sesekali ia membuang gas agar mengurangi gas yang ada di perutnya.
Duuuuuut
"Ahhhh ...., lega ..., untung di sini sepi!" ucap Felic sambil menepuk perutnya yang terasa lega karena telah berhasil mengeluarkan gas.
Felic kembali membetulkan duduknya, ia sesekali menoleh ke segala arah mencoba mencari hal-hal yang menarik di tempat lain, tapi sepertinya tidak ada yang istimewa. akhirnya Felic memilih menyenderkan punggungnya ke dinding yang ada di belakangnya, sesekali memainkan jarinya.
kemudian matanya tertuju pada sesosok pria yang sangat ia rindukan, pria itu sedang lengket dengan seorang cewek.
"Hehh ...., mana mungkin dia menengok ke arah gue, cewek itu lebih segala-galanya dari gue!"
"Lupakan dia Felic ..., itu hanya cinta monyet jadi jangan terlalu berharap ....!"
walaupun bibirnya mengatakan hal itu, tapi hatinya jauh berbeda. ia masih sangat berharap pria itu akan menghampirinya dan menyapanya. pria itu bernama Rangga Abiyasa, mantan kekasih Felic.
Felic pun memilih untuk memalingkan tatapannya. ia kembali menatap ke arah lain. mencoba mengalihkan pikirannya dari pria itu.
“Aku bosan ….” Keluhnya,
Felic merasa tertarik dengan ruang sebelah yang hanya di sekat oleh sebuah kaca besar dan tembok. tepat di depan Felic tirai yang menutupi kaca itu tersingkap sedikit sehingga ia bisa melihat ada apa saja di ruang sebelah itu. Felic menetapkan matanya ke ruang sebelah.
"ternyata di sebelah ada pertemuan dokter ..., biar mataku ini bisa sedikit terobati dengan melihat dokter-dokter tampan itu!" ucap Felic senang, ia memilih memfokuskan matanya.
Matanya menangkap sosok yang tadi sempat ia lihat.
“Bukankah itu pria sombong yang tadi? Iya benar …., kenapa ia berada di antara para
dokter tampan itu, membuat pemandangan ternodai saja …,hust …. Husttt ….!”
Felic mengibaskan tangannya seakan-akan sedang mengibaskan debu saja.
“Hai Felic …!” sapaan seseorang membuat Felic mengalihkan perhatiannya pada kerumunan dokter itu.
Aduh …., siapa yang menggangguku sih…, padahal ada pemandangan bagus di sana…..
Felic pun terpaksa membalik badannya, tapi ia bertambah syok saat mengetahui siapa
yang menyapanya. Pria yang menyapanya adalah pria yang telah menempati hatinya
selama belasan tahun yang lalu dan sekarang berdiri di depannya. Seperti sebuah
mimpi …
“Rangga!”
Rangga, mantan pacar Felic benar-benar menghampirinya. Mereka baru bertemu sekarang setelah sekian tahun. Sudah hampir belasan tahun. Felic mengira Rangga tidak akan mengenalinya karena ia
tidak menyapanya sama sekali.
“hay….! Apa aku boleh duduk di sini?” tanya Rangga lagi.
‘Si-silahkan!” Felic dengan gugup menggeser duduknya, memberi tempat pada Rangga.
“Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?” Tanya Rangga setelah ia duduk.
“Aku….? Aku baik!”
Pria itu semakin tampan saja setelah menjadi dewasa. Dulu dia sudah cukup tampan, ia
termasuk idola sekolah. Felic merasa beruntung karena telah menjadi pacarnya.
Tapi setelah lulus SMA Rangga memutuskan untuk kuliah di Australia, sebenarnya
saat itu tidak ada kata putus tapi karena terlalu berpisah mungkin secara tidak
langsung hubungan mereka terputus.
"Felic ..., apa aku boleh mengatakan sesuatu?" tanya Rangga dengan senyum yang masih sama, senyum yang selalu Felic kagumi selama ini. Senyum yang tidak bisa ia lupakan selama ini. Felic pun mengangguk.
“Kau cantik sekali!” puji Rangga membuat Felic tersipu di buatnya. Hatinya kembali
bergetar.
* astaga ...., Felic! berhenti bersikap seperti ini, aku harus kuat .....*
Felic …., kendalikan dirimu …, dia sudah punya pasangan, pasangannya sangat cantik. Mungkin dia hanya
berbasa-basi untuk menyapaku ….
Felic kembali menetralkan kembali perasaannya yang sempat di buat berbunga-bunga, ia sudah cukup lama melupakan perasaan itu jadi jangan sampai muncul kembali di saat yang tidak tepat.
“Apa kau sudah menikah?”
tentu pertanyaan yang sama yang juga di tanyakan oleh orang-orang. Rangga pun
menanyakan hal yang sama. Hal itu cukup membuat felic kesal, ia memilih untuk
mengalihkan tatapannya ke tempat lain.
“Ngga…, sudah malam. Aku harus pulang!”
Felic memilih menghindar dan meninggalkan pesta itu sampai ia melupakan tentang hal-hal indah yang baru saja ia lihat sebelum kedatangan Rangga.
Mendengarkan ucapan Felic, sepertinya Rangga sedikit kecewa.
“Ya kau benar!” ucap Rangga tak bersemangat.
“Selamat malam!”
Felic segera berdiri dan meninggalkan Rangga. Ia berjalan begitu cepat seolah-olah
seseorang akan mengejarnya saja.
“Astaga…, untung aku terselamatkan …., bisa-bisa aku mati jantungan karena terlalu
lama dekat dengannya …!” ia mencari sepedahnya. Tapi langkahnya terhenti
ketika melihat pria yang sama sedang mengobrol dengan seseorang, ia memilih bersembunyi di balik tiang besar itu sambil mendengarkan pembicaraan mereka.
spesial visual Felicia Daryl
Perpisahan tidak akan membuat seseorang dengan mudah membuang perasaannya. Jika mungkin
perasaan itu malah semakin terpupuk. Dia dia sudah memutuskan untuk menetap di
hati seseorang, bukankah ia juga tidak akan membiarkan orang lain memasukinya
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 404 Episodes
Comments
Mursiana
kok tulisan nya misah" di Thor jdi GK pkus BCA nya..
2022-08-31
1
Skolastika Nur Intan Kusuma
lanjut
2022-08-31
0
☪wHEniA1102™◼KB☪
kok aku ketinggalan baca bab ini ya
2021-05-09
0