hari ini Felic benar-benar telah di buat bingung dengan orang tuanya. Bukan sebuah kebetulan kedua orang tuanya berkumpul di rumah, ayahnya sampai bela-belain tidak pergi bekerja.
Tidak hanya itu saja, Lisa juga datang ke rumahnya dengan keponakannya. Suaminya juga akan datang katanya tapi mereka sama sekali tidak memberitahu apapun pada Felic.
Apa lagi yang membuat Felic lebih heran lagi, Ibu Felic juga sudah meminta ijin pada atasannya di bank. Ia tidak di ijinkan pergi
bekerja hari ini.
Selain itu, Ibunya juga meminta Felic memakai baju yang telah di pilihkan. Baju itu lebih rapi dari biasanya, lebih pantas untuk acara-acara keluarga.
Sampai segitunya ibu ngerencanain
hal ini …., ada apa sih sebenarnya?
Felic hanya bisa terus bertanya pada dirinya sendiri, untuk bertanya sama ayah dan
ibunya tidak mungkin apalagi adiknya, lebih tidak mungkin mereka tidak mungkin
mengatakan apapun kepadanya.
“Sebenarnya ada apa sih bu, kenapa Felic harus dandan segala, biasanya nggak gini-gini amat?” Tanya Felic begitu bingung. Ia masih berharap ibunya akan mengatakan sesuatu padanya.
“Sudah jangan banyak tanya …, nanti kamu juga akan tahu sendiri! Pakai baju ini dan
dandan yang cantik!”
Ibu Felic meninggalkan Felic begitu saja tanpa jawaban tang pasti, Felic tetap sendiri di kamarnya, sedangkan di bawah terlihat begitu sibuk.
Tapi yang membuatnya lebih aneh lagi, saat keluarganya sedang sibuk, kenapa dia sama sekali di libatkan? Biasanya ia akan di suruh ini, di suruh itu hingga rasanya seluruh tulangnya terpisah jadi banyak bagian, tapi kali ini ia di perlakukan begitu istimewa, sangat istimewa ....
Adik dan ibunya seperti sedang merencanakan sesuatu. Ayahnya sepertinya juga
ikut-ikutan.
“Baju ini …, kenapa bagus sekali …, memang siapa tamunya sih? Kayak mau ke pesta
saja!”
Walaupun terus mengeluh, Felic tetap memakai baju itu. Felic menatap pantulan dirinya di cermin, begitu cantik dan anggun. Berbeda sekali dengan penampilannya sehari-hari.
Setelah selesai memakai bajunya, Felic pun kembali duduk di depan cermin riasnya, ia sedikit memoles wajahnya dengan bedak tipis supaya terlihat lebih segar.
"Sudah cantik ...., emang ya kalau sudah cantik dari sononya, di apain aja tetap cantik!" ucap Felic sambil mengagumi kecantikan dirinya sendiri.
Setelah cukup lama di dalam kamarnya, ia pun segera turun dan menghampiri ibu dan adiknya.
“Aduh…, anak ibu cantiknya!” puji ibunya setelah melihat Felic berdandan. Ini sungguh langka, karena selama ini Felic jarang sekali berdandan, berbeda sekali dengan Lisa, Lisa lebih feminisme di bandingkan Felic.
“Kakak …, kenapa pucat seperti itu? Pakai lipstick dong kak!” ucap Lisa saat melihat
kakaknya.
Lisa merogoh tas kecilnya yang berada di atas meja, mengeluarkan benda kecil panjang
berwarna merah itu. Ia mendekati Felic dan mengoleskan benda itu ke bibir
Felic.
“Nah…, kalau kayak gini kan jadi sempurna!” Ucap Lisa memuji hasil karyanya, ia memasukan kembali benda kecil itu ke dalam tas kecilnya. Ayah Felic yang sedang menggendong putri Lisa menghampiri mereka.
“Bu …., mereka sudah akan datang, sudah sampai di depan. Bersiap-siaplah!” ucap
ayah Felic, ia terlihat begitu senang.
“Baik yah!” jawab ibu felic.
“Sebenarnya siapa sih tamunya? Ribet banget ibu sama ayah?” gumam Felic, Lisa yang
mendengarkan gumanan Felic hanya tersentyum dan mencubit pipi kakaknya.
“Nanti kalau mereka datang, kakak juga akan tahu sendiri!”
"Dari tadi pagi jawabnya gitu mulu ...., pak presiden aja kalah nih persiapannya di bandingkan kedatangan tamu ayah!" gerutu Felic.
❤️❤️❤️
Tak berapa lama tamu yang di maksud oleh ayah datang juga. Mereka sepasang suami
istri seumuran dengan ayah dan ibu Felic. Mereka begitu ramah dan bersahaja.
“Selamat datang di rumah kami!” sambut ayah Felic dan mempersilahkan tamunya untuk masuk. Ayah Felic menyambut dengan sangat ramah.
“Terimakasih …!”
“Mari silahkan duduk!”
Mereka pun duduk di ruang tamu, ayah dan ibu Felic menyambutnya dengan baik.
Sepertinya mereka adalah teman lama ayah tapi di lihat dari pakaiannya mereka sepertinya orang kaya, apa lagi
dengan mobil yang di tumpangi mereka. Mobilnya mewah sekali.
“lama ya kita tidak bertemu, sudah hampir sepuluh tahun!” ucap ayah Felic. Dari
pembicaraan mereka Felic sudah bisa menyimpulkan jika tamu itu memang teman
lama ayahnya. Felic mencuri dengar pembicaraan mereka dari balik lemari yang
memisahkan antara ruang tamu dan ruang keluarga.
“Iya kau benar …, semenjak kami sekeluarga pindah ke luar negri, kita kehilangan
kontrak. Untung saja aku bisa menemukanmu lagi!”
Felic hanya bisa diam mendengarkan pembicaraan para orang tua ini, jadi merekia teman
lama yang sudah lama los kontak. Felic belum menemukan pembicaraan intinya.
“Bagaimana dengan putramu? Kemana dia? Kenapa aku tidak melihatnya?”
Deg
Mendengarkan
pertanyaan ayahnya pada tamunya itu membuatnya sadar arah pembicaraan mereka.
“Sayang
sekali dia ada urusan mendadak, sebenarnya dia sangat bersemangat sekali untuk
datang ke sini tadi, dia benar-benar minta maaf!”
“Tidak
pa pa, siapa nama putramu itu, dia pasti sangat tampan!”
“Abi…, dia sangat tampan sekarang! Mana putrimu aku tidak melihatnya!”
“Oh iya biar aku panggilkan!’ ibu Felic segera berdiri meninggalkan tamunya, Felic
yang melihat ibunya merjalan menujun ke arahnya. Felic segera berlari menjauh
dari lemari, ia pura-pura mengerjakan sesuatu di meja makan.
Ibu Felic segera memanggil Felic dan mengajaknya menemui tamunya. Sebenarnya Felic
sangat keberatan, tapi ia tidak mau mengecewakan orang tuanya.
“Fe …, ayo nak, mereka mencarimu!”
“Mencariku? Kenapa?”
“Ada yang penting nak, ayo …!” ibu Felic segera menarik tangannya. Felic pun hanya
bisa pasrah. Mereka pun berjalan menuju ke ruang tamu. Semua mata menatapnya,
penuh dengan kekaguman. Wanita paruh baya itu segera bangun dari duduknya
melihat kedatangan Felic dan ibunya.
“Ya ampun …, anak ini cantik sekali …! Pantas putraku sangat mengaguminya …!” ucap
wanita itu sambil mengelus pipi Felic. Felic hanya bisa tersenyum bingung.
Putranya mengagumiku ….? Sejak
kapan?apa aku mengenalnya?
“Ayo nak, duduklah …!” perintah ayah Felic padanya. “kenalkan mereka adalah paman
Deni dan bibi Moi!”
“Salam kenal paman …, bibi ….! Saya Felic ….!” Felic memberi salam dan memperkenalkan
dirinya.
“Kau manis sekali nak! Pantas saja Abi suka sekali menceritakan tentangmu!” ucap
paman Deni membuat Felic semakin bingung.
Abi ….., aku tidak pernah mengenal
pria yang namanya Abi ….
“Abi?” Tanya Felic tak mengerti.
“Dia putra kami, semenjak pulang dari luar negri yang di ceritakan kamu terus!”
“Tapi saya tidak mengenal yang namanya Abi! Putra paman pasti salah orang!”
“Ahhh …., masak …, kamu mengenalnya, dulu kalian pernah dekat!” ucap bibi Moi.
Pernah dekat ….? Tapi siapa? Abi?
Abi? Namanya saja aku merasa asing …..
“Tenanglah
nak, jangan khawatir seperti itu. Kami sangat demokratis…., nanti setelah
kalian bertemu kalian boleh memutuskan untuk lanjut atau tidak. Semua keputusan
di tangan kalian!” ucap bibi Moi dengan sangat bijaknya. Secara tidak sadar
bibi Moi menjadi idola baru untuk Felic, ia benar-benar ibu yang berfikiran
modern.
Mereka
makan siang, bibi Moi dan paman Deni adalah orang tua yang mudah untuk di ajak
bicara, tapi orang tuannya sendiri, Felic tidak yakin. Hingga makan siang
berakhir pun putra yang mereka bicarakan tidak juga datang. Setidaknya kali ini
Felic merasa beruntuh, tapi apakan akan benar-benar beruntung karena ia
melewatkan satu kenyataan yang bisa merubah pendiriannya.
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 😘❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 404 Episodes
Comments
Skolastika Nur Intan Kusuma
siapa lg si Abi? aq jd penasaran nich
2022-08-31
0
Arsy Azzahira
kaya a frans deh Lo di liat liat sih.. kn ibu moi itu pembantu a frans
2022-08-28
0
Nicky Nick
pasti Frans..
2021-07-11
0