...Flashback...
Beberapa hari ini Lisa benar-benar geram karena semenjak kekasihnya mengajaknya untuk menikah, orang tuanya selalu saja menolaknya karena alasan yang sama. Mereka
menginginkan kakaknya menikah terlebih dulu.
Lisa sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus di kantor, calon suaminya juga. Mereka
sudah ingin cepat menikah tapi orang tuanya selalu meminta mereka menikah
setelah kakak perempuannya.
“Bagaimana kak Felic akan menikah, punya pacar saja tidak!” gerutu Lisa pada orang tuanya.
Bahkan sampai detik ini kakak perempuannya itu tidak terlihat dekat dengan
seorang pria manapun.
“Sabarlah Lisa, kita tunggu beberapa waktu sampai kakakmu mendapatkan jodohnya!” ucap sang ayah. Ayahnya begitu tahu kenapa felic sampai tidak memikirkan dirinya sendiri,
ia terlalu sibuk memikirkan keluarganya. Bahkan felic lah yang membantu membiayai
kuliah adiknya.
Lisa menatap kakak perempuannya yang tak bergeming sama sekali, Felic terlihat
begitu santai menanggapi perdebatan keluarganya.
“Kak Felic bagaimana? Kenapa diam saja?”
Felic benar-benar santai, ia tidak tertarik sama sekali dengan obrolan itu. Ia dengan
santainya mencomoti makanan yang ada di piring membuat Lisa semakin geram.
‘kakaaaaak ….!” Teriak Lisa sambil menajamkan matanya. Lisa berdiri dan berkacak pinggang.
Ia sudah sangat kesal pada kakak perempuannya itu.
“Lisa…, bicara yang sopan pada kakakmu!” hardik ayahnya. Lisa pun segera menurunkan
pandangannya, ia kembali duduk dan menatap kakaknya.
“Terus aku harus bagaimana? Aku belum tertarik untuk menikah, jika kalian mau menikah, menikah saja, apa susahnya sih ….!” Felic benar-benar tidak mau terlalu memikirkan masalah itu. Ia begitu menikmati kesendirian dan kebebasannya.
“Kakak egois banget sih, Bima kasihan kalau nunggu terlalu lama …, bagaimana kalau
Bima keburu di comot orang?” tanya Lisa dengan nada marah, ia benar-benar mengkhawatirkan nasib hubungannya dengan pacarnya.
“Ya itu berarti Bima bukan cowok yang tepat untukmu!” ucap felic dengan santainya. Memang benar, jika ia benar-benar mencintai ia pasti sanggup menunggu sampai kapan pun.
“Kakaaaak …!” lagi-lagi ucapan Felic membuat Lisa kesal.
"Lisa rendahkan suaramu, itu tidak baik!" hardik ayahnya membuat Lisa segera menurunkan tatapannya.
“Begini saja, ibu punya tugas buat Lisa!” ibu yang sedari tadi hanya menjadi pendengar
di antara perdebatan kedua putrinya itu akhirnya ikut angkat bicara. Ia tidak mau memihak salah satu dari putrinya.
“Apa?” Tanya Lisa, ia tidak sabar mendengar penuturan dari ibunya.
“Tunggu sampai satu tahun, carikan calon untuk kakak kamu, jika sampai tiba saat itu
kakakmu tak dapat jodoh juga, ibu dan ayah menyerah. Lisa boleh menikah!”
“Satu tahun?” Tanya Lisa tak percaya, ibu dan ayahnya mengangguk.
“Itu terlalu lama bu….!” Keluh Lisa.
“Terserah, itu syaratnya! Mau atau tidak Lisa harus nurut. Lagi pula ini juga sebagai cara
ngetes kesungguhan si Bima itu kan!”
“Bagaimana kak Felic?” Tanya Lisa meminta persetujuan kakaknya.
“terserah kalian saja!”
“Asal kak Felic tidak sengaja aja menunda menikah ….!” Keluh Lisa. ia menatap sinis pada kakak perempuannya.
Setelah obrolan itu, Lisa dan Bima benar-benar berusaha keras untuk mencarikan jodoh
untuk Felic. Mereka sampai memasang iklan di surat kabar, mengenalkan Felic
dengan teman sekantornya, dengan tukang sayur yang biasa mangkal di perempatan
kompleksnya, teman sekolah Felic. Semuanya tidak membuahkan hasil.
Pernah beberapa kali sempat bertahan, tapi tidak sampai satu bulan hubungan mereka
selalu kandas, bukan karena cowok yang menolaknya. Tapi Felic selalu saja
mencari alasan untuk melepaskan diri dari pria pria itu. Felic tidak pernah
merasa cocok dengan pilihan adik dan calon adik iparnya itu.
Hingga waktu yang di tentukan telah habis, satu tahun sudah. Lisa tidak berhasil
menemukan pasangan untuk kakaknya.
“Apa aku harus menunda lagi, bu?" tanya Lisa pada ibunya, tapi sepertinya ibunya masih bingung harus memutuskan apa, semua adalah putrinya, ia tidak mungkin memihak sebelah walaupun dalam hatinya ia ingin Felix yang menikah lebih dulu.
" Ini sudah waktunya! Satu tahun sudah berlalu dan kakak selalu saja membuat masalah dengan pria-pria itu! Jelas saja dia nggak juga dapet jodoh!” ucap Lisa kemudian pada
ibunya, ia sudah bersusah payah selama ini untuk mendapatkan restu dari kedua
orang tuanya.
“Apa boleh buat, kakakmu tak juga mendapatkan jodohnya!” ucap ibunya. Ia sudah
jengah dengan putri sulungnya yang tak juga mendapatkan pasangan.
“Terimakasih ibu …!” Lisa berhamburun memeluk ibunya.
Felic sudah cukup merasa bersalah dengan adiknya. Ia tidak mungkin menghalangi
kebahagiaan adiknya karena keegoisannya.
Pernikahan Lisa benar-benar terjadi, lagi-lagi pernikahan itu menjadi bahan gossip karena
seorang adik melangkahi kakak perempuannya. Di masyarakat kebiasaan yang selalu
menjadi tolak ukur. Hingga masalah pribadi seseorang pun kerap kali menjadi
sorotan publik. Apa yang benar menurut kita belum tentu baik untuk masyarakat.
Bersikap baik dan tidak bersikap keras menjadi senjata jitu untuk di anggap
baik dalam pergaulan.
“Lisa …, maafkan kakakmu ini ya karena selalu menyusahkan mu!”
“Kakak …, seharusnya bukan kakak yang minta maaf, tapi aku. Maaf karena tidak sabar
menunggu kakak! Tapi kakak emang lama sih dapat jodohnya, bisa lumutan Lisa
nunggu kakak!”
“Ini hak mu untuk bahagia, jadi berbahagialah dengan suamimu, aku tidak pa pa!”
Kakak beradik itu hanya bisa saling berpelukan. Setelah ini pasti hubungan mereka
akan berbeda, adiknya sudah punya kehidupan sendiri, dia bukan Cuma seorang
adik dari seorang kakak, atau seorang putri dari seorang ayah dan ibu. Tapi dia
adalah seorang istri dari seorang suami, dan dalam waktu singkat statusnya akan
bertambah lagi menjadi seorang ibu.
Hingga satu tahun berlalu, Lisa mengandung putra pertamanya. Tapi status Felic masih
sama, usianya sudah mendekati angka tiga puluh tapi jodoh masih enggan mendekat
padanya. Parasnya sebenarnya juga tidak jelek, dia manis. Walaupun usianya
sudah mendekati angka tiga tapi wajahnya yang baby face membuatnya tetap tampak
muda, masih seperti usia dua puluh tahunan.
Bahkan hingga adiknya melahirkan seorang putra, status Felic semakin menghebohkan
seluruh kampung. Dari ujung ke ujung topic yang di bicarakan masih sama dan
semakin memanas saja. Ayahnya sudah memperkenalkan ke banyak pria, tapi taka da
satupun yang berhasil meluluhkan hati
Felic.
Ibunya bahkan sampai menawarkan Felic ke seluruh ibu-ibu pengajian, mengobral Felic
seperti gadis yang benar-benar tidak laku. Tapi banyak dari mereka menolaknya
dengan alasan macam-macam, inilah …, itulah …., beginilah …, begitulah …., hal
itu membuat Felic semakin malas untuk keluar rumah selain bekerja. Untung saja
pekerjaannya tidak menuntutnya untuk bertemu banyak orang, jadi ia cukup nyaman
karena tidak mendengarkan mereka membicarakan kehidupannya.
Apa yang kita rencanakan terkadang tak sesuai dengan apa yang kita hasilkan, tetap
sabar …, karena kesabaran adalah kunci dari semua masalah yang rumit itu
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 404 Episodes
Comments
Ida Ida
Lisa dh dbiayain SMA KK y mlh ngelunjak yach...GK nyadar diri mending dganti tuch biaya selama kuliah Lis...Lis...kuliah mahal2 ujung2 y nikah pnya ank cuma dpt status sarjana doang .SMA status ibu rmh tangga...
2023-03-09
1
Indra Fianti
aq bc kisah felic jd inget akan diriku aq jg dilangkahin adikku, adikku smpe punya anak 2 br aq nikah ,umur sdh 30 saat nikah, mau gimana jodoh ada ditangan tuhan..😊
2022-09-05
0
Skolastika Nur Intan Kusuma
jaman sekarang mana mungkin anak pertama mau nikah dulu. seperti kedua anak ku. aq punya anak sepasang. ternyata thn kemaren anak ku yg nomer 2 menikah lalu baru thn ini anak ku yg pertama menikah. jd yg nama nya jodoh itu yg mengatur Tuhan. bukan manusia, klo blm ingin menikah ya g papa jgn di paksain
2022-08-31
0