Shin yang masih berbaring di bawah pohon kini mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya, Hanabi teman masa kecil shin serta adiknya pun terlihat mendekat kearahnya,
"Kakak~" kata hana yang berlari dan menjatuhkan diri di perut shin,
"Ugh~~ Hana ada apa? kau terlihat senang?" kata shin setelah menahan sakit di perutnya
Shin kini bangkit dan menggeser tubuh adiknya, shin pun mengelus rambut hitam adiknya yang kini berbaring di pangkuannya,
"Apa kakak benar benar mengenal hime?" kata hana polos
"Eh~ dari mana kau tahu?" kata shin penasaran bagaimana cara adiknya bisa mengetahui hal seperti itu,
"Kakak perempuan kemarin bilang, kakak mengenalnya, kata kakak hanabi juga bilang mungkin kakak mengenalnya, aku ingin tanda tangan hime" kata hana sambil matanya berbinar binar jika bicara tentang yuki,
"Baiklah, kakak akan memintanya untukmu jika kakak ingat" kata shin yang melihat hanabi kini duduk di sebelah shin
"Janji ya, kalau bohong aku tak akan bicara lagi dengan kakak" kata hana dengan gaya mengancam namun masih terlihat imut
"Apa ai chan itu lebih penting dari kakak," kata shin bertanya dengan gaya sedih untuk menggoda adiknya
"Eh~ tidak bukan itu maksud hana, hana hanya,," kata hana terhenti karena kebingungan menjawab pertanyaan shin,
Hana pun tertunduk sedih karena merasa membuat shin sedih akibat permintaannya,
"Shin, jangan menggoda adikmu, dia masih kecil" kata hanabi mencubit pinggang shin
"Aduh~ baik lah baik, kaka hanya bercanda" kata shin sambil mengelus rambut adiknya agar tak merasa murung kembali,
Mendengar itu hana yang ada di pangkuan shin kini memeluk perut shin dengan manja, melihat itu hanabi pun merasa senang karena melihat shin yang selalu memanjakan adiknya,
"Apa kau besok akan pergi?" kata hanabi mencoba bertanya pada shin,
"Iya, ada banyak hal yang harus aku lakukan" kata shin menjawab pertanyaan hanabi sambil terus memanjakan adiknya,
"Begitu,~" kata hanabi yang berfikir bahwa dia tak memiliki hak untuk melarang shin,
"Bagaimana keadaan kepala desa?" kata shin mencoba mengalihkan pembicaraan,
"Kakek sudah merasa lebih baik, tapi sepertinya tidak lagi bisa menjalankan tugas sebagai kepala desa" kata hanabi
"Lalu?" kata shin
"Kakek bilang, posisi kepala desa akan diserahkan pada paman, penduduk desa pun setuju dengan pendapat itu" kata hanabi menjelaskan
'Apa ayah baik baik saja? sepertinya dia akan terus sibuk mulai sekarang' pikir shin mendengar penjelasan hanabi,
"Yah~ Aku harap ayah tak melupakan keluarga meskipun sekarang menjadi kepala desa" kata shin
"Kamu tenang saja, aku yakin paman akan baik baik saja" kata hanabi menyemangati shin
Suasana pun menjadi canggung, dengan kesunyian yang hanya di isi semilir angin serta dengkuran kecil hana yang kini telah tertidur,
Shin pun hanya bisa mendongak melihat ke arah langit biru cerah untuk menikmati setiap hembusan angin yang terasa nyaman menerpa mereka,
"Shin~" kata hanabi pelan dan ragu
"Hmm~~" kata shin menjawab panggilan hanabi
"Apa kau me~~ wush~~" suara hempasan angin yang menutupi ucapan hanabi,
"Apa kamu bilang? maaf aku tak mendengarnya" kata shin yang berpura pura tidak mendengar kata kata hanabi,
"Tidak apa, bagaimana di sekolah, apa kau menemukan gadis yang kau suka" kata hanabi, mencoba mengalihkan perhatian shin agar melupakan kata kata yang telah dia ucapkan,
'Maaf hanabi, aku tak bisa menjawab perasaanmu, tapi ini lebih baik daripada terus menungguku tanpa kepastian' pikir shin
"Iya~ bisa dibilang begitu" kata shin menjawab pertanyaan hanabi
Mendengar itu hanabi pun merasakan dadanya tertusuk jarum, rasa sakitnya membuat dia susah untuk bernafas, namun hanabi mencoba untuk tetap tegar, dengan paksaan bibirnya pun tersenyum untuk menutupi rasa patah hatinya,
"Ah~ begitu, seperti apa dia?" kata hanabi, sambil tersenyum sambil menutupi rasa sakit hatinya,
"Yah, aku tak bisa menjelaskannya, yang pasti dia adalah orang baik" kata shin sambil mengingat masa masa shin bersama yuki,
'Apakah aku bukan orang baik hingga kamu tak menyukaiku? atau kau tak mau bilang karena tau perasaanku dan tak ingin menyakitiku lebih dalam karena bicara tentangnya' pikir hanabi,
"Itu bagus, aku harap kau bisa membuatnya bahagia" kata hanabi
"Tentu, sudah sore ayo kembali, kepala desa pasti mencari mu" kata shin sambil membopong adiknya yang masih tertidur ditangannya,
"Aku masih ingin melihat matahari terbenam, kau kembalilah dulu sebentar lagi aku akan menyusul" kata hanabi yang melihat shin kini berdiri dan bersiap pergi dengan adiknya,
"Baiklah, cepat pulang atau kepala desa akan khawatir" kata shin sambil pergi meninggalkan hanabi,
Shin pun pergi dari bukit tersebut meninggalkan hanabi sendirian disana, terlihat hanabi pun tertunduk diam tak bergerak dari tempatnya tanpa melihat kearah shin yang pergi meninggalkannya,
"Papa kau kejam sekali,?" kata yui yang sedari tadi diam tanpa kata kata
"Lalu aku harus apa? apa kau mau mama baru?" kata shin yang berjalan menuruni bukit sambil menggendong hana di tangannya
"Tidak, mama hanya mama seorang," kata yui yang kini berada di atas pundak shin sambil mengarahkan kepalan tangan di pipi shin,
"Lalu kenapa kamu bilang aku kejam?" kata shin
"Yah aku kira, sekarang dia menangis tanpa henti karena ulah papa" kata yui sambil melipat tangan dan duduk di pundak shin,
"Aku tahu itu, tapi mau bagaimana lagi? setiap orang memiliki masa bahagia dan sedih sendiri" kata shin yang menjadi orang bijak,
"Papa jangan sok bersikap bijak itu tidak pantas" kata yui
"Benarkah?" kata shin mencoba membantah kata yui
"Iya," kata yui singkat,
Shin dan yui pun terus mengobrol karena yui selalu bertanya pada shin, pada dasarnya yui melakukan itu untuk membantu shin melupakan apa yang terjadi dengan hanabi, karena penyesalan akan menghalanginya shin suatu hari nanti.
**
Beberapa hari berlalu, shin kini sudah mencapai kota J, untuk memulai rencananya untuk menguasai dunia fana yang kecil ini,
"Sepertinya hanabi benar benar marah padaku" kata shin yang mengingat teman masa kecilnya sama sekali tak mengantar kepergiannya
"Tring~~ Tring~~" layar biru gelap muncul dengan panggilan telepon dari wali kelas shin, shin pun duduk di kursi pinggir jalan di depan stasiun kereta api,
"Halo, Ada apa wali kelas?" kata shin setelah mengangkat pangilan tersebut
"Ada apa? kau pikir berapa hari kamu absen? apa kau ingin mengulang kelas?" kata wali kelas dalam telepon
"Bu dengar dulu, terjadi sesuatu di keluarga saya, jadi saya minta untuk absen beberapa hari," kata shin mencoba berbohong
"Benarkah? jadi benar apa yang dibilang xia an?" kata wali kelas
'Xia an? apa dia sudah kembali ke sekolah? tapi berkat dia aku punya alasan, sepertinya aku berhutang budi lagi padanya' pikir shin,
"Baiklah, akan mentolerir alasanmu, tapi ingat kembali saat ujian semester akhir atau aku akan membuat nilai mu menjadi nol besar, kita akan lihat hancurnya rekor yang selama ini kau jaga, haha" kata wali kelas dengan nada mengancam
"Guru kau kejam sekali" kata shin
"Terserah, kembali saat ujian, tut ~ tut~" suara akhir telepon mengakhiri panggilan mereka,
"Yah setidaknya aku masih cukup waktu," kata shin yang kini berdiri dari duduknya di kursi depan stasiun kereta.
Shin pun mulai melangkah dari tempatnya menuju tempat yang menurutnya bagus untuk memulai mencari dana, untuk biaya masa depannya,
"Kau berhenti disana"
...•••••••••••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
blumer
lanjutttt
2021-05-23
1