Elina tengah duduk dirumahnya ditemani Nenek Sira dan Paman Arya. Paman Arya dan Nenek Sira sudah tahu apa yang terjadi dari pembicaraan orang - orang pulau. Orang - orang dipulau itu memang suka sekali bergosip, hanya sebentar saja tapi sudah tersebar ke seisi pulau.
Saat itu Dimas datang bersama sekretaris Halim menggunakan motor besarnya. Dimas masuk kedalam rumah dan melihat istrinya duduk diruang tamu. Elina saat itu langsung berdiri dan menampar Dimas.
Plakk....suara tamparan Elina terdengar sangat keras, semua orang kaget melihat elina menampar dimas, apalagi sekertaris halim, itu pertama kali dia melihat dimas ditampar orang selama hidupnya karena selama ini tidak ada yang berani pada dimas. Dimas mulai bicara pada Elina.
"El...maafkan aku, karena berbohong padamu selama ini, aku melakukannya karena takut kehilanganmu, kau pernah bilang kan kalau kau tidak suka orang kaya dan berstatus makanya aku melakukan semua ini" Kata dimas.
"Sejak kapan kau ingat semua dan menyembunyikannya dariku?" tanya Elina.
Dimas hanya diam tak menjawab pertanyaan elina, Melihat diam dimas membuat elina mengerti semuanya.
"Jadi dari awal kau pura - pura ingatan dan kau sengaja menyembunyikannya dariku" kata elina.
"Maafkan aku El...sebenarnya aku ingin memberitahumu tapi aku takut membuatmu marah seperti ini" jawab dimas.
"Kalau orang - orangmu itu tidak pernah datang mencarimu, apa kau akan selamanya pura - pura ingatan?" tanya elina.
"El....aku melakukannya karena aku sangat mencintaimu, aku tidak mau Kehilangan dirimu hanya karena ini" jawab dimas.
"Apa kau dari awal sudah jatuh cinta padaku sampai kau berbohong seperti ini?" tanya elina kembali.
"Waktu itu, aku berbohong karena ingin mengetes ketulusanmu saat menolongku, aku pikir kau pura - pura tidak tahu aku, tapi semakin lama aku tertarik dan jatuh cinta pada sifatmu yang baik dan sabar padaku" jawab dimas.
"Kau bilang kau mengetes ketulusanku, apa aku pernah mempertanyakan ketulusanmu selama ini, aku bahkan tidak pernah memikirkan asal usulmu yang tidak kuketahui itu..dimas" kata elina.
"Aku sungguh mencintaimu el" balas dimas.
Elina semakin marah mendengar kata - kata dimas yang sudah menipunya dari awal hanya karena cinta, matanya merah berkaca - kaca.
"Cinta kau bilang...!"Teriak elina. " Kau sama sekali tidak mengerti cinta itu apa dimas, kau hanya memikirkan perasaanmu saja tapi tidak pernah memikirkan perasaanku, kau sudah sangat menyakitiku. Dan jangan pernah berbicara ketulusan didepanku" Kata Elina.
"Aku sungguh menyesal El" balas dimas sambil berlutut didepan elina.
"Yang mulia benar - benar sangat mencintai istrinya, ini pertama kalinya aku melihat yang mulia merendahkan dirinya pada orang" dalam hati halim.
Elina yang melihat dimas berlutut dan menyesal.....membuatnya menangis, Nenek Sira yang melihat Elina menangis mencoba menenangkan elina.
"Tenang El....jangan terlalu emosi, kau itu sedang hamil" kata nenek sira sambil memeluk pundak elina.
"Pergi kau dari sini, aku tidak ingin melihat wajahmu itu" kata elina yang mengusir dimas.
Air mata elina semakin mengalir, penglihatannya mulai kabur dan tiba - tiba saja dia terjatuh pingsan. Untung saja saat itu nenek Sira memegang elina sampai dia tidak terjatuh ke lantai. Dimas dengan sigap berlari kearah elina dan langsung menggendong elina.
"Halim....cepat kau bawa dokter rangga kesini" perintah dimas.
"Baik...yang mulia" jawab sekertaris halim.
Bima lalu membaringkan elina dikasur. Hanya beberapa menit saja dokter rangga datang dan memeriksa elina. Dokter rangga merupakan dokter pribadi dimas, saat bepergian jauh dimas selalu membawa dokter pribadinya. Sekertaris halim yang mengatur semuanya itu seperti kendaraan dan yang lain - lainnya. Jadi Dimas tidak pernah kekurangan apapun, itu memang pantas untuk seorang dimas yang merupakan calon penguasa Luwis.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Rista Nia
sabar dimas
2021-01-17
0
🌹🌺gemini🌺🌹
sbr dimas
2021-01-05
0
🌹🌺gemini🌺🌹
sbr dimas
2021-01-05
0