Asli Atau Palsu

Mereka pun akhirnya sampai di sebuah tempat untuk bermain golf, kakek Permadi sudah di tunggu oleh beberapa teman bisnisnya di sana, tapi di bilang teman juga rasanya kurang pantas, karena mereka berusia jauh lebih muda dari kakek Permadi

Lebih tepatnya mungkin mereka adalah murid murid berbisnis kakek Permadi, mereka memang bertampang seperti orang orang sukses pada umumnya, yang mempunyai paras karismatik

"Kakek, apa kabar,,,, Anda semakin terlihat tua saja " ucap salah satu dari mereka yang memeluk Kakek Permadi

"Baik, aku merasa lebih baikan akhir akhir ini" ucap Kakek Permadi

3 orang lainya juga melakukan hal yang sama pada kakek Permadi

"O yah siapa pemuda ini kek, apa dia cucumu dari Argi?" tanya Rogers

"Bukan, Dia adalah Reki asistenku" ucap Kakek Permadi, dia tidak menyebut Reki asisten Rumah, tapi menyebutnya asisten saja

"Biasanya Anda tidak pernah salah menilai orang pak tua, aku yakin, dia akan sukses kalau dia mengikuti mu" ucap Rogers sambil bersalaman dengan Reki

"Ya ya ya, kamu memang pandai memuji" ucap Kakek Permadi

Reki pun hanya memberi senyuman padanya, dia tidak terlalu menganggap itu perkataan yang serius, karena dia berpikir dia bukan siapa siapanya Kakek Permadi, dan Reki juga belum terlalu mengenal lebih dalam sosok kakek Permadi ini

Kakek Permadi adalah seorang dermawan bisnis, dia di kenal sebagai pencetak bibit para pengusaha sukses, siapa pun yang di sokongnya dia akan sukses pada akhirnya, karena memang Kakek Permadi orang yang tidak pelit untuk membagikan ilmu dan pengalaman bisnisnya pada siapa saja yang dia anggap punya peluang, dan diapun tidak segan memberi dukungan dan modal pada orang yang menurutnya berpotensi

Dan orang orang yang berada di hadapan Reki sekarang ini, semuanya adalah mantan mantan bawahannya Kakek, mereka sekarang sudah memiliki perusahaan perusahaan besar milik mereka sendiri, dan itu berkat ilmu dan dukungan dari Kakek Permadi

Dia juga sangat mengapresiasi orang-orang yang jujur,

Jadi Reki pun termasuk orang yang punya kesan baik di mata kakek Permadi, karena Kakek Permadi menilai kalau Reki adalah orang yang jujur, dan Reki juga punya peluang untuk di ajarkan berbisnis oleh kakek Permadi.

~

Kakek Permadi dan murid muridnya itu pun segera beranjak masuk ke hamparan lapangan golf yang terbentang luas untuk segera memulai permainannya, dan mereka di dampingi para cady cantik juga tentunya

Sementara Reki Hanya menunggu dan melihat mereka bermain saja dari kejauhan, dia tidak turun kelapangan, dia masih duduk di kursi yang tadi di duduki oleh murid muridnya Kakek Permadi

Setelah beberapa waktu mereka bermain golf, merekapun kembali lagi ke kursi di dekat Reki untuk berisitirahat

"Reki, kenapa kamu tidak ikut main, banyak caddy cantik di sini, apa kamu tidak tertarik menggodanya?" ucap Rogers

"Tidak om, saya tidak bisa main" ucap Reki tersenyum

"Kamu masih muda, jangan kalah dengan Kakek tua ini, dia jagonya merayu caddy" ucap Roger melirik Kakek Permadi

"Kamu suka sembarangan saja kalau bicara, O yah, kakek langsung pulang saja setelah ini, kalau umur sudah tua main sebentar juga badan sudah berasa pegel pegel" ucap kakek Permadi

"Iya kek, aku juga mungkin langsung pulang setelah ini" ucap Rogers

"Gustav, Emilia, apa kalian langsung pulang juga?" tanya Kakek Permadi

"Iya kek, kami sepertinya juga langsung pulang" ucap mereka

"Apa aku tidak dapat pertanyaan Kek?" tanya Rendra

"Kamu sudah tidak perlu di tanya lagi, pasti kamu habis ini langsung nongkrong untuk berburu daun muda kan?" ucap Kakek Permadi bercanda

"Ah Kakek ada ada saja, memangnya aku ini pria hidung belang apa?, biniku juga masih cukup muda dan cantik, ngapain cari cari daun muda diluaran Kek" ucap Rendra yang usianya paling muda di antara beberapa murid Kakek Permadi ini, usianya baru sekitar 35

"Iya iya, Kakek cuma bercanda, ya sudah, kita pulang sekarang" ucap Kakek Permadi

Mereka pun segera beranjak pulang dari tempat itu dengan mobil mewahnya masing masing

Di dalam mobil Kakek Permadi, Reki pun duduk bersebelahan dengan Kakek Permadi di kursi bagian belakang

"Mereka dulu hanyalah karyawan karyawan Kakek Rek, tapi mereka sekarang sudah jadi orang orang yang sukses, kakek memang tidak salah menilai kemampuan mereka itu,,, jika suatu saat kamu perlu bantuan, dan jika Kakek tidak bisa membantumu, kamu boleh meminta bantuan pada mereka" ucap Kakek Permadi

"Ah tidak Kek, aku tidak punya Budi pada mereka, jadi aku mana mungkin berani meminta bantuan kepada mereka" ucap Reki

"Kakek yang berhutang Budi padamu, dan mereka berhutang Budi pada kakek, jadi kamu tidak perlu sungkan meminta bantuan pada mereka, mereka orang baik, dan mereka punya setatus yang tinggi di kota ini, bahkan di luar pun mereka punya relasi yang cukup luas, Kakek akan berikan kontak mereka nanti padamu" ucap Kakek Permadi

"Kek saya berterima kasih sebelumnya, tapi pertolongan ku pada kakek dan nona malam itu kan sudah di bayar impas oleh nona Leticia, jadi aku pikir sudah tidak punya jasa apapun lagi pada Kakek sekarang" ucap Reki

"Budi mu tidak bisa di balas dengan uang, kehormatan Aira dan nyawa Kakek itu tidak akan sebanding dengan uang yang diberikan oleh Aira padamu, jadi jika kamu butuh bantuan apapun, jangan sungkan untuk meminta bantuan pada kakek" ucap Kakek Permadi

Reki pun merenung sejenak "Baiklah kek" Reki pun tidak menampiknya lagi, karena dia sudah tidak punya kata lagi untuk menyangkalnya, Dia tidak terlalu memahami prinsip Kakek Permadi yang mungkin tidak pernah merasa kekurangan uang di masa hidupnya, berbeda jauh dengan Reki yang sudah terbiasa hidup pas pasan, dan menurut pemikirannya urusan apapun bisa di selesaikan dengan uang, termasuk balas Budi

Merekapun segera kembali ke rumah Kakek Permadi lagi

"Kakek!,,, Kakek dari mana saja?,,, pergi kok tidak bilang bilang Aira sih, Aira khawatir kek" ucap Aira yang langsung menyambut kakeknya

"Kakek sudah bertemu dengan teman Kakek tadi" ucap Kakek Permadi

"Iya, tapi Kakek setidaknya bilang ke Aira, biar Aira bisa antar Kakek juga, jangan pergi pergi sendirian" ucap Aira

"Kakek tidak sendirian kesana, Kakek di temani Reki juga tadi" ucap Kakek Permadi yang perlahan duduk di sofa

Sementara Reki hanya berdiri di samping sofa Kakek Permadi, dia tidak berani duduk di sofa juga

"Kenapa Kakek ajak ajak dia, kenapa tidak ajak aku, jarang jarang kan Aira bisa berada di Rumah seharian seperti ini, setidaknya Aira bisa antar Kakek kemanapun" ucap Aira yang juga duduk di samping kakeknya

Aira memang sangat menyayangi kakeknya ini, karena menurutnya, dia lah satu satunya orang yang bisa mengerti dirinya di keluarga besar ini

"Kakek kira kamu sedang istirahat tadi, dan kebetulan Reki juga tidak punya kesibukan, jadi Kakek ajak dia" ucap Kakek Permadi

Aira pun menatap Reki dengan tatapan persaingan, menurutnya tidak biasanya kakeknya mudah dekat dengan orang yang baru, "Baiklah, sepertinya Kakek mulai tidak sayang pada Aira sekarang" ucap Aira memanyunkan bibirnya

"Kamu jangan berpikiran begitu, Kakek juga kan pergi dengan suamimu, bukan dengan orang Lain" ucap Kakek Permadi

"Idih, apaan Suami, orang kita cuma nikah bohongan" ucap Aira

"Yang menikahkanmu adalah ayah kandungmu, penghulunya juga asli,, Akadnya juga asli dan di sahkan oleh saksi, jadi secara adat kalian memang suami istri asli, kecuali kalau yang menikahkan kalian itu semuanya palsu, itu baru bisa di sebut bohongan" ucap Permadi

Aira pun langsung tertegun dengan perkataan kakek Permadi itu, "Tapi, tapi, aku niatnya kan bohongan kek" ucap Aira gugup, karena dia baru sadar, kalau yang di ucapkan kakeknya memang benar,

"Walau pun kamu menyangkalnya, setatusmu sekarang tetap sebagai istri,, kalau kamu tidak percaya, tanyakan saja pada ayahmu" ucap Kakek Permadi

Wajah cantik Aira pun menjadi semakin rumit, "Apa itu artinya Aku sudah terikat sekarang kek? Aku, aku kan masih ingin hidup bebas kek" ucap Aira

"Selama Reki tidak mebatasimu, kamu masih bisa bebas," ucap Permadi

"Begitu ya, aku tidak memikirkan ini sebelumnya" ucap Aira

Reki juga tidak terlalu mengerti masalah seperti ini, dia pun tidak banyak berpikir, karena dia juga menganggap kalau pernikahan mereka cuma pernikahan palsu, karena tidak didasari dengan rasa saling suka

Setelah hari mulai gelap, Reki pun bersiap untuk segera pulang ke rumahnya, karena setelah obrolan tadi selesai, dia hanya duduk dan mengobrol dengan satpam di pos luar, tidak ada yang dia kerjakan lagi

"Pak asep, aku pulang dulu ya" ucap Reki

"Kamu pulang naik apakah" tanya pak Asep

"Aku naik kendaraan umum pak" ucap Reki

"Kalau kamu bisa bawa motor, bawa saja motor itu" ucap pak Asep

"Memangnya boleh pak?" tanya Reki

"Ya boleh, itu juga motor dari kakek" ucap pak Asep

"Baiklah kalau gitu aku pinjam" Reki pun mengambil kuncinya dan segera menghampiri motor

Dan diapun bersiap pergi dengan motor klasik itu

"Reki, Tunggu" teriak Aira

Reki pun menoleh "Ada apa non?" tanya Reki

"Ibuku mau kemari, jadi kamu jangan pulang malam ini" ucap Aira

"Apa,? tapi ini waktunya aku pulang non" ucap Reki

"Kamu masih ada kontrak dengan ku, ingat poin kontrak nomor 7, tidak boleh menolak jika aku mengajakmu bertemu orang tuaku, atau kamu harus bayar denda" ucap Aira

"Denda apa non?, aku juga belum terima uang kontrak, seharusnya kontraknya belum berlaku kan" ucap Reki beralasan

"Masalah uang gampang, kamu cerewet sekali sih, aku akan segera kasih DP nya nanti," ucap Aira ketus

Reki pun menghela nafas, dia sebenarnya tidak terlalu mempersalahkan uang itu, dia masih banyak memiliki uang sekarang, hanya saja dia merasa ingin berkumpul dan makan bersama lagi dengan Ibunda Keno

"Baiklah aku tidak akan pulang, masalah uang tidak perlu terburu-buru" ucap Reki, dia pun turun lagi dari motornya lagi dengan pasrah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!