Dua tahun kemudian…
Semenjak kejadian itu, Guntur sudah tidak pernah lagi membahas rencana untuk membatalkan perjodohan itu. Dia sudah pasrah dengan takdirnya nanti. Sesekali dia juga ikut main ke rumah Zee, karena paksaan dari orang tuanya. Terutama sang Mama, yang bisa berubah kapan saja menjadi Mak Lampir, jika kemauannya tidak direspon oleh sang anak.
Zee sekarang sudah kuliah semester 4, mengambil jurusan tata boga. Bahkan sekarang Zee juga membuka usaha toko roti dan kue yang menjadikannya sibuk setahun terakhir ini. Walaupun baru buka, toko kue Zee cukup banyak pembelinya, yang membuatkan sedikit kewalahan walaupun sudah dibantu 5 orang karyawan.
Sejak pembicaraannya dengan Guntur yang meminta dia untuk membatalkan perjodohan ini, Zee sudah tidak mengharapkan lagi lelaki itu, karena sekarang dia tau jika dia bukanlah gadis yang diharapkan oleh Guntur.
Masa bodo lah, pasrah aja. Pikir Zee, karena percuma juga ngerengek pada orang tuanya.
Malam itu, begitu terasa melelahkan bagi Zee, karena hari ini begitu banyak pesanan kue, ditambah lagi salah satu karyawannya tidak masuk kerja.
"Assalamualaikum,,, Mam Zee pulang."
"Waalaikumsalam cantik." Jawab Mama Vivi yang sedang berkunjung dengan suaminya, tanpa sang Aki dan Guntur.
"Lemes amat sayang, ada masalah sama toko kamu?" Sambungnya seraya memeluk Zee yg baru menyalami kedua tamu itu.
"Alhamdulillah toko ga ada masalah kok Tan, cuma capek aja, tadi banyak pesanan tapi ada karyawan aku yang ga masuk, jadi aku sibuk banget tadi." Keluh Zee, sambil menyenderkan kepalanya di bahu Mama Vivi.
"Wah, hebat nih kamu sekarang, udah jadi wanita karir kamu ya sekarang!"
"Mandi dulu sana, entar kebauan Tante Vivi, udah mandi balik lagi ya kesini, ada yang perlu kita bahas." Perintah Mama Nia yang baru saja kembali dari dapur untuk membawakan minum dan cemilan untuk calon besannya.
Zee yang sudah lelah hanya menurut saja mendengar perintah Mamanya dan langsung beranjak dari sofa tamu.
30 menit kemudian…
Zee sudah kembali bergabung dengan orang tuanya di ruang tamu, yang hanya mengenakan piyama tidurnya, dengan rambut yang dikuncir asal.
"Ya Allah, masa ketemu calon mertua dandanannya kayak gitu? Malu-maluin Mama aja kamu ini." Omel sang Mama melihat penampilan anaknya.
"Masa aku harus pake kebaya? Kaya acara lamaran aja." Bantah Zee.
"Emang bener kita kesini mau ngelamar kamu." Jawab Papah Gery, suami Mama Vivi.
"Tapi kan aku belum lulus kuliah, katanya pernikahan aku baru dilaksanakan setelah aku lulus?" Rengek Zee tidak terima.
"Ini permintaan Aki, kamu tau sendiri kan akhir-akhir ini Aki udah sakit-sakitan, udah sering keluar masuk rumah sakit. Jadi Aki pengen pernikahan kalian dilakukan secepatnya." Jawab Mama Vivi.
"Assalamualaikum…" terdengar salam dari pintu depan, yang Zee sudah tau suara siapa itu. Ya, itu suara calon suaminya, Guntur.
"Waalaikumsalam." Jawab mereka serempak.
Zee dengan malasnya membukakan pintu rumahnya untuk Guntur.
"Eh Zee, apa kabar? Udah lama ga ketemu." Sapa Guntur basa-basi.
"Cape." Jawabnya asal.
Guntur yang bingung hanya bisa menautkan kedua alisnya. Mendengar jawaban Zee yang ambigu itu.
"Halo, Om, Tante, apa kabar?" Sapa Guntur kepada kedua orang tua Zee.
"Alhamdulillah baik, kamu sendiri gimana? Sibuk banget kayaknya sampe jarang kesini?" Tanya Ayah Zee yang melihat wajah letih calon menantunya itu, karena bisa dipastikan dia langsung menuju kediamannya setelah bekerja, karena masih mengenakan setelan kerjanya.
"Biasa lah Om, ada beberapa pabrik yang bermasalah jadi harus dipantau terus Om." Jawab Guntur sambil melonggarkan dasinya.
"Kamu mau minum apa? Teh? Kopi? Jus? Atau soda?"
"Air putih aja Tan." Jawabnya singkat.
"Ambilin cepet sana." Kata Mama Nia kepada Zee.
"Ih Mama aku kan juga cape." Bantah Zee sambil menggelayut manja pada ayahnya. Tapi tak urung dia pun beranjak dari tempat duduknya untuk mengambilkan minum untuk Guntur.
Cewek macem gitu mau jadi bini gue? Ya Allah…
"Langsung aja ke intinya, kita kumpul disini itu mau ngebahas rencana pernikahan kamu sama Zee, yang akan dilaksanakan akhir tahun ini." Kata Papa Gery membuka percakapan mereka.
"Apaaaaaa???" Tanya Zee dan Guntur kompak.
"Bukannya acaranya nanti nunggu Zee lulus kuliah?" Kata Guntur, masih kaget.
"Akhir tahun itu kan bentar lagi Om, ga nyampe 6 bulan lagi" rengek Zee.
"Mana aku sampe sekarang belum pernah pacaran, apa lagi ciuman sama cowok yang aku suka."
"Zee!!!!" Bentak Mama dan ayahnya kompak.
"Kalo ngomong itu dipikir dulu!!! Ada banyak orang juga ngomongnya ga pake disaring!" Tambah sang Mama sambil menjewer telinga anaknya.
Ni cewek yang ada dipikirannya cuma cip*k*n doang apa ya? Guntur tak habis pikir dengan ucapan Zee barusan.
"Ntar belajarnya langsung sama suami kamu aja lah, Iya kan Kak." Tanya Mama Vivi sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Guntur.
Ya Allah….jerit hati Guntur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
ya Allah 🫣🫣🫣🫣🫣🫣
2024-11-14
1
Hilmiya Kasinji
si Zee sdh gak respect sama Guntur. jangan ke GR an mas Guntur
2024-08-13
0
Gagas Permadi
gubrak....
2024-03-09
2