Bener-bener cewek ajaib

Seminggu kemudian Guntur berniat mengadakan negosiasi dengan Zivanna, lalu dia pun menemuinya di sekolah Zee dengan menunggunya di depan gerbang sekolahnya. Di dalam mobilnya Guntur sedang menyusun rencana agar dia bisa lepas dari perjodohan itu. Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya dia melihat Zee yang hendak keluar dari gerbang sekolahnya bersama teman-teman wanitanya. Dia pun segera keluar dari mobilnya supaya Zee bisa melihat keberadaannya.

"Zee!!" Panggilnya sambil melambaikan tangan ke arah gadis yang sedang asyik bergurau dengan teman-teman perempuannya.

"Kak Guntur?" Memastikan jika memang benar yang ada di depan gerbang itu adalah calon suaminya.

"Gengs gue cabut dulu ya, Ji Chang Wook gue udah jemput." Seraya pamit dan ber dadah-dadah ria kepada teman-temannya.

Teman-teman Zee terlihat terpesona oleh ketampanan Guntur yang membuat Zee semakin sombong karena Guntur seketika jadi pusat perhatian teman-teman Zee.

"Awas mata lu copot tuh!!!" Sindir Zee pada teman-temannya, yang tak henti mengagumi Guntur.

"Kenalin dong Zee!"

"Gue pengen salaman doang ma dia!"

"Sekalian foto bareng buat gue pamerin di IG gue!"

Tapi rengekan teman-temannya dia sedikit di gubris, dia terus berjalan menemui Guntur.

"Yuk masuk mobil dulu, ntar ngobrolnya sambil makan." Ajak Guntur, lalu membukakan pintu mobilnya untuk Zee.

"Kakak ada perlu apa ketemu aku?" Zee membuka obrolannya dengan Guntur.

"Ntar aja diobrolinnya di Cafe depan situ." sambil menunjuk sebuah Kafe yang cukup penuh pengunjungnya.

"Aku telpon Mama dulu ya, Ntar aku ga dibolehin masuk rumah lagi kalo pulang telat." Sambil mengambil handphonenya untuk mengirim pesan WA kepada Mamanya.

"Ga usah, tadi aku udah ijin, ke Tante Nia."

"Terus Mama ngijinin?" Tanya Zee kaget.

"Hemmm." Menganggukan kepalanya.

"Ko bisa? biasanya kan banyak prosedur yang harus dilalui sebelum ngijinin aku ke luar, segitu sama temen-temen cewek aku. Kalo sama cowok mah beuh,,, udah ga bakalan di ijinin deh. Mau ampe aku nangis jumpalitan juga ga bakal diijinin." Oceh Zee yang bingung kenapa bisa Mamanya dengan mudah mengijinkan Zee keluar dengan lelaki.

"Kan aku calon suami kamu." Memberi penekanan pada kata suami.

"Ooooohhh.." Zee hanya ber oh ria.

"Cie,,cie,, calon suami,,,, hehehe aku jadi malu dengernya."  Sahutnya yang baru connect dengan jawaban Guntur.

Guntur pun hanya memutar bola matanya, jengah melihat tingkah bocah perempuan yang ada di sampingnya itu.

Kafe🍨🍮

"Yuk turun kita makan dulu, kamu pasti laper belum makan? Udah sore juga, yuk cepet!" Guntur memarkirkan mobilnya di parkiran kafe tersebut.

"Ada yang mau aku omongin ke kamu. Kamu jangan marah ya, jangan kecewa, dan kamu juga boleh marah sama aku, boleh pukul aku, cakar aku, jambak aku asal jangan santet aku." Guntur membuka pembicaraan.

"Ada apa sih Kak?" Zee nampak bingung dengan kata-kata Guntur itu sehingga menghentikan makannya.

"Aku sebenarnya ga setuju dengan perjodohan ini, aku juga udah punya cewek yang aku suka, jadi aku mohon sama kamu tolong bujuk orang tua kamu buat ngebatalin perjodohan ini. Ya,,,ya,,,ya,,,mau kan kamu ngelakuin itu?"

Zee hanya bengong sambil mencerna apa yang dikatakan oleh Guntur.

"Kalo itu sih udah hampir tiap hari Kak aku ngelakuin itu. Mang Kakak pikir aku mau dikekang kaya gini, hidup aku dibatesin banget, ga boleh pacaran, ga bisa ngedate, bahkan hang out sama temen-temen aja aku ga boleh. Aku juga gak pernah ngerasain yang namanya malmingan. Kadang aku juga suka syirik sama temen-temen aku kalo udah ngebahas pacar-pacarnya, udah serasa di ruqyah aku dengernya panaaaaasss…" Jawab Zee yang membuat Guntur melongo mendengar ucapan bocah di hadapannya itu. "Kenapa ga Kakak aja yang ngomong sendiri sama Aki?" Zee berbalik tanya kenapa Guntur.

"Sama aku juga." Jawab Guntur lesu.

"Kakak masih mending bisa pacaran, lah aku? Boro-boro mau pacaran, baru naksir cowok aja, udah dapet ancaman dari Trio Cacing kalung." Sambung Zee,

"emang Kakak pikir aku ga ada pengen gitu jalan sama cowok yang aku suka? Aku pengen kayak mereka, jalan, nonton bareng, makan sambil suap-suapan. Jalan di taman sambil gandengan tangan. Kayak mereka itu. " Sambil menunjuk ke arah pasangan yang sedang pacaran di meja samping mereka.

"Aku juga pengen ngerasain pelukan, bahkan ciuman kayak yang teman-teman aku suka cerita, kasian nih bibir udah ampir 18 tahun tapi masih perawan. Aku jadi penasaran ciuman itu rasanya kayak gimana? Aku sih sering liat adegan ciuman di drakor, tapi belum pernah praktek. " Sambung Zee tanpa mencerna dulu apa yang dia katakan kepada Guntur.

Waduh ni cewek ngomongnya ga pake disaring dulu apa? Batin Guntur yang kaget dengan ocehan Zee.

"Mama pasti bilang, 'ntar juga kamu belajar sendiri sama suami kamu, bukan cuma ciuman, sekalian digr*pe-grep* sama suami kamu' pasti itu jawaban Mama kalo aku minta diizinin pacaran."

Ya Allah makhluk macam apa yang ada di hadapanku ini? Bener-bener cewek ajaib. Dia yang ngomong kenapa jadi gue yang salah tingkah dengernya? Sadar gak sih tu bocah apa yang barusan dia omongin? Ngebahas ciuman kayak ngebahas jajanan di kantin. Batin Guntur kembali bergumam. Guntur jadi semakin pusing dibuatnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***