19,Terbongkar

tepat pada pukul 8 pagi di hari senin ini, ini sudah hari senin kemarin pas hari minggu dinda dan bastian main ke restoran gardenia, dan berjalan-jalan sore menyusuri jalanan kota jakarta,

namun di hari senin ini bastian sudah berada di rumah marisa ia sudah melakukan aktivasi nya seperti biasa,

"Mar, gue mau ngomong sesuatu sama lu?, " ucap bastian serius,

"kalau mau ngomong ya ngomong aja lah, " balas marisa sedikit acuh sambil memainkan ponsel nya,

"maksudnya lu bilang gue pacar ku sama temen-temen lu apa?, " tanya bastian sedikit ngegas,

marisa mematikan ponsel nya dan menyimpan benda itu di sampingnya ia mulai menatap ke arah bastian tajam,

"emang salah yah, kalau gue ngakuin lu sebagai pacar, " ucap marisa,

"ya salah lah marisa, lu bukan pacar gue, " kesal bastian, kalau saja marisa ini makanan mungkin ia sudah memakannya sejak saat itu,

"tapi bentar lagi lu bakal jadi pacar gue, " marisa begitu yakin dengan ucapannya,

"gak mungkin, dan gak akan pernah terjadi, " ucap bastian tegas,

"gue bakal buat lu jatuh cinta sama gue, " ancam marisa,

"gue udah jadi milik orang lain, " ucap bastian,

"siapa?, mana orang nya? gue mau liat tipe loh kaya gimana biar gue bisa niruin dia dan lu bakal nerima gue, " ucap marisa,

"lu gak akan bisa jadi dia, dan gak akan pernah bisa, dia itu bedak bahkan jauh lebih berbeda di banding luh, " ucap bastian yang sudah benar-benar emosi,

"terserah, " acuh marisa,

Tiba-tiba ibu marisa berteriak memanggil marisa, dan juga bastian,

bastian berjalan mendahului marisa menuju ke arah orang tua marisa,

"apa, " tanya bastian agak tidak sopan,

"kau kenapa dengan marisa, saya dengar tadi ada ribut-ribut kenapa? " tanya ibu marisa,

saat bastian akan menjawab ucapan dari orang tua marisa, marisa keburu menjawabnya,

"tidak, ada apa-apa kok bu, " ucap marisa yang baru sampai,

"marisa, kau belanja ke supermarket sana, belanja bulanan, bastian kau antar dia, " titah ibunya marisa

marisa tersenyum kemenangan, marisa langsung menyetujui permintaan ibunya, ia langsung menarik bastian ke luar dari rumahnya,

sampai ketika dalam mobil wajah bastian masih sangat terlihat begitu kesal,

sementara itu di rumah, dinda tengah terdiam sambil meminum jus alpukat, ia tengah berjemur di dekat kolam renang nya,

sampai suara nada dering ponsel nya berbunyi dinda langsung mengangkat telpon yang masuk ke hpnya,

"kalau mah, ada apa yah?, " tanya dinda pada orang yang menelponnya,

"sayang boleh minta tolong gak, anterin anjar ke supermarket buat belanja bulanan, soalnya mamah lagi gak bisa ke supermarket kaki mamah lagi sakit, sedangkan stok makanan di rumah udah habis tadi mamah udah suruh anjar sendiri tapi dia gak mau malu katanya, " jelas kinar, yang menelpon adalah kinar

dinda tersenyum mendengar kalau anjar rupanya masih punya malu, "iya tante, tapi aku ajak angela juga gak papah kan?, "

"ya gak papah lah yang, ya udah mamah matiin dulu telpon nya yah, nanti anjar jemput kamu ke sana, " ucap kinar sebelum akhirnya mematikan telponnya,

dinda kini mulai beranjak dan pergi ke kamarnya untuk jadi dan berganti pakaian sebelum ke kamar mandi ia juga memberitahu angela untuk ikut bersamanya, angela sangat bersemangat karena akan bertemu anjar,

karena itulah dinda mengajak angela agar angela semakin dekat dengan anjar,

setelah selesai mengganti pakaian, dinda langsung pergi ke ruang tamu untuk menunggu angela,

setelah beberapa lama menunggu angela akhirnya anak itu datang juga, dan mereka berdua pun pergi ke luar untuk menunggu anjar,

tak perlu menunggu waktu lama kini anjar sudah datang dan mereka berdua pun masuk, angela di depan bersama anjar, sementara dinda di belakang,

setelah beberapa menit dalam mobil akhirnya mereka sampai di supermarket yang cukup besar,

dinda dan yang lainnya langsung turun dan masuk ke supermarket itu, dinda mengambil keranjang dan angela juga karena dinda juga akan belanja bulanan sekalian,

setelah mengambil keranjang dinda langsung mencari barang yang berada dalam daftar belanjaan anjar dulu, sebelum akhirnya membeli barang untuknya,

dinda pergi ke tempat sayuran, " beli sayuran jangan di supermarket aja lah yah, kita ke pasar udah lama gue gak ke pasar, " ucap dinda sambil menatap angela dan anjar bergantian,

"emangnya kenapa? " tanya anjar,

"ih kalau di sini itu seger nya pakai obat, tapi kalau di pasar itu asli, lagi pula sekalian sama aku juga mau beli makanan pasar, " ucap dinda,

"ya udah iya deh, terserah lu, " balas angela,

"tapi kalau kalian gak mau ikut gak papa, " ucap dinda,

"kita ikut kok, " balas anjar sambil tersenyum,

"iya gue juga ikut, " cuek angela,

kini dinda beranjak ke tempat mie instan, dan mengambil beberapa mie instan untuk kinar dan juga untuk dirinya,

namun langkah dinda mendadak berhenti ia seperti melihat orang yang ia kenal di ujung supermarket, anjar dan angela pun ikut berhenti dan mengikuti tatapan dinda, yang menuju pada satu orang,

mereka berdua juga sangat syok melihat itu, bahkan angela langsung mengusap pundak dinda,

dinda tersenyum dan memberanikan diri untuk datang menghampiri orang itu, ia berjalan dengan dua orang di belakang yang mengikuti nya,

sekarang dinda sudah berada di belakang orang itu, dengan pelan-pelan ia menepuk pundak salah satu dari dua orang yang berada di sana,

kedua orang itu langsung berbalik, sama ia juga sangat syok melihat dinda, angela dan juga anjar ada di sana,

"hay din, kalian lagi belanja juga di sini, " sapa salah seorang yang tadi,

dinda tersenyum kecut, "yah " balasnya singkat,

"marisa, lu ngapain di sini?, " tanya anjar canggung,

lelaki yang berada di sebelah marisa berusaha keras melepaskan tangannya yang sedang di pegang oleh marisa,

"apaan sih kamu, " ucap marisa yang melihat tangannya di lepas paksa oleh lelaki itu,

"lepasin gak, " ucap lelaki itu tegas, bahkan orang yang berada di sana mendadak menatap ke arah mereka,

"aku pikir kamu kerja, ternyata ini kerjaan mu sekarang, " ucap dinda tiba-tiba, ia benar-benar kecewa melihat ini,

"din, aku bisa jelasin semuanya sama kamu, " ucap bastian sambil memegang tangan dinda,

"semuanya udah jelas kok, " ucap dinda, ia benar-benar sudah tidak bisa menahan air matanya lagi,

"apaan sih bastian, dia siapa?, " marisa meminta kejelasannya pada bastian,

"dia isteriku, " tegas bastian tepat di depan wajah marisa,

mendengar itu marisa mendadak mundur satu langkah, ia pikir bastian belum menikah namun kenapa sekarang menjadi seperti ini, ia akan menjadi susah mendapatkan bastian kalau ia suah punya istri,

"yang aku bisa jelasin semuanya, " ucap bastian sambil menekankan setiap katanya,

"aku udah paham kok, " balas dinda,

"jar, gue minta maaf, gak bisa belanja buat nyokap lo, ni daftar nya, aku pergi dulu kalian berdua belanja aja sana, " titah dinda sebelum akhirnya pergi ke luar dari supermarket itu sambil berlari dan menangis,

bastian yang melihat itupun langsung mengejar dinda, di ikuti oleh anjar, ia tau kalau dinda saat ini pasti tidak akan mendengar kan ucapan bastian tapi mungkin saja ia bisa mendengarkan ucapan nya,

Terpopuler

Comments

Diana Lestari Purba Dasuha

Diana Lestari Purba Dasuha

makanya terus terang Bastian.....

2021-06-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!