kini dinda dan kinar tengah asik membuat kue bolu, dengan ke adaan dapur yang sangat berantakan karena ulah dinda dan anjar,
sementara kini anjar tengah duduk di kursi sambil memandang dinda, sementara dinda dan kinar mengambil bolu yang telah ia buat dari oven,
"wah udah jadi nih, " ucap kinar dengan semangat, sambil mencium aroma kue itu,
"coba deh kamu cium aromanya enak tau, " sambung kinar sambil ikut mencium aroma kue itu, kini kinar menaruh kue itu di meja makan,
anjar yang tengah duduk di pojok pun segera menghampiri mereka,
"cepetan potong, aku mau, " ucap anjar sambil duduk dan menatap ke arah kue bolu,
"bentar napa, " ucap kinar, kini kinar berjalan mengambil pemotong kue bersama piring dan sendok kecil,
"nih kamu potong, " titah kinar pada dinda sambil memberikan pisau dan juga piring pada dinda,
dinda menuruti permintaan kinar ia memotong kue dan memberikannya pada anjar yang sudah sedari tadi ingin memakan kue itu,
"makasih, " ucap anjar manis sambil langsung memakan kue itu,
"aahhhh panass-panass, " teriak anjar sambil melepehkan kue yang ada di mulutnya,
dinda dan kinar yang melihat anjar kepanasan pun tertawa lepas,
"makannya kalau makan itu hati-hati udah tau baru matang, main makan aja, " ledek kinar sambil menepuk pelan punggung anjar,
dinda yang duduk di sampingnya pun tersenyum,
kini dinda memberikan potongan selanjutnya pada kinar, lalu setelah itu ia memotong kue lagi untuknya,
"enak mah, " ucap dinda bangga,
"iya lumayan lah, untuk pemula, " ucap kinar sambil terus memakan bolu itu,
setelah selesai membereskan dapurnya, kini adalah waktunya makan siang dinda memutuskan untuk makan di rumah kinar, pasalnya Bastian baru akan pulang nanti sore,
kini mereka bertiga sudah berada di meja makan untuk makan siang,
"makan yang banyak yah sayang, " ucap kinar sambil mengelus rambut dinda,
"hm, " dehem anjar,
"udah punya anak baru, lupa sama anaknya sendiri, " sindir anjar sambil memakan makanan yang ia ambil tadi,
"ya sayang ku, kamu juga makan yang banyak yah, " ucap kinar sambil menekankan ucapan nya,
dinda pun tersenyum manis melihat kelakuan anjar,
"anjar ko kamu gak kerja?, " dinda sedikit heran pasalnya inikan bukan hari libur kenapa anjar tidak kerja,
"enggak malas, " canda anjar sambil memutar bola matanya malas,
"idih nanti kalau lu di pecat gimana, " ucap dinda,
"ya gampang tinggal cari kerja yang lain ajakan, banyak tau perusahaan yang ngantri buat memperkerjakan aku, " ucap anjar sombong,
"idih kaya siapa aja luh, gue gak percaya lu kaya gitu, " balas dinda tak percaya,
"udah ah jangan debat di meja makan, di meja makan itu untuk makan, kalau mau debat di persidangan aja sana, gak baik tau kalau lagi makan banyak ngomong, " ucap kinar sedikit keras membuat keduanya menghentikan perdebatan dan kembali makan dengan tertib,
setelah selesai makan dinda memutuskan untuk menonton sebuah drama korea dalam HP nya, live streaming biasa dinda kan penggila drama Korea,
"kau suka Korea juga sayang?, " tanya kinar sambil melihat ke ponsel dinda,
"iya mah, aku suka banget Korea, dulu juga sebenarnya saat bulan madu aku minta nya ke Korea Selatan namun bastian kekeh pengen ke Paris, " ucap dinda yang malah ja jadi curhat sama ibunya bastian,
"mamah juga suka tau, kapan kapan kita main aja ke Korea kalau misalkan semuanya libur gitu, " usul kinar yang sangat di setujui oleh dinda,
"lagi pada ngomongin apa sih?, " tanya anjar yang baru saja datang ia habis dari dapur, ia duduk di sofa yang berada di samping dinda,
"kepo luh, " balas dinda,
"biarin, " balas anjar,
anjar menyalakan televisi di sana membuat dinda dan kinar yang tengah menonton live streaming terasa terganggu karena suara dari televisi,
"ah matiin gak kedengeran suaranya, " ucap kinar sambil membanting anjar menggunakan bantal,
namun anjar nampaknya tak bergeming sama sekali ia masih anteng dengan tontonan nya,
"ah kecilin, " rengek dinda sambil menarik baju anjar,
"ih apaan sih nanti bajunya jadi longgar jangan di tarik tarik napa sih, " risih anjar sambil melepaskan tangan dinda yang berada di lengan bajunya,
"ya udah kalau gak mau di tarik kecilin gak televisi nya, " ucap dinda sambil menatap memohon pada dinda,
anjar pun menuruti permintaan dinda ia mengecilkan suara televisi nya,
"nah gitu dong, " ucap kinar sambil tersenyum dan kembali menonton drama Korea nya,
sementara itu di rumah Della dan sherly tengah asik berenang,
"eh del, " ucap sherly yang kini tengah mengeringkan tubuhnya,
"apa, " saut Della yang kini ikut naik dan duduk di samping sherly, mereka hanya menggunakan bikini saja,
"gue aneh tau gak, " ucap sherly menggantung,
"apanya yang aneh, " heran Della,
"gue rasa si anjar suka deh sama si dinda, " ucap sherly,
"maksudnya apaan sih, anjar tu orangnya baik tau mana mungkin ia kaya gitu, " Della tidak percaya dengan ucapan sherly,
"teh di bilangin juga, gue bisa merasakan tatapan cinta dari mata anjar saat melihat dinda, beda tau tatapan ajar saat natap lu sama pas lagi natap dinda, " ucap sherly penuh dramatis,
"ya kali lu samain gue ama dinda, ya mungkin dia cuman terpesona sama kecantikan dinda kali, kan itu wajar, "
"gue percaya kalau anjar itu suka sama anjar tau gak, " kekeh sherly,
"gue yakin seyakin yakinnya kalau misalkan anjar suka juga dia gak akan berani tau deketin dinda, dia itu orang baik, " bela Della,
"lu baru ketemu anjar itu kemarin udah seyakin itu aja lu ama dia, "
"y-ya g-gue yakin aja, " balas Della sedikit gugup,
"ah udah ah gue mau mandi dulu, sekalian mau masak bentar lagi suami gue pulang, " sambung Della sambil pergi meninggalkan sherly,
"ih tungguin gue, " sherly ikut masuk bersama Della,
sementara itu bastian kini tengah membereskan barang-barangnya pasalnya ini sudah waktunya ia pulang,
"dok, " panggil seseorang dari arah belakang bastian,
bastian pun berbalik melihat siapa yang memanggilnya,
"apalagi si Mar, " ucap bastian dengan nada sedikit kesal,
"di luar ujan, " ucap marisa sambil cengegesan,
"terus urusan nya sama aku apa?, " datar bastian sambil mengerutkan dahinya,
"ya aku gak bisa pulang, massa aku di sini sendirian sih, anterin aku pulang yah, aku soalnya gak bawa mobil, " ucap marisa sambil tersenyum dan menampilkan wajah tanpa dosanya itu,
"kamu bisa pesan taksi online kan, atau apa ke, " ucap bastian,
"ya udah kalau gak mau nganter mah bilang aja gak usah, cari alasan yang lain, " ucap marisa sambil cemberut,
"ya udah saya mau pulang, sip saya sudah habis, " bastian berjalan melalui marisa dengan wajah yang flat,
"ya ampun dia beneran ninggalin gue gitu, ah dokter gila dasar, " kesal marisa sambil menginjak nginjakan kakinya ke lantai,
"ih gila gue di tinggalin di sini, ah terpaksa deh gue harus nunggu taksi online, gue pikir dia bakal ajak gue pulang bareng, brengsek memang, " umpat marisa sambil berjalan dengan ke adaan kesal keluar dari ruangan bastian,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments