"YANG BANGUN KATANYA MASUK KERJA, YANGGGGG" teriak dinda sambil menggoyang kan tubuh bastian yang masih terlelap dalam tidur,
"yang ih, " kesal dinda pasalnya bastian sama sekali tak bergeming,
"yang kalau kamu gak bangun dalam itungan ke lima aku guyur kamu nih, " ucap dinda yang sudah mulai kesal,
belum juga dinda memulai menghitung, bastian langsung terduduk sambil menatap malas pada dinda,
"gitu dong, cepet mandi, " ucap dinda sambil menarik tangan bastian untuk pergi ke kamar mandi,
dengan malas bastian pun turun dan pergi menuju kamar mandi, setelah membawa bastian ke kamar mandi kini dinda menyiapkan pakaian untuk bastian, setelah selesai menyiapkan semua keperluan bastian kini dinda membereskan tempat tidur nya,
setelah selesai dinda turun menuju ke meja makan untuk menyiapkan sarapan untuk bastian, namun seperti biasa semua makanan sudah tersedia dalam mejanya,
karena yang bangun paling pagi lah yang akan menyiapkan sarapan, dan biasanya itu adalah Della, benar saja hari ini Della yang menyiapkan sarapan,
dinda langsung duduk di samping Daniel, di sana sudah tersedia nasi goreng dan juga lauk pauknya,
dinda langsung menyiapkan piring untuk bastian yang masih berada di kamar nya,
"si bastian mana din?, " tanya lintang yang masih mengunyah nasi goreng,
"masih siap-siap, " jawab dinda sambil mengambil nasi goreng dan lauk pauk, yang ia taruh di piringnya dan juga piring bastian,
tak lama setelah itu bastian pun datang dengan membawa tas, ia turun dan duduk di samping dinda,
tak ada suara yang keluar dari Bibir mereka hanya ada suara dari piring dan sendok yang saling beradu,
setelah beberapa menit berlalu kini mereka sudah selesai sarapan, dan sudah berangkat menuju tempat kerjanya masing-masing,
tinggal lah di rumah itu Della, sherly dan juga dinda yang tengah membereskan meja makan,
setelah selesai membereskan meja makan dinda langsung masuk ke kamarnya, pasalnya hari ini ia akan berkunjung ke rumah mertuanya,
suara bel rumah itu berbunyi,
"bukain sana, " titah Della pada sherly, mereka berdua tengah asik bersantai di ruang keluarga,
"males, " balas sherly,
"ya ampun, " kesal Della, ia turun dari kursi dan berjalan membuka pintu masuk,
"lu, mau apa?, " tanya Della saat melihat orang yang datang,
"gue di suruh ama nyokap untuk jemput dinda, katanya kemarin dinda udah janji mau main dan belajar masak sama nyokap, " jawab orang itu,
Della pun mengangguk, sambil menarik nafas dalam-dalam" ADINDA TURUN ADA YANG NYARIIN LU NI, SI ANJAR KATANYA DI SURUH NYOKAP, " teriak Della sambil berbalik ke arah dalam,
"Berisik, " teriak sherly di ruang keluarga,
"bentar, " balas dinda,
"ya udah lu masuk aja dulu, " ucap Della,
"gak usah gue tunggu di sini aja, " balas anjar sambil tersenyum ramah,
dinda pun kini sudah siap, ia tengah berjalan menuju ke arah mereka, dinda saat ini memakai rok pendek di padukan dengan baju kaos panjang dan juga tas selempang yang kecil,
"yuk, " ajak dinda, namun anjar malah memandang dinda,
"woy jangan di pandangin gitu dong, nanti suka kan berabe, ni anak kan udah nikah, " ledek Della yang melihat anjar menatap dinda tanpa berkedip,
"apaan si gak juga lah, walaupun gue jomblo gue gak suka rebut istri orang, apalagi istri kakak gue, " "bantah anjar sambil tersenyum,
" ya udah yuk berangkat, " ajak dinda sambil berjalan mendahului anjar,
"ya udah gue pergi dulu yah, " pamit anjar pada Della yang di balas anggukan dari Della,
setelah melihat anjar dan dinda masuk ke dalam mobil Della pun masuk kembali sambil menutup kembali pintunya,
"ke supermarket dulu yah, tadi nyokap bilang suruh belanja ke supermarket, " ucap anjar dengan mata yang terus fokus ke jalan,
"ok, " balas dinda singkat sambil mengangguk,
kini mereka sudah sampai di supermarket, dinda dan anjar pun turun bersamaan dari mobil,
mereka berdua masuk berdampingan ke dalam supermarket,
kini mereka berjalan menuju tempat sayuran,
"mau masak apa hari ini ama nyokap?, " tanya anjar sambil menghentikan langkahnya,
dinda juga ikut menghentikan langkah nya dan menatap datar ke arah anjar,
"gak tau, bingung, " balas dinda sambil berpikir,
"lu tuh gimana sih, bukannya lu yah yang maunya juga, " ucap anjar,
"gini aja deh, nyokap lu bisa bikin bolu gak, gue mau belajar bikin bolu buat nanti ulang tahun bastian, " ucap dinda,
"bisa kok, ya udah kita belanja bahan buat bikin kue, tapi sama beberapa sayuran yah buat makan juga nanti, " ajak anjar,
setelah selesai belanja kini mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah anjar,
setelah beberapa menit di perjalanan sampailah mereka di rumah anjar,
kini mereka turun dan berjalan masuk ke rumahnya,
ting tong (anggap aja suara bel)
anjar menyalakan bel rumahnya, hingga seorang wanita paruh baya membuka pintu rumah itu,
"akhirnya orang yang mamah tungguin dari tadi datang juga, " sambut wanita yang membuka pintu itu,
"iya, " balas dinda sambil membalas senyuman mertuanya itu,
"ya udah masuk yuk, " ajak kinar sambil merangkul dinda,
kini mereka masuk ke dalam rumahnya itu, anjar pergi ke dapur terlebih dahulu untuk menyimpan belanjaan nya,
sementara dinda di suruh untuk duduk dulu oleh kinar di ruang tamu,
"nanti pulang kerja bastian suruh pulang ke sini aja, kita makan malam bersama sekian jemput kamu pulang, " ucap kinar sambil tersenyum ramah pada dinda,
"iya tadi juga niat nya gitu si mah, gak papa kan aku panggil tante mamah?, " balas dinda,
"ya gak papa lah, kan sekarang udah jadi mamah kamu, "
"ouh iya mah, aku mau di ajarin bikin bolu dong, soalnya bentar lagi bastian ulang tahun, aku pengen buat bolu yang spesial untuknya, "
"siap nanti mamah ajarin yah, "
sementara itu di rumah sakit bastian tengah menangani pasien yang mempunyai penyakit yang serius yaitu kanker otak stadium tida, ia bernama marisa,
"marisa, kamu gak bisa kayak gini, kamu harus bilang sama keluarga kamu, mereka harus ada di masa sulit kamu, " ucap bastian, marisa tidak mau bilang pada siapa pun tentang penyakit kanker nya pada semua orang yang ia sayang,
"aku gak mau dok, aku gak mau bikin mereka sedih, selama ini aku udah bikin repot mereka, jadi sekarang aku gak mau repotin mereka, " kekeh marisa sambil memohon pada bastian,
"baiklah kalau itu yang kau inginkan, " pasrah bastian,
"aku boleh kan minta nomor HP mu untuk konsultasi, atau kalau aku mau ketemu untuk bicarain pengobatan aku, " tanya marisa dengan sangat hati-hati,
"baiklah, aku akan berikan padamu tapi ingat kau boleh menghubungi ku kalau memang membicarakan tentang penyakit mu saja, " ancam bastian,
"kau pikir aku tertarik pada mu, sampai aku akan terus menghubungi mu, " marisa berdecak sebal,
"ya kan bisa saja, aku kan tampan bisa saja kan kau suka pada ku, " pede bastian,
"dokter bastian yang terhormat gak usah kepedean jadi orang, saya punya pacar, tapi pacar saya akan saya putusin juga sih, "
"kenapa kau mau memutuskan dia?, " kepo bastian,
"kenapa kau bertanya seperti itu, kau mau daftar jadi pacarku hah, "
"idih geer, "
"kau mau alasannya, alasannya adalah agar ketika aku mati dia tidak akan terlalu kehilangan, kau tahu itu, " jawab marisa sambil berjalan ke luar dari rungan bastian,
sementara bastian hanya bergeleng melihat anak itu, marisa adalah Pasien yang sudah bastian tangani beberapa bulan, jadi ia sudah sangat dekat dengan nya,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments