12,Ke mall

anjar dan dinda kini sudah sampai di bandara, adisty dan ajar tengah menunggu di ruang tunggu, mereka di sana sudah hampir 10 menit namun angela masih belum datang juga,

"lama amat sih, " gumam dinda yang sudah sangat bosan,

"haus gak?, " tanya anjar yang duduk di samping dinda,

"iya nih, " balas dinda,

"ya udah gue beliin minum dulu yah, " ucap anjar sambil berdiri dan hendak membeli minuman,

"gak usah lah, takut nya ngerepotin lu, " ucap dinda sambil menatap ke arah anjar,

"gak papa kok, santai aja lah ama gue mah, " kini anjar berjalan untuk membeli minum untuk dinda,

sementara dinda kini masih menunggu di sana, anjar kini sudah datang dengan membawa dua botol minuman, lalu ia berikan yang satunya pada dinda,

ia kembali duduk di samping dinda dan meneguk minuman itu, dinda juga meminumnya,

suara ponsel dinda berbunyi, ia pun langsung melihat ponselnya yang berada di tas selempang nya,

Angela:"din, maaf yah lu pulang aja, gue mau pergi dulu ama temen gue ke mall, "

pesan yang dinda dapat, setelah ia menunggu sedari tadi di bandara,

"gila ni orang, " umpat dinda sambil menaruh HP nya kembali ke tasnya,

kini wajahnya berubah menjadi kusut, ia kesal kenapa angela tidak menghubunginya dari tadi saja, agar ia tidak perlu menunggu di bandara,

"kenapa?, " tanya anjar yang melihat wajah dinda masam,

"pulang aja yuk, dia mau ke mall dulu sama temennya, " balas dinda sinis, sambil berdiri dan mengajak anjar untuk pulang,

"kok gitu sih, " heran anjar, ia juga ikut berdiri dan menatap ke arah dinda,

"tau ah, pusing gue, " balas dinda sinis,

"ya udah main dulu yuk ke mall, kita ngilangin rasa kesel lu, " ajak anjar,

"tapi, " dinda sedikit bingung, ia harus berbuat apa sekarang, di sisi lain ia mau ikut dengan anjar ke mall, namun ia juga takut kalau bastian akan marah,

namun dinda kembali berpikir anjar kan sudah menjadi kakaknya bastian jadi yah sudah lah tidak papah, lagi pula ia berpikir ia kan sudah ijin sama bastian,

"eh kalah bengong lagi, mau gak?, tapi kalau gak mau gak papah sih gak maksa, " ucap anjar santai, sambil mengibas ngibaskan tangannya di depan wajah dinda yang sedang bengong,

"ah ya udah yuk, lagi bete juga nih, di rumah juga gak ada orang, pada gak main, " dinda mengiyakan ajakan anjar,

kini mereka berdua akan pergi ke mall dan bermain sambil makan-makan di mall,

sementara di sisi lain bastian kini tengah berada di rumah marisa, kini bastian menjadi dokter pribadi marisa, keluarga marisa juga sudah tau akan kondisi marisa,

jadi orang tuanya membayar bastian untuk menjaga anaknya, orang tua marisa adalah orang tua yang terpandang ia akan membayar berapapun agar kesembuhan marisa,

bastian dan marisa tengah berada di kamar marisa, kemarin marisa sempat drop, namun ia tidak mau pergi ke rumah sakit, jadi ia di rawat di rumahnya oleh bastian,

"kamu kaman yah?, " ucap bastian sambil memberikan bubur pada marisa,

"tangan aku lemes, " ucap marisa dengan suara yang pelan,

"ya udah aku suapin, " ucap bastian datar, sebenarnya ia malas namun inikan pekerjaan yang harus ia lakukan, yah namun menyuapi memang bukan termasuk dalam daftar pekerjaannya, namun memastikan Pasien nya sembuh adalah tugasnya,

dan kalau mau sembuh kan harus makan, jadi bastian harus menyuapi marisa agar ia makan,

saat bastian akan menyuapi marisa, marisa malah menggelengkan kepalanya, sambil tak membuka mulutnya,

"aku gak mau bubur gak enak, " rilis marisa sambil menatap hangat pada bastian,

"tapi kamu lagi sakit, jadi harus makan bubur, bukannya kamu mau sembuh, " ucap bastian sedikit menyemangati,

"ya udah tapi jangan banyak-banyak yah, " marisa membuka mulutnya, dan bastian pun mulai menyuapi nya,

baru saja tiga suapan marisa sudah tidak mau makan lagi, katanya ia sudah mual,

"ya udahlah, " bastian pun memberikan gelas berisi air putih pada marisa,

"jalan yuk ke luar, aku mau cari udara segar, " pinta marisa yang sudah selesai makan dan minum,

"mau kemana?, " tanya bastian, sebenarnya ia malas pergi bersama marisa, kalau saja rumah sakit tempatnya kerja bukan milik dari orang tua marisa mungkin ia tidak akan menerima permintaan orang tuanya untuk merawat anaknya,

"ke mall yuk aku mau main di Timezone, " pinta marisa dengan mata yang berbinar-binar,

"ya udah yuk, " bastian mengiyakan permintaan marisa, bastian juga langsung ke luar dari kamar marisa, karena marisa bilang ia akan mengganti pakaian nya,

padahal tadi di suruh makan lemes, tapi giliran ke mall aja gak lemes, alasan aja mungkin,

bastian menunggu marisa di ruang tamu, ia duduk sambil menyenderkan punggung ke senderan kursi,

setelah menunggu beberapa menit akhirnya marisa keluar dari kamar nya, dan langsung mengajak bastian untuk pergi ke mall,

setelah sampai di mall ia pergi ke Timezone dan langsung main, namun bastian tetap merasa tidak nyaman berada di sana,

sementara itu dinda kini tengah membeli es krim bersama anjar,

"mau rasa apa?, " tanya anjar pada dinda,

"mau rasa, strawberry sama coklat, " jawab dinda,

anjar pun kini memesankan pesanan dinda, setelah selesai memakan es krim mereka berjalan ke sebuah mesin capit boneka,

"nih yah lu tau gak, aku paling jago loh kalau main capit boneka," ucap anjar sombong,

"gak usah sombong, bastian juga kemarin bilangnya jagoan, eh gak dapat satu pun, " balas dinda, sambil terus makan es krim nya,

"gak percaya kamu, aku ini juara satu capit boneka tau, " sombong anjar,

"kapan capit boneka ada kejuaraan nya, " polos dinda,

"ada kok, menang juara satu di kecamatan, "

"bisa aja luh, " ucap dinda sambil ketawa,

"ya udah tunggu di sini mau beli kartu nya dulu, " ucap anjar sambil pergi meninggalkan dinda,

"ok, " singkat dinda,

setelah menunggu beberapa menit akhirnya anjar sudah datang dan mulai main mesin capitnya,

"kamu mau yang mana?, " tanya anjar pada dinda tetap dengan nada sombong nya,

"yang kucing, " balas dinda, kebetulan di mesin capit itu ada boneka kucing yang waktu itu ada di pasar malam, dan boneka itu persis dengan yang waktu itu juga,

"ya udah kamu tunggu yah, " anjar langsung fokus pada mesin capit nya,

dan pada percobaan pertama pun anjar sudah mendapatkan boneka itu dengan mudah,

dinda yang melihat itu sangat terkejut, bisa bisanya anjar dengan mudah memenangkan boneka itu, sedangkan bastian ia tidak bisa,

"nih bonekanya, masih gak percaya kalau aku juara se-Kecamatan, " ucap anjar sambil memberikan boneka yang ia dapatkan pada dinda,

"wah, lucu makasih yah, " balas dinda yang menerima boneka itu,

"main yang lain yuk, bosen, kalau aku main di sini bisa abis ni boneka, " sombong ajar, ia mengajak dinda untuk main yang lain,

"main capit HP yuk, terus kalau menang kita kasih sama yang membutuhkan nanti di jalan kalau mau pulang, " usul dinda,

"ide yang bagus tuh, ya udah ke sana yuk, " anjar pun mengajak dinda menuju mesin capit HP,

"kalau mesin capit HP gue gak jago-jago amat, " ucap anjar sambil cengengesan,

"biarin yang penting usaha, " ucap dinda, kini anjar mulai memainkan mesin capit itu, sementara dinda juga ikut fokus,

saat percobaan pertama anjar sudah mulai berhasil, namun hpnya malah jatuh lagi,

"yahh, " kecewa dinda,

"tenang kita coba lagi, " ucap anjar,

setelah beberapa percobaan dan berpindah pindah tempat anjar dan dinda pun kini sudah mendapatkan 5 ponsel bermacam macam merek,

dinda begitu senang dengan apa yang telah mereka dapatkan, dan anjar mengajak dinda untuk ngopi dulu di mall itu,

"ah gue seneng banget tau gak, " senang dinda sambil menaruh ponsel ponselnya,

"gue kan udah bilang kalau gue jagoan, " ucap anjar dengan masih sombong,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!