setelah berpamitan pulang dinda dan bastian pergi ke sebuah pasar malam, entah kenapa dinda ingin sekali pergi ke sana, mereka berdua kini sudah sudah berada di sana,
dinda tengah membeli sebuah permen kapas terlebih dahulu, "yang naik itu yuk, " ajak bastian sambil menunjuk salah satu wahana permainan,
"tidak, " balas dinda cuek sambil terus memakan permen kertas nya,
"lalu kau kesini mau apa?, " tanya bastian sedikit kesal,
"mau beli ini, " jawab dinda sambil menunjukkan permennya pada bastian,
"ya udah main itu aja yuk, " bastian pun mengajak dinda untuk main capit boneka,
"boleh, "
kini mereka berdua jalan menuju sebuah mesin capit boneka yang tidak terlalu besar, bonekanya pun seadanya tidak seperti di mall mall,
"mas saya mau, " ucap bastian sambil memberikan uang 50 RB untuk di tukar sama koin pada penjaga nya,
"ini mas, " penjaga itu memberikan beberapa pecahan koin untuk main mesin capit itu pada bastian,
"yang mau yang mana?, " tanya bastian dengan nada sombong nya,
"emang kamu bisa?, " dinda meremehkan bastian,
"kamu mah yang, aku ini gini gini juga dulunya suka main capit boneka juga kali, " lagi-lagi bastian sombong,
"ya udah aku mau boneka kucing yang paling pojok sana yang, " ucap dinda sambil menunjuk boneka kucing berwarna abu-abu,
"jangan yang jauh lah yang, yang deket, " pinta bastian sambil cengengesan,
"katanya bisa, " cuek dinda sambil kembali memakan permen kertasnya,
"ya udah, iya yang itu, " kesal bastian, kini bastian mulai fokus pada mesin capit itu, ia memasukan koin pertama,
dinda pun penasaran apa ia bastian bisa main kaya gitu, dan ternyata tebakan dinda benar, bastian kali ini tidak berhasil, dinda pun tertawa kecil melihat itu,
"jangan ketawa dulu napa, kan baru satu kali percobaan masih banyak koin nya, " bastian tetap sombong,
kini ia memasukan koin ke dua, dan kini ia kembali gagal dinda pun kembali menertawakan bastian,
"dasar jangan sok makannya jadi orang, " ucap dinda sambil tertawa,
namun bastian tetap semangat ia kembali memasukan koin namun naas sampai koin terakhir pun ia tidak bisa mengambilkan boneka itu untuk dinda,
"ahhh, " kesal bastian sambil berjalan menarik dinda pergi,
"mas, sorry yah suami saya lagi dapet jadinya marah-marah mulu, " ledek dinda yang tengah di tarik oleh bastian pada penjaga mesin capit itu,
sementara mas mas itu hanya tersenyum sambil menggeleng kan kepalanya,
"aku beliin kamu boneka, gak usah mau boneka yang tadi jelek, " ketus bastian sambil membawa dinda ke penjual boneka,
dinda benar-benar tidak bisa menahan senyumnya, bastian kalau lagi kesal sangat lucu membuat dinda ingin lebih membuatnya kesal,
"ah yang maunya yang tadi, " rengek dinda sambil melepaskan tarikan bastian,
"jelek, yang tadi jelek, kamu pilih aja tuh banyak tau boneka yang lebih bagus dari yang tadi, lagian itu pada besar tuh yang tadi mah kecil yang, " cerocos bastian, dinda yang melihat itu tertawa kecil wajah bastian sangat gemas ketika sedang marah,
"tapi aku pengen yang tadi, " paksa dinda,
"ya udah gini aja deh, aku bakal cari boneka yang mirip kaya tadi, atau kalau perlu aku beli aja tuh yang tadi ama mesin capitnya sekalian, " ucap bastian sambil kembali akan ke penjaga mesin capit itu,
dinda menarik tangan bastian, "enggak gak usah yang, kita beli boneka yang lain aja, abisan kamu aneh masa mau di beli sama mesin capitnya, " ucap dinda yang kembali melanjutkan langkahnya menuju penjual boneka,
"kalau kamu mau, sama mas mas penjualnya juga aku beliin buat kamu, kalau kamu mau mah, " canda bastian sambil merangkul dinda,
"bisa aja kamu yang, " balas dinda sambil tertawa,
kini mereka sudah berada di depan penjual boneka, "kamu mau yang mana?, " tanya bastian sambil menatap hangat pada dinda,
"aku mau yang itu aja lah, " ucap dinda ia juga kini sudah menghabiskan permen kertasnya,
dinda menunjuk sebuah boneka yang tidak terlalu kecil dan bergambar doraemon,
"mba saya mau boneka itu satu yah, " ucap bastian pada penjual boneka itu,
kini si penjual boneka langsung memasukan boneka itu pada jantung kresek dan memberikan nya pada bastian, bastian pun langsung membayarnya, dan pergi bersama dinda ke tempat makanan,
"mau beli makanan apa yang?, " tanya bastian , kini mereka tengah bergandengan tangan,
"aku mau kebab, martabak, sate, sama bakso, jangan lupa jusnya juga aku mau, " balas dinda sambil tersenyum,
"kenapa gak sekalian kamu beli aja semuanya, " balas bastian,
"kalau misalkan aku bisa makan semuanya pasti udah ku beli, cuman kan perut aku gak memungkinkan, " polos dinda,
"ya udah lah terserah kamu beli kebab dulu yah, tapi abis beli makanan kita pulang yah, "
"siap, " balas dinda,
kini mereka berdua membeli makanan setelah beberapa menit berlalu mereka akhirnya selesai membeli makanan yang dinda inginkan,
dan sekarang mereka sudah berada dalam mobil dan menuju arah jalan pulang,
tak perlu waktu lama kini mereka sudah berada di depan rumahnya, bastian menyimpan mobilnya di bagasi sementara dinda pergi masuk duluan dengan membawa beberapa kantung kresek di tangannya,
saat bastian sudah selesai memasukan mobilnya ke bagasi ia mendapati dinda masih mematung di depan pintu rumah,
"yang kok masih di sini sih?, " heran bastian,
"yang bukain napa, aku kan bawa kresek banyak tolong bunyiin bel nya napa, " pinta dinda,
"ya ampun dinda kamu bisa kan taro dulu di lantai kresek nya, terus kamu pencet bel, " geram bastian,
"aku gak mau gimana, yang cepetan bukain berat kamu tuh gak ngerti banget sih, " kesal dinda yang sudah keberatan dengan barang yang ia bawa,
bastian pun membunyikan bel nya, dan sherly lah yang membuka pintunya, baru saja sherly akan menanyakan mereka, dinda malah nyelonong masuk menabrak sherly,
"sorry yah gue buru-buru udah berat nih, " ucap dinda sambil terus jalan menuju meja makan, untuk menyimpan makanan nya,
"tu anak kenapa sih, " heran sherly yang melihat kelakuan dinda,
"au ah pusing pala gue, " balas bastian cuek sambil masuk dan berjalan mengikuti dinda menuju ruang makan,
"ah ni pasangan suami istri sama aja ternyata, " kesal sherly sambil menutup kembali pintunya, dan berjalan ke ruang makan ia kepo dengan apa yang dinda bawa,
"wih makanan nih, " ucap Della yang baru datang ke ruang makan,
"iya dong, ambil aja kalau mau, " balas dinda sambil mengunyah kebab yang tadi ia beli, ia juga tidak lupa membelikan makanan untuk orang yang berada di rumah,
Della pun duduk di samping dinda dan memakan satu potong martabak keju,
"kak lintang sama kak Daniel mana?, " tanya dinda yang tak melihat kedua kakaknya berada di rumah,
"mereka ada kok, tadi lintang lagi di kamar, " balas Della,
sherly pun datang dan langsung duduk di samping Della, " enak tuh kayaknya, " ucap sherly dengan mata yang berbinar-binar dan tangan yang mengambil sate,
"ya enak lah tinggal makan, " sindir dinda,
"yang aku capek, ke kamar duluan yah, sambil mau mandi aku kan belum mandi, " ucap bastian sambil berjalan meninggalkan mereka di meja makan,
sementara dinda kelihatan cuek ia memakan akan tak peduli pada sekitar kalau di hadapkan dengan makanan,
lintang dan Daniel kini berjalan menuju meja makan, tadi waktu mereka di kamar mereka mencium aroma makanan membuat mereka pergi ke meja makan,
"wih enak nih, " ucap Daniel sambil duduk di samping sherly dan mengambil martabak,
"gue juga mau dong, " di susul oleh lintang yang duduk di samping dinda, dan mengambil kebab,
setelah mereka menghabiskan makanan itu kini mereka tengah mengobrol santai di meja makan,
"ouh iya besok aku mau jemput sodara aku, aku mau deketin dia sama anjar, " ucap dinda,
"dia mau tinggal di sini?, " tanya lintang,
"iya, " balas dinda,
"cantik gak?, " tanya lintang,
"apaan sih kak, kaya gak kenal dia aja aneh lu mah, " ucap dinda sedikit sewot,
"ya kan sodara kita banyak, sodara yang mana dulu gitu maksud aku, " balas lintang sambil mengacak acak rambut dinda gemas,
"kakak tau si angela gak, yang tinggal nya di New York, besok dia mau ke Jakarta mau liburan katanya, " balas dinda,
"bentar gue mikir dulu, " balas lintang sambil menampilkan gaya berpikir ala nya,
"ah iya gue tau, " ucap lintang penuh semangat,
"emang harus di jodohin sih, biar gak berlanjut, " ucap Della,
"maksudnya apa del, " tanya dinda aga bingung,
"gue sama sherly rasa anjar suka sama lu deh, " ucap Della,
"itu gak mungkin, dia menganggap gue sebagai kakak ipar nya kok gak lebih, " balas dinda santai,
"lu mah gak bisa bedain mana yang cinta sama mana yang cuman nganggap lu kakak ipar tau gak, " balas sherly,
"ah udah ah, aku ngantuk mau tidur, " balas dinda mengalihkan pembicaraan sambil berjalan ke arah tangga menuju ke kamarnya,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments