🍁🍁hal yang kutakutkan adalah saat aku sendiri tidak mengenal diriku sendiri 🍁🍁
Pelanggan terus saja berdatangan hingga seisi cafe dipenuhi dengan pelanggan dan masih banyak lagi pelanggan yang belum aku tanyai pesanan nya. Karena saat sedang bertanya pada pelanggan lain mereka bertanya Banyak hal dan sebagai seorang pelayan di cafe aku harus menjawab nya satu persatu.
"Mau pesan apa pelanggan? " Aku tersenyum bertanya tentang pesanan pada pelanggan laki-laki yang sejak tadi menunduk itu. Ia sendiri tidak seperti pelanggan lain yang datang dengan teman juga pasangan mereka.
"Mau pesan hatinya mbak? Siapa tau bisa diberikan kepada saya. Saya janji akan menjaganya dengan sepenuh hati."
Aku hampir tertawa mendengar itu, sekian banyak nya gombalan yang diberikan oleh pelanggan kepadaku baru kali ini sebegitu terang-terangan nya dan bahkan menggunakan bahasa yang sangat asing menurutku.
"Maaf yah, hati saya saat ini sedang tidak ingin kemana-mana apalagi untuk diberikan kepada orang lain. " Dengan ramah ku ucapkan itu hingga ia mulai mengangkat kepalanya kearahku.
"Masa sih? Sama siapa yah hatinya kira-kira? Kalau gua yang pesen kira-kira masih nolak ngk yah? "
Aku terkejut saat ini ragil lah yg menjadi pelanggan dengan kata-kata alay tadi. Aku tersenyum lalu memukul pelan bahunya itu.
"Ihh kamu mah ada-ada aja. Kenapa bisa tau aku disini? " Aku tersenyum sembari berbincang bincang kearah ragil.
Ia tersenyum lalu mengisyaratkan untuk aku duduk. Namun aku tak mungkin duduk disini itu sama saja akan bersikap tidak sopan sebagai pegawai disini.
"Tadi gua mau ke warnet terus heran liat nih cafe tumbenan rame banget mana pelanggan nya kebanyakan cowok lagu. Gua intipin eh ternyata lu ada disini. " Ia tersenyum.
"Yah gitulah gil,semoga suka dengan hidangan yang kami hidangkan nantinya. " Aku tersenyum.
"Lu kenapa kerja? Lu lagi butuh duit yah? " Ia terlihat penasaran.memang ragil itu sangat perhatian orang nya.
Aku dengan cepat menggeleng dan tersenyum"ngk sih, cuma lagi pengen kerja aja hehehe biar mandiri. "
Ia tiba-tiba berdiri lalu mengusap pelan rambut ku "Wahh udah dewasa yah. "
Seketika seluruh pasang mata dari penggemar ku melihat geram ke arah ragil"Waduhh pawang lu banyak juga, bisa bogem gua. "Ia duduk kembali dengan tertawa pelan dan aku juga ikut tertawa.
Aku merasa lucu saat mereka begitu menjaga ku, padahal kan ragil itu adalah temanku bukan siapa-siapa juga.
Aku kembali ke meja yang lain dan mencatat satu persatu pesanan mereka setelah mencatat pesanan ragil tadi.
Sekilas saat aku lewat aku melihat sosok tidak asing dari meja yang belum aku datangi dan kutanya apa yang akan mereka pesan.
Aku pun kembali kearah koki khusus kami untuk memberikan selembar berisi pesanan mereka dan dengan senyuman ia menganggukkan kepala nya.
"Semangat yah Kak. " Aku mencoba untuk memberikan semangat.
Cafe yang ramai dan didatangi banyak pelanggan memang impian semua pemilik cafe tapi kalian tidak akan tau bagaimana rasanya saat tubuh kalian sudah lelah namun masih banyak yang harus kalian layani, tapi untuk konsep ini kak lila adalah yang paling lelah disini karena ia harus memasak banyak makanan dengan kecepatan kilat tapi hasilnya sangat luar biasa.
Aku mengantarkan kembali pesanan mereka satu per satu begitu juga dengan ragil yang dengan senang hati menerima nya dari tanganku.
"Silahkan dinikmati. " Aku tersenyum.
"Sini gabung bareng gua, sengaja gua pesanin dua buat lu satu. " Ia tersenyum.
"Yah aku sih mau banget gil, tapi kamu liat kan masih banyak yang harus aku layanin. " Aku cemberut dengan sedikit menekuk wajahku.
"Yahh semangat dong katanya mau mandiri. " Ia menepuk bahuku dengan pelan dan lagi-lagi yang lain melihat geram ke arahnya.
"Waduhh lagi lagi digertak pawang lu nih. " Ia pun pokus makan saja. Sebenarnya ragil adalah orang yang tak mau kalah ia hanya tak ingin menyebabkan masalah untuk ku ditempat kerjaku ini.
Aku mulai mendekat kearah sosok familiar menurutku tadi dan jantung ku berdetak dengan kencang karena sosok itu adalah mas Albar yang sedang fokus berbincang dengan seorang gadis dihadapan nya. Mereka terlihat sangat mesra sekali.
Aku buru-buru berbalik dan bingung harus bagaimana cara menanyakan pesanan mereka. Aku tak mau mas Albar tau aku bekerja disini, bisa gawat kalau ia tau.
Kulihat kearah mbak nana yg memberikan isyarat agar aku dengan cepat menanyakan pesanan setiap pelanggan. Bagaimana ini? Hanya aku yang bertugas menanyakan pesanan pelanggan disini.
Segera kuraih topi juga masker dari meja seseorang disamping ku"Boleh minjem? "Aku ragu sebenarnya bersikap lancang seperti ini.
Namun, siapa sangka ia dengan semangat mengangguk. Ah iya aku lupa dia kan salah satu fans ku.
" Permisi mas mbak, boleh saya tau ingin pesan apa? "Aku bertanya dengan mengubah sedikit suaraku hingga ia tak curiga sama sekali meskipun tadi ia sempat curiga ke arahku karena melihat baju yang kupakai ini. Untung saja ku balut dengan celemek hingga tidak terlalu terlihat.
" Mau pesan apa sayang?"
Deg.
Sa,, sayang? Apa aku salah dengar? Mas Albar memanggilnya dengan sebutan sayang?.
Aku masih saja bersikap seolah tidak mengenal nya"Hmm pesan apa yah sayang? Aku ngikutin kamu aja deh. "Gadis itu juga memanggilnya dengan sebutan yang sama dan nadanya juga terdengar manja.
Apa mereka pacaran yah? Disaat mas Albar punya istri? Apa ini benar-benar terjadi? Wahh zhia kenapa kamu malah memikirkan itu sih? Biarkan saja mas Albar dengan kehidupan nya sendiri.
" Yasudah biar aku aja yang pesan yah sayang. "Nada mas Albar saat berbicara dengan nya juga sangat lembut. Sangat berbeda dengan saat ia berbicara dengan ku.
"Kami akan pesan.... " Mas Albar menyebutkan semua pesanan yang mereka pesan. Dam mereka memesan banyak sekali makanan enak dan termahal di tempat ini.
"Terima kasih dan akan kami hidangkan dengan secepatnya. "Aku berbalik meninggalkan meja mereka, kenapa aku sedikit kecewa padahal kan harusnya aku senang saat mas Albar bisa bersama dengan orang lain dan aku akan dengan mudah ia bebaskan karena sudah tidak ia butuhkan lagi.
Aku kembali bertanya kepada pelanggan lain tentang pesanan mereka dengan hati yang aku sendiri tidak tau mengapa merasa tidak nyaman tanpa sebab dan mood ku juga mulai berubah menjadi tidak se semangat tadi. Aku hanya ingin pulang saat ini.
Aku kembali kearah kak lila dan memberikan kertas mengenai pesanan pelanggan.
"Wahh siapa nih yang mesen menu mahal kita? Sudah lama tak ada yang memesannya. "
Aku hanya diam saja tanpa menjawab.
🍁🍁bersambung 🍁🍁
Jangan lupa yah like, komen dan vote❤
Pai pai say💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Ida Blado
lgi2 wanita duluan yg baper,,, miris! request thor bikin cerita yg tokoh ceweknya cuek bebek gk baperan
2021-04-03
1
Jeng Woro
Zhia jgn baper yaaaa....cuekin az Albar fokus sm urusan masing2💪
2021-03-16
1