🍁🍁hidup senang dan bergelimang harta, seperti nya kalian belum pernah merasakan bagaimana rasanya berjuang untuk bertahan hidup seperti ku ini🍁🍁
Ku lihat mas Albar sedang tidak ada dikamar lagi, kemana yah dia? Hari sudah siang tepat pukul 13.45pm.saat aku hendak menuju kamar mandi untuk membersihkan diriku lagi karena jam 14 lebih aku akan berangkat untuk kerja di cafe itu.
Namun, langkahku juga terhenti saat kudengar suara gemercik air dari dalam tanda bahwa mas Albar sedang mandi di dalam. Aku buru-buru mundur agak jauh dari sana, bayangan kejadian tadi pagi terputar lagi di otakku bagaimana ini? Mas Albar hampir Saja melihat seluruh tubuhku untung saja aku masih mengenakan pakaian dalam juga tanktop. Aku tak ingin kejadian tadi terulang lagi dan buru-buru duduk di sofa sembari melihat ponselku apakah ada hal yang baru yang disampaikan lea juga ragil. Dan ternyata tidak ada, notifikasi HP ku kosong kecuali layar situs penggemar ku saat jadi model dulu. Mereka selalu bertanya kapan aku akan kembali menjadi seorang model, aku tak akan pernah jadi seorang model lagi. Sungguh miris hidup ku ini.
"Huh." Aku Mendengus pasrah dengan jalan takdir ku ini. Mau protes juga tak akan berpengaruh sama sekali.
"Clek." Pintu terbuka dan mas Albar keluar dari sana seperti biasa dengan handuk yang melilit di pinggang nya itu. Kenapa ia mandi di jam segini yah? Aku tak mengerti sama sekali.
Aku menjauh kan sedikit pandangan ku darinya yang mulai memakai celananya hingga baju. Aku tidak bisa pergi karena takut ia akan marah saat ia selesai mandi aku tidak ada didalam kamar. Nanti malah semkin marah aku bisa mati saat itu juga karena nya.
"Tunggu apa lagi? Cepat pakaikan saya dasi? Kamu pikir kamu tinggal disini hanya untuk duduk seperti itu? " Ia terlihat mencibir ku karena hanya duduk di sofa melihat kearahnya.
Bukannya aku ingin duduk saja, tapi ia sudah pernah berkata tak ingin aku ikatkan dasi dan sekarang ia marah karena aku tak mengikat dasinya? Tolong katakan siapa yang salah disini? Aku atau mas Albar?.
Aku buru-buru bangkit dari sofa lalu mulai mengikatkan dasinya. Kemana yah dia siang-siang begini? Tidak mungkin ke kantor. Kalau pun ke kantor ia pasti sudah berangkat sejak pagi tadi. Aku tak akan seberani itu untuk bertanya padanya takutnya malah disembur sama kawah panas dari mulutnya itu.
"Sudah tuan. " Aku tersenyum dan membenarkan dasinya itu namun ia tepis dengan kasar"saya tau. "Lalu ia meraih kunci juga dompet nya kemudian pergi begitu saja.
Yatuhan kenapa sih dia? Seperti anak yang sedang ngambek saja. Aku salah apa sebenarnya?.
Aku langsung menggeleng dengan cepat mencoba untuk membuang rasa penasaran ku padanya, karena hanya akan membuang waktu ku saja nanti. Lebih baik aku bersiap untuk berangkat bekerja ke cafe. Belum lagi kesana juga harus menghabiskan banyak waktu.
Aku memasuki kamar mandi dengan pakaian yang akan kupakai untuk bekerja nanti, setelah itu ku kunci pintu kamar mandi untuk berjaga-jaga siapa tau mas Albar ada urusan lagi disini dan tak sengaja membuka nya seperti tadi pagi. Duhh mengingat nya saja sudah membuat ku ingin hilang dari tempat ini saat ini juga.
Aku segera menyelesaikan acara mandi juga berkemas ku lalu mulai mengunci rumah dan meletakkan nya ketempat yang mas Albar suruh setelah itu aku berangkat menuju tempat kerjaku.
Aku menaiki ojek kesana, kalau saja aku bersekolah hari ini aku pasti tidak akan menghabiskan ongkos banyak kesana, karena pagi aku akan naik bus untuk menghemat uang dan karena tadi aku tidak sekolah tidak akan ada bisa pada siang hari. Hanya ada pada pagi juga sore. Tapi tak apa karena hanya sesekali seperti ini.
" Makasih yah bang. "Ucapku tersenyum dan supir ojeknya juga ikut tersenyum.
Aku berjalan kearah cafe dan memasukinya" Saya tidak terlambat kan mbak. "Aku tersenyum dan ia dengan cepat tersenyum juga.
" Terlambat juga tidak apa-apa. Hanya saja aku akan kasihan melihat para penggemarmu menunggu mu sejak tadi pagi disini. "Ia menunjuk kearah kursi dan meja yang sudah dipenuhi oleh pelanggan yang sejak tadi menunggu ku disana.
Bukan pertama kalinya sih begitu, kata mbak punya cafe aku adalah hoki untuk nya karena sejak aku bekerja disini ia mulai memiliki banyak pelanggan khusus nya pelanggan pria.
Aku langsung menunduk meminta maaf karena sudah membuat mereka menunggu dan seketika mereka semua menggeleng tak mau aku meminta maaf.
" Jangankan setengah hari, setahun saja pun kami sanggup untuk menunggu. "Ujar sesekali hingga aku tersenyum senang mendengar itu. Bisa saja dia berbicara begitu. Mana ada orang yang rela nunggu ini setahun lamanya.
" Baiklah mau pesan apa? "Aku tersenyum menanyai satu persatu mereka yang langsung bersemangat mengatakan pesanan mereka meskipun salah satu dari mereka menyempatkan diri untuk menggodaku. Aku tak terganggu dengan itu selama mereka tidak kelewatan saat berbicara padaku.
Dan syukur nya mereka memang menghargai ku, mereka hanya mengeluarkan kata-kata manis saja tanpa bersikap kelewatan seolah mereka sedang menjaga ku. Aku bersyukur sekali karena itu, aku tak pernah menyangka sampai kini aku masih setenar itu dikalangan laki-laki dan juga sebagian perempuan. Padahal aku sudah lama berhenti menjadi seorang model.
" Dua jus jeruk beserta dessert kak dimeja 12."aku tersenyum menyebutkan pesanan para pelanggan pada koki khusus kami.
Aku merasakan tepukan dibahuku dan kulihat kearah orang yang menepuk itu dan ternyata ia adalah mbak nana pemilik cafe ini.
"Wahh saya tidak akan menyesal memiliki pegawai seperti mu? Saya bahkan sudah lupa kapan terakhir kalinya saya punya pelanggan sebanyak ini. " Ia tersenyum
Aku hanya ikut tersenyum sembari menggeleng "mbak bisa saja, ini karena makanan disini enak dan terjangkau mbak, tidak mungkin karena saya. "
"Selalu saja merendah padahal buktinya sudah nyata, saat hari libur mu kerja tidak akan banyak pelanggan yang datang. " Aku hanya diam saja merasa tidak mungkin.
"Terima kasih sudah datang kesini dan mau bekerja untuk mbak. " Ia tersenyum memegang tangan ku.
Aku menggeleng "Aku yang harus berterima kasih mbak, Karena sudah diterima bekerja disini padahal mbak belum tau apakah saya berpengalaman atau tidak. Terima kasih banyak mbak. " Kami sama-sama mengucapkan terimakasih karena merasa di untungkan itu.
Aku pun kembali bekerja mulai dengan membersihkan setiap peralatan yang dibutuhkan cafe hingga kembali mencatat keinginan para tamu yang datang lagi dan lagi.
🍁🍁bersambung 🍁🍁
Jangan lupa yah like, komen dan vote❤
Pai pai say 💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments