🍁🍁setiap kisah punya khas tersendiri, apakah kisahku juga demikian? 🍁🍁
Aku membuka mata dengan perlahan dan melihat jam dari layar HP ku "Pukul 06.32Am? " Aku bangkit dari sofa dan melihat kearah tempat tidur mas Albar. Disana ia masih saja terbaring dan terlelap tidur.
Kami memang tidur disatu kamar namun tidak untuk satu ranjang, ia tak ingin aku tidur dikamar yang lain dengan dalih aku akan kabur atau berani macam-macam saat sedang malam hari. Padahal kan kalau aku memang berniat lari untuk apa aku mau menikah waktu itu? Aku masih sayang nyawa kok.
Aku perlahan mengucek mataku yang masih berat hingga kini. Jujur saja, aku masih mengantuk karena tak bisa tidur semalaman. Mas Albar tak hentinya menyuruh ini itu tadi malam hingga aku merasa pegal diseluruh tubuhku dan tak bisa tertidur karena nya.
Aku berjalan ke kamar mandi menyiapkan air hangat untuk mas Albar mandi di musim dingin ini. Bahkan sampai kini aku masih merasakan hawa dingin menusuk persendian ku padahal aku sedang mencuci wajah dengan air hangat itu dan mencuci kakiku juga dengan itu.
Setelah air sudah kusiapkan aku berjalan kearah mas Albar yang tengah terlelap Damai itu, saat tidur ia sangat menawan karena mulutnya tak akan berbicara hal menyakitkan namun, saat ia terbangun entah kenapa kesal rasanya melihat nya karena setiap kata yang ia katakan sangat nyelekit diulu hati.
"Tuan, tuan bangunlah air untuk tuan mandi sudah saya siapkan. " Aku berbicara sembari menyibak sedikit selimut mas Albar dan perlahan mata itu mulai terbuka sedikit demi sedikit hingga kini ia benar-benar terbuka.
"Jam berapa sekarang? " Tanya nya dengan pelan namun suaranya sangat berat hingga terkesan keren dalam telinga ku.
Aku dengan cepat melihat kearah jam "Sekitar jam 06.40-an tuan. " Aku masih saja berdiri menunggu ia bangkit agar aku bisa membersihkan tempat tidurnya.
Ia bangkit dengan ogah-ogahan lalu meraih handuk dari tanganku sementara aku langsung melipat selimut mas albar dengan rapi seperti biasanya. Namun saat aku hendak melihat kebelakang ku lihat mas Albar sedang membuka bajunya disana, hingga kini hanya mengenakan handuk saja.
Aku buru-buru berbalik karena merasa Canggung dengan situasi ini. Kenapa sih dia? Tak punya malu sama sekali, bagaimana bisa dia membuka bajunya saat aku masih disana? Ahh pusing lama-lama kalau Berhadapan dengan nya.
Aku pun berjalan pelan meninggalkan kamar namun ditahan lagi oleh mas Albar yang masih saja berdiri dengan handuk melilit dipinggang nya itu. Ku akui tubuhnya Sangat bagus dengan beberapa kotak kotak diarea perutnya itu. Dan belum lagi kulitnya sangat halus sekali. "Aku bahkan sempat meneguk ludah karena melihat itu, ayolah zhia kamu kenapa?.
" A,, ada apa tuan? "Aku bertanya namun masih saja menunduk takut untuk melihat kearahnya.
" Kenapa pergi begitu saja? Siapkan aku pakaian dan tunggu disini sampai aku selesai mandi. Baru turun kebawah untuk mengerjakan tugasmu yang lain. "Hah? Kenapa harus ku tunggu sih? Kan seharusnya aku bisa memanfaatkan waktu ku saat ia mandi setidaknya aku bisa memasak terlebih dahulu Agar aku bisa menghemat waktu dan ia juga demikian.
Aku pun hanya bisa pasrah saja" Baik tuan. "Aku berjalan kearah lemari dan mas Albar memasuki kamar mandi.
" ISSs kenapa sih?. "Aku kesal karena nya.
Dengan cepat kusiapkan baju kerja mas Albar lengkap dengan dasi juga jas nya. Setelah itu aku duduk menunggu ia selesai mandi. Karena terlalu bosan menunggu aku pun memutuskan untuk menyiapkan peralatan sekolah ku juga. Lengkap dengan serangan baru ku. Hari ini aku pindah ke sekolah baruku, aku bahkan belum tau dimana letak sekolah itu, aku ingin berangkat awal hari ini agar bisa mencari nya. Karena aku tau mas Albar sangat sibuk dan kalau pun ia tak sibuk ia tak akan mau mengantarkan ku. Karena kami tak sedekat itu untuk ia melakukan itu. Lagian dimana-mana tak ada majikan mengantarkan pembantu nya. Kalau ada pun pasti hanya di Filim saja.
"Hei, dungu. "Aku kaget saat sebuah suara memanggilku dengan keras. Siapa lagi yang memanggilku dengan panggilan itu selain mas Albar?.
Aku Lagi-lagi dikagetkan saat melihat kearahnya ia sedang memakai celananya dengan santai dihadapan ku. Untung saja dengan cepat aku melihat kearah lain meski sempat melihat sesuatu yang menonjol disana. Akhh kenapa sih dengan ku? Bukan saatnya untuk membahas itu. Sudah mulai pukul 07 lebih tapi aku masih belum mandi, danasih banyak yang harus kulakukan.
Akupun membantu mas Albar untuk mengikat dasinya. Taoisme sudah berkali-kali kucoba masih saja belum bagus. Aku memang belum pernah mengikat dasi seperti ini tapi seingat ku saat kulihat tidak susah amat kok, tapi kenapa sangat susah yah kini?.
" Ck, kamu bisa tidak sih? Membuang waktu saja kamu. Hari ini saya ada pertemuan penting. Kalau sampai saya telat habis kamu. "Ia menepis tanganku lalu mengikat dasinya sendiri.
Huh? Kalau bisa sendiri kenapa musti minta diikatkan oleh orang lain? Mana pake Tepis kasar lagi. Aku juga takut telat kesekolah kali.
" Permisi tuan, saya akan memasak sarapan untuk tuan. "Aku berniat berjalan.
" Tidak usah, saya tidak bisa menunggu nya. Pagi ini sayaasih harus melakukan survei dan akan kami bahas nanti siang. "Untuk apa ia jelaskan padaku? Mengerti juga tidak akunya.
Setelah ia sudah rapi ia pun meraih tas kerjanya dari nakas di dekat tempat tidur nya" Saya pamit sekarang, bersihkan rumah ini hingga bersih, jangan pergi kalau belum bersih. Pulang sekolah jangan kemana-mana dan langsung pulang kerumah, ingat kamu tak memiliki hak untuk bermain-main dikuaran sana. "Ia berbicara dengan wajah santai itu. Kan bisa dibilang bagus bagus kenapa harus berbicara seperti itu sih?.
Saat ia hendak turun kebawah" Eugh,, tuan. Dimana yah alamat sekolah saya yang sekarang? "Tanya ku bingung dan ia langsung terlihat kesal karena aku menghentikan langkah nya.
" Ck, makanya ditanya sejak kemarin. Kalau apa apa itu dipersiapkan jangan disitu butuhnya baru disitu dicari tau, naik saja bus nomor 91 di halte. "Ia langsung pergi begitu saja meninggalkan aku yang sedang kesal itu.
" Sudah tau aku masih sekolah kenapa masih disuruh ini itu? Huh. "Aku dengan buru-buru membersihkan rumah dan mandi setelah itu memakai seragam sekolahku dengan cepat. Jam sudah menunjukkan waktunya sudah masuk tapi aku masih sibuk berlari menuju halte bus.
Kenapa hari ini aku sial sekali sih? Hari pertama sekolah aku terlambat. Belum lagi aku tidak tau bagaimana kedaan sekolah.
Aku turun dari bus dan menurut intruksi dari supir bus tadi kalau sekolah itu sudah masuk sejak jam 08.00 tadi dan sekarang sudah jam 08.30 lebih, mati aku karena terlambat 30 menit lamanya. Sudah kelewatan ini mah.
Aku melihat pagar masih terbuka meskipun sudah mulai tertutup.
" Pak, tunggu pak. "Aku langsung berlari kesana dan bapak itu melihat kearahku dengan wajah murka.
Mati aku.
🍁🍁bersambung 🍁🍁
Waduh terlambat dihari pertama sekolah?
Jangan lupa yah like, komen dan vote❤.
Pai pai say💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Ida Blado
bangun pagian dong, udah tahu sekolah masih hrs ngurusin bayi tua,, bangun kok siang
2021-04-03
2