3. Catat baik-baik

🍁🍁aku tak tau akan seperti apa kisahku ini kedepannya, yang pasti aku akan berusaha bertahan bagaimana pun itu 🍁🍁

    Setelah selesai membersihkan lantai yang sempat kotor karena semburan mas Albar tadi aku turun ke bawah untuk melanjutkan menata barang barang yang pindah dari tempat nya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan mas Albar? Hanya kami berdua ditempat ini kecuali mang kebun yang datang sekali tiga hari untuk melihat keadaan kebun yang dirawat oleh mas Albar.

Setelah kedatangan ku ke tempat ini semua asisten rumah ia pecat dan menugaskan semua pekerjaan rumah padaku. Memang sepertinya mas Albar sudah terniat ingin menjadikan ku babu nya.

"Jangan lupa pergi kerumah sari untuk mencatat semua pekerjaan yang harus kamu lakukan dirumah ini. Jangan hanya berharap hidup gratis disini. " Ia berjalan naik keatas setelah dari luar tadi.

Aku hanya menundukkan kepalaku. Aku ingin marah dan juga menjawab semua ucapannya itu tapi kesadaran ku menahan ku untuk melakukan itu. Bisa mati beneran aku nanti.

Aku pun mengatur foto-foto yang ia pajang dilemari hias itu dan membersihkan debu-debu yang ada disana.

Setelah semua pekerjaan rumah sudah selesai aku berjalan ke kamar untuk mengambil catatan dari tas ku. Ia sekilas melirik kearah lalu kembali fokus pada layar hpnya dengan sesekali tersenyum saat mengetik sesuatu disana.

Aku tak peduli dengan itu dan berjalan keluar. Namun langkah ku terhenti saat ia bertanya.

"Mau kemana? " Padahal dia sendiri yang menyuruh ku untuk pergi kerumah mbak sari. Bagaimana sih? Aku kalau diginiin makin oon lama-lama.

"Kerumah mbak sari tuan. " Aku tak melihat kearahnya sama sekali. Benar-benar jengkel jika melihat wajahnya itu.

"Punya mulut kan? Kenapa tidak pamit? "

Apa harus yah? Biasanya juga pembantu ngk ada tuh ngelaporin ini itu jika ingin keluar. Lagian kan mas Albar sudah tau aku hendak kemana. Kenapa malah begitu sih? Beneran ini mah aku semakin bingung semakin bodoh lama-lama. Sudah otak yang seperempat mau digimanain lagi sih?.

"Maaf tuan, saya hanya takut mengganggu. Saya permisi tuan. " Aku berjalan pelan.

"Memangnya kamu tau dimana rumah si sari itu? "

Kan? Aku sendiri tidak kepikiran kesitu. Sudah ku katakan aku bisa linglung jika sering diperlukan tidak jelas oleh mas Albar.

Aku dengan cepat menggeleng "Heheh maaf tuan, dimana yah rumah nya mbak sari? " Aku bertanya dengan cengengesan hingga ia terlihat kesal.

"Lihatlah si dungu ini. Makanya kalau punya bibir tuh diguain. Yah ditanya bodoh. " Duhh kane banget ke ulu hati ku. Yah orang bodoh bisa apa.

"Maaf tuan, saya takut tuan akan marah jika saya banyak bertanya. " Aku menunduk.

"Saya tidak akan marah jika itu sesuatu yang penting. Tapi kalau kamu tanya berapa jumlah rambut saya baru saya marah karena saya juga tidak tau berapa jumlah nya. " Apa-apaan sih? Siapa juga yang bertanya hal bodoh seperti itu?.

"Eugh,maaf tuan. Jadi dimana alamat nya mbak sari. " Aku lagi-lagi memperjelas karena hari sudah sore takutnya akan memakan waktu lama kesana.

"Ikut saya, kalau saya beritahu juga alamat nya kamu belum tentu tau dimana. Nanti kamu malah kesasar dan merepotkan saja. " Ia menarik tanganku menuruni tangga dan menarik ku menaiki mobil.

Di dalam mobil aku hanya diam saja melihat pemandangan luar. Dulu aku sangat suka melihat lihat pemandangan kuar saat sedang berkendara dengan paman adil tapi kini aku sangat membenci itu. Aku masih tidak Terima dengan perlakuan paman ini. Aku merasa hidupku hancur gara-gara ia menjual ku. Aku tak bisa bebas dan serasa diawasi setiap saat.

"Hei,, dungu. " Aku kaget saat mas Albar memanggilku dengan keras dan menyentuh bahuku.

"A,, ada apa tuan? "

"Ada apa kamu bilang? Apa sih yang kamu lamunkan hingga tidak mendengar ucapan saya sejak tadi? " Aku hanya menggeleng saja.

"Maaf tuan, apa yang tuan katakan tadi? "

Ia dengan kesal mendesih "ck, makanya jangan suka melamun. Kamu kira tidak capek apa berbicara hal yang berulang-ulang. Itu membuat bibir saya pegal. Kalau seumpama bibir saya lelah kamu bisa tanggungjawab? "

Kenapa suka sekali sih mengatakan umpama seperti itu? Kalau bener sih syukur syukur biar aku tidak mendengar celoteh nya yang pedas itu.

Lagian kalau ia mengatakan capek mengatakan hal yang berulang ia tak seharusnya mengoceh seperti tadi karena mengoceh lebih membuat bibir lelah.

"Maaf tuan. " Aku menunduk hingga ia hanya mendesah kesal.

"Saya berpesan kamu harus mencatat baik-baik apapun yang sari katakan nanti. Jangan terlewat satupun. Karena kamu akan menerima akibatnya jika sampai tidak becus dalam mengerjakan nya. " Aku langsung mengangguk saja karena aku benar-benar lelah mendengar suaranya yang keras itu.

"Punya mulut? " Sudah lihat masih saja bertanya. Kenapa sih?.

"Punya tuan. "

"Terus kenapa tidak menjawab saat saya bertanya mengerti atau tidak? Saya tidak suka yah kamu menjawabnya hanya dengan Angguk. Kamu ingin bisu yah makanya tak menggunakan mulutmu itu? "

Yatuhan dia kenapa sih? Kenapa melebihi perawan yang datang bulan? Sedikit pun kesalahan ku akan ia koreksi. Membuat ku stress saja.

Setelah sampai didepan sebuah rumah aku turun mengikuti mas Albar berjalan menuju rumah itu.

Mas Albar disambut hormat oleh seorang wanita yang berumur jauh dariku, seperti nya ia juga sudah menikah. Karena saat ini kulihat ia sedang menggendong seorang bayi.

Aku tak masuk karena belum disuruh masuk. Ku lihat mas Albar berbicara dengan mbak sari dan kulihat mereka sangat dekat karena mereka bahkan tertawa yang penyebab nya aku sendiri tidak tau.

"Dungu, masuklah dan dengarkan baik-baik apa saja yang harus kamu kerjakan nanti. "Aku langsung menurut dan masuk.

Aku duduk di depan mbak sari sembari menunggu apa saja yang akan ku catat.

" Setiap pagi kamu harus bangun cepat kalau bisa secepatnya agar kamu bisa menyiapkan air untuk tuan Albar mandi, menyiapkan ia pakaian untuk ke kantor dan juga mengikat kan ia dasi. "Aku mencatatkan nya dan mengangguk saja namun aku baru sadar dengan ucapan nya yang terakhir.

Terdengar sedikit sesuatu sekali. Aku kan hanya asisten rumah tangga nya kenapa harus mengikatkan ia dasi?.

" Memang harus diikatkan dasi yah mbak? Mbak juga dulu mengikatkan dasi tuan Albar yah? "Kurasa tidak, mana mungkin gadis yang sudah menikah mengikatkan dasi pada pria lain.

Ia langsung mengangguk begitu saja. Hah? Apa tidak apa-apa yah? Ia tidak takut yah suaminya akan cemburu? Wahh dunia kerja sangat keras sekali.

" Sudahlah catat saja, kamu menghabiskan banyak waktu karena bertanya ini itu? AS Albar terlihat kesal dari belakang. Isss kenapa sih?.

"Setelah itu, jangan pergi kemana-mana sebelum tuan Albar berangkat kerja. Dan sambut ia ketika pulang dari kerja. Itu adalah Poin penting nya. " Aku mencatat nya dengan penuh teliti meskipun terasa janggal dengan apa yang mbak sari ucapkan. Apa ia benar-benar sering melakukan itu pada mas Albar dulu? Padahal kan... Ah sudahlah mina turuti saja jika ingin selamat dari ocehan nya.

"Dan selebihnya pekerjaan rumah mulai dari memasak, mencuci dan membersihkan rumah kamu pasti sudah tau kan? " Aku dengan cepat mengangguk karena sudah faham dengan itu.

"Lihatlah gadis dungu itu, ia benar-benar percaya dengan yang sari katakan? Hahhah sebodoh itukah ia, padahal kan terlihat jelas saat ini sari sedang tidak serius. Ahh sudahlah biarkan saja. Kita lihat sejauh mana ia sabar dengan itu. " Albar membatin.

"Terima kasih mbak. " Aku tersenyum pamit pada mbak sari dan ia langsung mengangguk sedikit tertawa begitu juga dengan mas Albar.

Apa saat berpamitan juga harus tertawa yah? "Ahhahaha." Aku ikut-ikutan tertawa hingga mas Albar melihat heran ke arahku.

"Kenapa kamu tertawa? " Hah? Kenapa yah?.

"Saya hanya ikut tertawa karena tuan dan mbak sari tertawa heheh. " Aku merasa sangat malu sekali.

"Bodoh, padahal yg sedang kami tertawai itu adalah dia. Dan dia ikut tertawa? "Batin Albar

Aku langsung diam saja setelah mas Albar menatap sinis ke arahku.

" Karena sudah kamu catat, awas saja kalau kamu masih tidak tau apa tugasmu. "Aku dengan cepat mengangguk dan panik sendiri karena takut mas Albar akan marah jika hanya kubalas dengan anggukan.

" E,, eh iya tuan. "

Ia langsung menggeleng kesal.

🍁🍁bersambung 🍁🍁

Hahaha Albar tuh seperti nya memiliki darah lambeh 😅, mulutnya ituloh ngk berenti ngerocos mulu.

Jangan lupa yah like, komen dan vote❤.

Pai pai say💋.

Terpopuler

Comments

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

Albar bacot nya mirip emak emak komplek yg lgi kga punya duit

2023-02-02

1

Rahmah Pratiwi

Rahmah Pratiwi

Ah itu mah cuma modusnya Albar aja biar Zhia mengerjakan tugasnya sebagai istri. Ya tapi mungkin gengsi kali ya kalau mau ngomong sendiri makanya suruh tanya ke mba Sari 🤣🤣

2021-06-04

0

Ezly Navisa

Ezly Navisa

Albar stok suaranya ada banyak kali segudang, makanya tu mulut nyerocos mulu tanpa rem, apa mungkin rem nya juga sdh blong🤣🤣🤣piiissss✌✌

2021-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. ngeselin.
2 2. awal kisah
3 3. Catat baik-baik
4 4. Hari sial
5 5. Ragil?
6 6. Tidak sarapan
7 7. Punya teman
8 8. lupa menyambut
9 9. Jangan gitu juga
10 10. makan/tidak
11 11. Makan diluar
12 12. Alasan
13 13. Berusaha
14 14. ngantuk
15 15. cari kerja
16 16. mas Albar kenapa?
17 17. HAH?
18 18. Ragu
19 19. kerja
20 20. Sayang
21 21. kenapa?
22 22. menemani ragil
23 23. melihat sesuatu
24 24. mas Albar tidak pulang
25 25. Sekolah
26 26. ada apa?
27 27. kantin
28 28. apa?
29 29. aku mengerti
30 30. Kamu dan dia
31 31. kamu dan dia#2
32 32. peduli
33 33. ragil datang
34 cast #pemain
35 34. ceritaku
36 35. bukan begitu
37 36. penuh kepalsuan
38 37. Traffic
39 38. Masalahmu
40 39. Tarikan
41 40. Pelukan
42 41. Bosan
43 42. Teringat
44 43. Ghibah time
45 44. Pengakuan
46 45. Gadis rubah
47 46. Mulai ragu
48 47. Bingung
49 48. Suka
50 49. Bagaimana ini?
51 50. Kenapa dengan mas Albar?
52 51. Kenapa sih?
53 52. Berubah
54 53. Jumpa mertua
55 54. Duhh gimana dong
56 55. Jangan macam-macam
57 56. one ranjang
58 57. menemani ragil
59 58. Apa lagi kali ini
60 59. Kecupan tiba-tiba
61 60. Aku bukan gadis murahan
62 61. Kepikiran
63 62. Aku bisa jelaskan
64 63. Cobalah mengerti
65 64. Lebih dari egoku
66 65. Mimpi buruk yg jadi nyata
67 66. prahara buatan
68 67. Mulai perhatian
69 68. Aku tidak macam-macam
70 69. Kesempatan
71 70. Panggil aku sayang
72 71. Berpura-pura mesra
73 72. Senang tanpa sadar
74 73. Luka dan pilu
75 74. Kau menambah luka ku
76 75. tumben sekali?
77 76. Pencuri kecupan
78 77. Aku tak sanggup lagi
79 78. Kamu adalah obat ku
80 79. Kamu bukan kamu
81 80. Albar sakit.
82 81. Perhatian Albar
83 82. Terbongkar segala perih
84 83. Kamu bukan suami yang Baik
85 84. Penyesalan
86 85. Maafkan aku
87 86. Perlahan luluh
88 87. Kamu ternyata sangat mencintai ku
89 88. Saling cinta
90 89. Memberikan obat
91 90. Masuk gawang
92 91. Kang cemburu
93 92. Dia masih temanku
94 93. Ngambek ada maunya
95 94. Bucin parah
96 95. Semakin jatuh cinta
97 96. Kepergok
98 97. Janji
99 98. Jumpa lea
100 99. kek bocah
101 100. Mual
102 101. Dia adalah suamiku
103 102. Resah dan gelisah
104 103. Manjah mania
105 104. Zhia yang mau
106 105. Semakin lengkap
107 106. Patroli ceritanya
108 107. Paman adil?
109 108. Jumpa tante lea
110 109. Ragil datang
111 110. Epilog
112 mampir yukkk
113 mampir
114 mampir yukk
Episodes

Updated 114 Episodes

1
1. ngeselin.
2
2. awal kisah
3
3. Catat baik-baik
4
4. Hari sial
5
5. Ragil?
6
6. Tidak sarapan
7
7. Punya teman
8
8. lupa menyambut
9
9. Jangan gitu juga
10
10. makan/tidak
11
11. Makan diluar
12
12. Alasan
13
13. Berusaha
14
14. ngantuk
15
15. cari kerja
16
16. mas Albar kenapa?
17
17. HAH?
18
18. Ragu
19
19. kerja
20
20. Sayang
21
21. kenapa?
22
22. menemani ragil
23
23. melihat sesuatu
24
24. mas Albar tidak pulang
25
25. Sekolah
26
26. ada apa?
27
27. kantin
28
28. apa?
29
29. aku mengerti
30
30. Kamu dan dia
31
31. kamu dan dia#2
32
32. peduli
33
33. ragil datang
34
cast #pemain
35
34. ceritaku
36
35. bukan begitu
37
36. penuh kepalsuan
38
37. Traffic
39
38. Masalahmu
40
39. Tarikan
41
40. Pelukan
42
41. Bosan
43
42. Teringat
44
43. Ghibah time
45
44. Pengakuan
46
45. Gadis rubah
47
46. Mulai ragu
48
47. Bingung
49
48. Suka
50
49. Bagaimana ini?
51
50. Kenapa dengan mas Albar?
52
51. Kenapa sih?
53
52. Berubah
54
53. Jumpa mertua
55
54. Duhh gimana dong
56
55. Jangan macam-macam
57
56. one ranjang
58
57. menemani ragil
59
58. Apa lagi kali ini
60
59. Kecupan tiba-tiba
61
60. Aku bukan gadis murahan
62
61. Kepikiran
63
62. Aku bisa jelaskan
64
63. Cobalah mengerti
65
64. Lebih dari egoku
66
65. Mimpi buruk yg jadi nyata
67
66. prahara buatan
68
67. Mulai perhatian
69
68. Aku tidak macam-macam
70
69. Kesempatan
71
70. Panggil aku sayang
72
71. Berpura-pura mesra
73
72. Senang tanpa sadar
74
73. Luka dan pilu
75
74. Kau menambah luka ku
76
75. tumben sekali?
77
76. Pencuri kecupan
78
77. Aku tak sanggup lagi
79
78. Kamu adalah obat ku
80
79. Kamu bukan kamu
81
80. Albar sakit.
82
81. Perhatian Albar
83
82. Terbongkar segala perih
84
83. Kamu bukan suami yang Baik
85
84. Penyesalan
86
85. Maafkan aku
87
86. Perlahan luluh
88
87. Kamu ternyata sangat mencintai ku
89
88. Saling cinta
90
89. Memberikan obat
91
90. Masuk gawang
92
91. Kang cemburu
93
92. Dia masih temanku
94
93. Ngambek ada maunya
95
94. Bucin parah
96
95. Semakin jatuh cinta
97
96. Kepergok
98
97. Janji
99
98. Jumpa lea
100
99. kek bocah
101
100. Mual
102
101. Dia adalah suamiku
103
102. Resah dan gelisah
104
103. Manjah mania
105
104. Zhia yang mau
106
105. Semakin lengkap
107
106. Patroli ceritanya
108
107. Paman adil?
109
108. Jumpa tante lea
110
109. Ragil datang
111
110. Epilog
112
mampir yukkk
113
mampir
114
mampir yukk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!