🍁🍁Saat aku ingin menyerah aku merasa dunia seakan ingin aku menderita 🍁🍁
Bel tanda waktunya pulang berbunyi sangat lantang hingga seisi kelas heboh dengan mengemasi peralatan sekolah milik mereka kedalam tas bahkan guru belum menutup pelajaran dan dengan terpaksa guru itu menutup nya dengan rasa kesal.
Aku pun mulai membereskan semua peralatan tulis ku dan tiba-tiba sebuah buku sudah jatuh keatas mejaku.
Perlahan aku mendongak untuk melihat asal buku itu dan ternyata ragil sudah berdiri disana sambil tersenyum "Nih catatan yang harus lu catat. " Ia duduk di depan mejaku.
Aku tersenyum "Terima kasih banyak yah, padahal kan aku belum minta sama kamu. "
Ia terdengar berdeham dan melihat kearahku"gua liat tadi lu kesusahan gara-gara digangguin sama darus dan riza. "
Aku tersenyum lagi karena merasa diperdulikan. Apa aku benar-benar bisa berteman dengan nya yah? Pasti menyenangkan memiliki teman sebaik dia.
"Woy ngk mau nih cerita nya? Ngapain masih anteng dimari? " Lea datang dengan beberapa buku dari arah kantor.
"Nih buku paket lu, kata bu Rahmi jangan lupa kasih nama soalnya suka ketuker gitu nantinya sama yang lain. " Dengan semangat kuraih buku itu dan tersenyum.
"Terima kasih banyak yah, aku ngk tau lagi mau balesnya dengan cara apa. "
Ku lihat Lea dan ragil yang saling pandang dengan wajah heran.
"Lu kok kaku banget sih zhia? Plis yah jangan gitu kalau sama gua. Selow aja udah. " Aku pun mengangguk tersenyum.
Kami pun keluar dari gerbang dengan berbincang-bincang eh sebenarnya sih ragil dan Lea yang tak ada hentinya berbicara banyak hal sedang aku hanya diam mendengar kan dan sesekali ikut berbicara saat ditanya. Benar-benar nyaman bersama dengan mereka.
"Aku berenti disini aja yah, kalian pulang aja duluan. " Aku berhenti ditengah jalan hingga mereka berdua terlihat heran.
"Jangan bilang ku mau pulang awal yah? Kenapa buru-buru sih? " Tanya Lea yang membuat ku heran.
"Kita main dulu lah, abis itu baru lu pulang. Masa baru pertama masuk sekolah ngk dirayain sih? " Lea menarik tanganku menuju suatu tempat.
Kemana ia akan membawaku? Bagaimana ini? Aku takut ini akan berlangsung lama hingga membuat ku pulang terlambat.
Kami berhenti tepat di depan gedung yang bertuliskan karaoke. Kenapa ia membawa ku kesini? Duhh aku ngk punya waktu untuk ini, aku masih punya banyak kerjaan, masih harus menyalin tugas dan masih banyak lagi.
"Aku ngk bisa sekarang, aku harus pulang lebih awal maaf yah. " Aku berniat pergi tapi Lea dan ragil sudah lebih menarik ku masuk.
"Ngk usah banyak alasan deh lu, kuy masuk. " Kami masuk kesebuah ruangan yang tidak terlalu luas tapi tidak sempit pula.
Pertama menyanyi adalah Lea dengan gerakan dan wajah ceria ia bernyanyi dengan semangat. Pasti hidupnya sangat menyenangkan hingga tak ada beban yang terlihat sama sekali.
Lalu kemudian ia menarik tanganku untuk bergabung, kami menyanyikan beberapa lagu aku masih lalu sebenarnya tapi ini sangat menyenangkan hingga pikiran ku tiba-tiba hilang seketika. Aku sungguh merasa senang setelah datang kesini. Mereka memang sangat baik padaku hingga aku sangat takut ini akan bersifat sementara seperti dulu.
Kami pun pulang kerumah masing-masing dengan tujuan busuk yang berbeda, awalnya mereka bahkan ingin datang berkunjung kerumah tapi dengan banyak sekali alasan mereka akhirnya tak jadi ikut. Aku takut mas Albar akan marah jika aku lancang membawa orang lain masuk kedalam rumahnya. Nanti ia murka kan berabe, sudah sukur dia hanya mengoceh saja aku takut kalau ia akan main tangan juga. Karena banyak yang bilang seorang laki-laki terkadang tak bisa menjaga tangan nya untuk tidak ringan tangan.
Perlahan aku membuka pintu rumah dan rumah terlihat sangat kosong karena mas Albar akan pulang menjelang maghrib nanti. Karena ia bekerja di sebuah perusahaan entertainment tarik suara juga beberapa hal lainnya disana, seperti permodelan dan juga bahkan sampai pada dunia akting.
Aku perlahan membuka bajuku lalu mandi untuk membersihkan diri kemudian mengambil baju dari sebuah kotak yang disana kujadikan tempat untuk pakaian ku. Aku tak tau lagi harus ku kemanakan pakaian ku ini kecuali tetap disini saja, lagian tidak banyak kok karena saat aku dibawa kesini aku dilarang membawa banyak pakaian hanya 3/4 pasang saja dan itu juga bukan baju yang aku beli itu adalah baju yang diberikan oleh beberapa orang sebagai hadiah dulu saat aku masih jadi model hingga masih baru karena belum pernah kubuka.
Mataku kaget saat melihat baju itu, kenapa bisa begini? Apa orang yang memberikan ku baju ini masih waras? Kenapa bajunya sangat pendek juga berbahan sangat tipis sih? Siapa pun yang memakai nya pasti akan masuk angin nih.
Aku pun telah selesai dengan memakai bajuku kemudian mencoba melihat apakah masih ada bagian rumah yang lupa kubersihkan tapi ternyata sudah bersih semua.
Aku pun mulai membuka buku yang ragil berikan padaku itu untuk menyalin setiap pelajaran ku yang tertinggal itu namun baru beberapa saat aku mulai menulis aku merasa mataku sangat berat hingga akupun mulai terlelap kealam mimpi dengan duduk dilantai dan kepalaku diatas meja.
Sedang Albar sendiri baru pulang dari kantor telat pukul 18.45pm dan ia kaget saat memasuki rumah, masih terasa sangat gelap karena lampu tidak dihidupkan sama sekali, belum lagi ia tak melihat kehadiran gadis desa itu. Padahal kan sari sudah mengatakan kalau ia juga memiliki tugas untuk menyambut kepulangan nya dari kerja tapi apa ini? Ia tak ada didepan pintu saat ini.
Albar berjalan kesal menuju kamar kos, siapa tau gadis desa itu ada disana dan saat Albar menghidupkan lampu ia melihat zhia sedang tertidur dilantai dengan wajahnya yang sudah menempel diatas meja dan beberapa buku yang ada didekatkan dan sebuah pulpen yang baru saja jatuh dari tangan nya.
"Apa dia merasa kalau ini adalah waktunya untuk tidur? Masih terlalu awal untuk itu. " Albar perlahan membuang tas nya asal dan berjalan kearah zhia yang sedang terlelap itu.
Tuk,
Albar menendang pelan kaki zhia yang sedang terlelap itu"Dungu, bangun Hei. "Tapi tetap saja zhia tak kunjung bangun.
" Woyy bangun. "Dan seketika zhia langsung bangkit karena kaget.
" Maaf tuan, ada apa yah? "Tanya nya dengan wajah polos itu karena merasa bingung dengan Albar yang tiba-tiba membangunkan nya kini.
" Ada apa? Kamu lupa yah apa saja yang harus kamu lakukan? Untuk apa dicatat kalau tidak pernah dibaca,kamu baru sehari saja diberitahukan oleh sari tentang tugasmu tapi kamu sudah lalai begitu, heran."Albar merasa sangat kesal pada zhia yang bahkan tak tau tugasnya itu.
"Maaf tuan apa maksud tuan? " Zhia bahkan masih terlihat bingung kini.
🍁🍁bersambung 🍁🍁
Jangan lupa yah like, komen dan vote❤.
Pai pai say💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments