14. ngantuk

🍁🍁kebiasaan mu yang selalu berbeda dengan kebiasaan ku, aku khawatir itu juga akan membuat kita semakin jauh🍁🍁

    Aku duduk diatas tempat tidur menunggu mas Albar selesai mandi, seperti biasa ia akan kesal jika ia keluar dari kamar mandi aku tidak ada didalam kamar katanya saat ia butuh sesuatu ia akan malas untuk berteriak memanggil ku. Padahal terkadang ia hanya ingin aku diam saja disana aku tak mengerti apa sebenarnya maunya mas Albar ini.

Aku mulai mengantuk lagi dan lagi, apa aku kurang tidur yah? Perasaan aku selalu mengantuk sejak tadi.

Aku merasa sedikit percikan air mengenai wajahku dari arah depan, perlahan kubuka mataku dan ku lihat mas Albar sudah berdiri disana dengan handuk yang melilit pinggang nya itu.

Aku buru-buru bangkit dari tempat tidur dan memberikan mas Albar setelan nya itu. Sekilas ia melihat kearahku lagi.

"Masih pagi sekali kamu sudah mengantuk begitu? Bagaimana mau belajar nanti? Pasti kamu akan tidur dikelas, ck, sia-sia saja bersekolah. " Apa-apaan dia? Sok tau sekali. Aku tak akan ketiduran disekolah karena disana banyak teman tidak seperti disini aku seperti patung yang seharian diam dan diam saja. Tak ada teman untuk diajak berbicara.

Aku hanya diam saja lalu mulai memberikan ia celana terlebih dahulu. Namun ia tak mau menerima itu, bahkan ia terus saja menatap kearahku seolah berkata bahwa aku melakukan sesuatu yang salah.

"Ada apa tuan? Apa saya salah mengambil nya? " Aku terheran melihat nya.

"Kamu pikir saya akan langsung memakai celana tanpa dalaman? Kamu pikir saya akan nyaman dengan itu, coba tarik pada dirimu memakai rok seperti itu dan tak memakai dalaman sama sekali, apa kamu sanggup? "

Aku kaget setengah mati mendengar ucapannya yang tak terduga itu, bagaimana bisa ia mengatakan itu pada seorang gadis? Yatuhan apa otaknya bermasalah karena terlalu pintar yah?. Lagian, masa dalaman nya saja harus aku sih yang ambil? Kan punya tangan sendiri aduhh.

Aku masih saja berdiri merasa kaku bahkan untuk bergerak pun aku tak sanggup karena masih segan dan canggung dengan ucapan nya tadi. Dan bagaimana bisa ia sesantai itu setelah mengatakan nya?.

"Tunggu apa lagi? Cepat ambil dungu! Kebiasaan suka lamban dan membuang banyak waktu. "

Aku berjalan dengan ragu dan membuka lemari, pipiku memerah saat melihat seluruh ********** yang beragam warna itu. Dengan cepat aku ambil asal lalu memberikan nya kearah mas Albar tanpa melihat kearah nya. Yatuhan ini sungguh memalukan sekali.

"Kenapa malah mengambil warna coklat sih? Harusnya warna dongker juga seperti setelan saya ini. " Aku kaget lagi bahkan sampai menjatuhkan dalaman yang ada di tanganku itu, apa harus yah dalaman juga sesuai dengan warna baju. Tak ada juga yang melihat kenapa harus segitunya yah?.

"Tunggu apa lagi? Kalau berani bengong lagi kamu saya habisi. " Aku buru-buru ke lemari dan mengambil dalaman berwarna dongker lalu menunggu ia memakai kemeja nya kemudian memakaikan ia dasi semampuku.

"Lumayan dari pada kemarin. " Ia berkomentar. Aku hampir gila saat belajar dari youtube kemarin.

"Silahkan makan tuan. " Aku menyiapkan nasi beserta lauk pauknya diatas piring mas Albar dan ia langsung menyantapnya begitu saja.

"Kenapa hanya diam saja? Kamu tak makan rupanya? " Ia terlihat heran.

"Memang boleh tuan? " Aku bertanya dengan ragu. Aku takut akan terasa lancang jika ikut makan bersama dengan nya.

"Kamu pikir saya akan sanggup memakan semua ini? Gunakan dulu otaknya walau sedikit. "

Aku dengan semangat duduk didepan nya langsung menyendok nasi dan lauk pauk itu lalu makan dengan semangat.

"Kamu mungkin tidak sebodoh itu kan tidak berani makan makanan dirumah ini? Saya tidak sepelit yang kamu pikirkan. Jadi baik-baik lah agar saya tidak berubah menjadi manusia menyebalkan. Kami bersyukur karena masih bersama dengan sifat saya yang baik ini. "

Aku tersedak karena ucapan nya itu, apa dia bilang? Dia baik? Apa tidak salah omong dia? Kalau begini sudah ia sebut baik apa sifatnya yang menyebalkan itu lebih parah yah? Wahh jangan sampai aku bertemu dengan sifatnya yang itu. Bisa mati muda aku lama-lama.

Setelah selesai makan kami pun keluar dari rumah, mas Albar Hendak ke kantor dan aku kesekolah.

"Eugh,, tuan. Apa saya boleh menumpang dimobil tuan sampai didepan gerbang sekolah, kebetulan tuan juga arah sana kan? " Aku memberanikan diri untuk menanyakan itu karena saat ini uang ku sudah sangat menipis untuk naik bus saja susah. Mas Albar tak memberikan aku uang sama sekali dan aku juga tak mungkin meminta, kami bukanlah suami istri sungguhan tak mungkin ia juga harus menafkahi ku seperti keperluan syukur syukur ia mau memberikan ku makan juga biaya sekolah.

"Em yasudah. " Ia masuk dan langsung kuikuti dengan semangat.

Assa dapat tebengan geratis.

"Hei." Lea menepuk bahuku saat ia juga baru pertama sampai digerbang sekolah.

"Eh lea, kamu biasa berangkat di jam segini yah? Rajin sekali. " Aku tersenyum.

Ia sedikit cemberut "Rajin bagaimana? Gua terpaksa tau, mamah nih maksa mulu biar aku berangkat jam segini. " Aku tersenyum dan kami melanjutkan langkah kami menuju kelas.

"Ragil memang suka terlambat yah? " Aku bertanya saat kami sudah duduk dikelas dan melihat kursi ragil masih kosong.

"Hooh, tuh anak mampir dulu ke warnet baru masuk ke sekolah. Kebiasaan nya sejak dulu mah. " Aku hanya ber oh saja lalu kembali mencatat beberapa catatan yang menurut ku perlu.

Kelas sudah dimulai sejak tadi, dan terlihat beberapa murid sangat fokus mendengar kan pak budi menjelaskan rumus mencari elektron valensi suatu senyawa. Aku sudah berkali-kali menahan kantuk ku namun masih saja tak bisa kutahan.

Apa mas Albar tadi menyumpahi ku yah? Hingga aku jadi ngantuk begini.

Kurasakan sebuah gulungan buku dilempar dari belakang hingga tepat diatas meja. Kuambil kertas itu dan membuka nya perlahan.

"Ngantuk lu? " Seketika aku melihat kebelakang ragil tersenyum padaku dan aku mengangguk mengiyakan itu.

Ia tersenyum lalu meminta kertas itu untuk ia tulis kembali dan ia lemparkan lagi kearahku.

"Tidur aja, nanti kalau pak budi liat gua bakal selametin lu kok. " Aku melihat kebelakang lagi dan benar saja ia mengangguk meyakinkan ku.

Aku sebenarnya merasa ragu diawal, tapi karena rasa kantuk ku sudah tak bisa ku lawan aku pun mau mau saja menerima tawaran ragil itu, baik sekali sih jadi orang. Apa dia memang sebaik itu yah? Ahh aku jadi ingin menjadi teman dekat nya.

Aku pun mulai terlelap karena merasa tidur ku masih kurang.

🍁🍁bersambung 🍁🍁

Jangan lupa yah like, komen dan vote❤

Pai pai say 💋

Episodes
1 1. ngeselin.
2 2. awal kisah
3 3. Catat baik-baik
4 4. Hari sial
5 5. Ragil?
6 6. Tidak sarapan
7 7. Punya teman
8 8. lupa menyambut
9 9. Jangan gitu juga
10 10. makan/tidak
11 11. Makan diluar
12 12. Alasan
13 13. Berusaha
14 14. ngantuk
15 15. cari kerja
16 16. mas Albar kenapa?
17 17. HAH?
18 18. Ragu
19 19. kerja
20 20. Sayang
21 21. kenapa?
22 22. menemani ragil
23 23. melihat sesuatu
24 24. mas Albar tidak pulang
25 25. Sekolah
26 26. ada apa?
27 27. kantin
28 28. apa?
29 29. aku mengerti
30 30. Kamu dan dia
31 31. kamu dan dia#2
32 32. peduli
33 33. ragil datang
34 cast #pemain
35 34. ceritaku
36 35. bukan begitu
37 36. penuh kepalsuan
38 37. Traffic
39 38. Masalahmu
40 39. Tarikan
41 40. Pelukan
42 41. Bosan
43 42. Teringat
44 43. Ghibah time
45 44. Pengakuan
46 45. Gadis rubah
47 46. Mulai ragu
48 47. Bingung
49 48. Suka
50 49. Bagaimana ini?
51 50. Kenapa dengan mas Albar?
52 51. Kenapa sih?
53 52. Berubah
54 53. Jumpa mertua
55 54. Duhh gimana dong
56 55. Jangan macam-macam
57 56. one ranjang
58 57. menemani ragil
59 58. Apa lagi kali ini
60 59. Kecupan tiba-tiba
61 60. Aku bukan gadis murahan
62 61. Kepikiran
63 62. Aku bisa jelaskan
64 63. Cobalah mengerti
65 64. Lebih dari egoku
66 65. Mimpi buruk yg jadi nyata
67 66. prahara buatan
68 67. Mulai perhatian
69 68. Aku tidak macam-macam
70 69. Kesempatan
71 70. Panggil aku sayang
72 71. Berpura-pura mesra
73 72. Senang tanpa sadar
74 73. Luka dan pilu
75 74. Kau menambah luka ku
76 75. tumben sekali?
77 76. Pencuri kecupan
78 77. Aku tak sanggup lagi
79 78. Kamu adalah obat ku
80 79. Kamu bukan kamu
81 80. Albar sakit.
82 81. Perhatian Albar
83 82. Terbongkar segala perih
84 83. Kamu bukan suami yang Baik
85 84. Penyesalan
86 85. Maafkan aku
87 86. Perlahan luluh
88 87. Kamu ternyata sangat mencintai ku
89 88. Saling cinta
90 89. Memberikan obat
91 90. Masuk gawang
92 91. Kang cemburu
93 92. Dia masih temanku
94 93. Ngambek ada maunya
95 94. Bucin parah
96 95. Semakin jatuh cinta
97 96. Kepergok
98 97. Janji
99 98. Jumpa lea
100 99. kek bocah
101 100. Mual
102 101. Dia adalah suamiku
103 102. Resah dan gelisah
104 103. Manjah mania
105 104. Zhia yang mau
106 105. Semakin lengkap
107 106. Patroli ceritanya
108 107. Paman adil?
109 108. Jumpa tante lea
110 109. Ragil datang
111 110. Epilog
112 mampir yukkk
113 mampir
114 hayy
115 Mampir yukk
Episodes

Updated 115 Episodes

1
1. ngeselin.
2
2. awal kisah
3
3. Catat baik-baik
4
4. Hari sial
5
5. Ragil?
6
6. Tidak sarapan
7
7. Punya teman
8
8. lupa menyambut
9
9. Jangan gitu juga
10
10. makan/tidak
11
11. Makan diluar
12
12. Alasan
13
13. Berusaha
14
14. ngantuk
15
15. cari kerja
16
16. mas Albar kenapa?
17
17. HAH?
18
18. Ragu
19
19. kerja
20
20. Sayang
21
21. kenapa?
22
22. menemani ragil
23
23. melihat sesuatu
24
24. mas Albar tidak pulang
25
25. Sekolah
26
26. ada apa?
27
27. kantin
28
28. apa?
29
29. aku mengerti
30
30. Kamu dan dia
31
31. kamu dan dia#2
32
32. peduli
33
33. ragil datang
34
cast #pemain
35
34. ceritaku
36
35. bukan begitu
37
36. penuh kepalsuan
38
37. Traffic
39
38. Masalahmu
40
39. Tarikan
41
40. Pelukan
42
41. Bosan
43
42. Teringat
44
43. Ghibah time
45
44. Pengakuan
46
45. Gadis rubah
47
46. Mulai ragu
48
47. Bingung
49
48. Suka
50
49. Bagaimana ini?
51
50. Kenapa dengan mas Albar?
52
51. Kenapa sih?
53
52. Berubah
54
53. Jumpa mertua
55
54. Duhh gimana dong
56
55. Jangan macam-macam
57
56. one ranjang
58
57. menemani ragil
59
58. Apa lagi kali ini
60
59. Kecupan tiba-tiba
61
60. Aku bukan gadis murahan
62
61. Kepikiran
63
62. Aku bisa jelaskan
64
63. Cobalah mengerti
65
64. Lebih dari egoku
66
65. Mimpi buruk yg jadi nyata
67
66. prahara buatan
68
67. Mulai perhatian
69
68. Aku tidak macam-macam
70
69. Kesempatan
71
70. Panggil aku sayang
72
71. Berpura-pura mesra
73
72. Senang tanpa sadar
74
73. Luka dan pilu
75
74. Kau menambah luka ku
76
75. tumben sekali?
77
76. Pencuri kecupan
78
77. Aku tak sanggup lagi
79
78. Kamu adalah obat ku
80
79. Kamu bukan kamu
81
80. Albar sakit.
82
81. Perhatian Albar
83
82. Terbongkar segala perih
84
83. Kamu bukan suami yang Baik
85
84. Penyesalan
86
85. Maafkan aku
87
86. Perlahan luluh
88
87. Kamu ternyata sangat mencintai ku
89
88. Saling cinta
90
89. Memberikan obat
91
90. Masuk gawang
92
91. Kang cemburu
93
92. Dia masih temanku
94
93. Ngambek ada maunya
95
94. Bucin parah
96
95. Semakin jatuh cinta
97
96. Kepergok
98
97. Janji
99
98. Jumpa lea
100
99. kek bocah
101
100. Mual
102
101. Dia adalah suamiku
103
102. Resah dan gelisah
104
103. Manjah mania
105
104. Zhia yang mau
106
105. Semakin lengkap
107
106. Patroli ceritanya
108
107. Paman adil?
109
108. Jumpa tante lea
110
109. Ragil datang
111
110. Epilog
112
mampir yukkk
113
mampir
114
hayy
115
Mampir yukk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!