🍁🍁Kau tau apa tentang sakitnya saat kita mencoba berjuang tapi tak ada yang berubah sama sekali 🍁🍁
Aku turun dari mobil setelah mas Albar juga turun, kulihatvia masih saja berdiri didepan mobil, kenapa sih dia? Apa yang membuat ia seragu itu untuk datang kesana.
"Tuan kenapa masih berdiri saja disini? Ayo kita ambil kursi yang masih kosong itu. " Aku berjalan dengan menarik tangan mas Albar. Aku tak tau kenapa aku begitu berani seperti ini menariknya apa karena aku terlalu bersemangat atau karena mas Albar juga diam saja saat ku tarik seperti itu?.
Kami duduk dikursi yang sedang kosong itu saat kami hendak duduk tadi kurasakan banyak pasang mata yang melirik kearah kami, kenapa mereka menatap kami sampai segitunya sih?.
"Kita pesan apa tuan? " Aku dengan semangat menanyakan itu.
Ia hanya terlihat acuh tak acuh dan fokus pada hpnya sampai tak mendengar apa yang kutanya tadi.
"Tuan, " Ucapku agak keras hingga barulah ia sadar dan melirik kearahku.
"Kita pesan apa tuan? " Tanyaku lagi dan lagi.
Ia terdengar sangat malas bahkan untuk mengeluarkan suaranya itu"Apa saja, segera pesan dan selesai kan dengan cepat. "Ia benar-benar tak nyaman saat disini. Kenapa dengan nya?.
Aku pun berjalan kearah penjual itu dengan semangat.
" Mang, baksonya dua porsi dan teh manisnya juga yah mang. Ditunggu dimeja sana. "Ucapku menunjukkan meja yang saat ini mas Albar sedang duduk disana.
" Siap neng. "Bapak itu tersenyum lalu kembali bekerja dengan semangat. Sangat ramah sekali, bagaimana pelanggan tidak senang datang kesini jika penjualnya seramah itu?.
Aku hendak kembali kemeja kami namun kulihat banyak sekali orang orang yang melihat kearah mas Albar dan ada juga yang sempat menunjukkan kearahnya. Apa karena itu yah mas Albar merasa tak nyaman? Lagian kenapa mereka melihat nya seperti sedang melihat artis saja. Aku sendiri yang mantan model ngk ada yg sadar tuh.
Aku berjalan kearah mas Albar dan duduk didepan nya sembari menunggu pesanan datang.
Kulihat mas Albar yang mencoba untuk santai dengan memainkan hpnya itu, aku hanya melihat lihat sekeliling saja.
Namun, pandangan ku teralih pada mas Albar yang terlihat senyum saat melihat ke layar ponselnya itu. Lagi-lagi ia terlihat sangat tampan saat ia tersenyum seperti itu. Adem liatnya.
" Kenapa lama sekali sih? "Ku lihat ma Albar kembali merasa tidak nyaman dan kulihat mereka masih saja melihat kearah mas Albar sembari berbisik bisik.
" Kamu yakin itu dia? "Kudengar seseorang berbicara dari arah belakang ku.
" Iya itu dia pengusaha muda yang punya perusahaan diujung kota, dia kaya tapi sampai kini belum juga menikah. Mungkin karena terlalu kaya dan sombong tidak ada yg mau padanya. "Aku melirik kearah mas Albar yang berpura-pura tidak mendengar itu dan fokus pada hpnya.
" Pernah sih diberitakan kalau ia hampir menikah tapi perempuan itu masih belum mau menikah karena masih ingin melanjutkan karier nya. "Lagi-lagi mereka berbincang bincang tentang mas Albar hingga membuat ku ingin melabrak nya saja.
Enak saja belum menikah, istrinya ada disini huh, dasar mulut lambeh membuat orang tidak nyaman saja.
Apa karena itu mas Albar tidak ingin datang kesini? Aku sudah salah faham tadi, kukira ia tidak mau makan karena merasa tidak selevel dengan tempat ini. Ternyata ia hanya tidak ingin jadi bahan olok-olok an orang orang.
" Tuan, apa tuan tidak mau kesini karena ini? "Tanyaku bingung dan ia melihat kearah ku.
Ia tersenyum dan menggeleng" Tau apa kamu? Sudah cepat makan saja makanan mu katanya kamu lapar. "Aku seketika sedikit berdebar saat ia tersenyum sambil mengatakan itu.
Buru-buru kujauhkan pandangan ku darinya dan melahap makanan ku dengan lahap, aku tidak tau kenapa nafsu makan ku sebesar ini apa karena rasa lapar ku atau karena suatu hal yang lain?.
" Ck, saya memang menyuruhmu untuk makan cepat tapi tidak usah marathon begitu sampai belepotan, seperti anak kecil saja. "Ia mengusap bibirku pelan dengan tisu yang disediakan disana hingga aku langsung tersedak sedemikian keras. Mati aku. Kenapa mas Albar mendadak seperti ini hingga aku tak bisa lagi bahkan untuk makan saja.
" Hati-hati kalau makan. "Ia memberiku minum dan aku langsung minum dari gelas yang ia berikan itu.
" Tuan kenapa tidak makan? "Aku bertanya pelan saat kulihat ia tak sedikitpun memakan baksonya. Padahal rasanya sangat enak.
Ia menggeleng" Saya tidak lapar. "Tadi keluar katanya karena lapar tapi sekarang kenapa ia berkata ia tak lapar?.
Apa dia keluar karena ingin memberiku makan yah? Ahh rasanya tidak mungkin sekali. Jangan geer dulu zhia, itu akan merugikan untuk mu nanti.
" Kalau tuan tidak ingin biar saya saja yang makan. "Aku meraih Mangkuk berisi bakso yang sama sekali belum ia sentuh itu.
Ia terlihat heran saat melihat ku yang melahap baksonya dengan penuh semangat. Mungkin aku sedang menuntaskan rasa lapar ku yang hebat tadi.
" Apa kamu sebegitu kelaparan nya hingga makan seperti orang yang sudah tidak makan selama satu tahun saja. Baiklah saya ralat ucapan saya, pelan-pelan saja makannya nanti malah keselek lagi. "Ia lagi-lagi berbicara lembut seperti itu hingga aku benar-benar tidak bisa untuk menyendok satu sendok saja.
" Saya sudah kenyang tuan, mari kita pulang. "Aku bangkit karena merasa tak nyaman lama-lama berhadapan dengan nya.
Ia juga terlihat heran saat aku berdiri dan pergi lebih dulu. Ahh kenapa sih zhia? Jangan bilang kamu salah tingkah hanya karena sikapnya itu?.
Setelah mas Albar selesai membayarnya kami pun naik kembali ke dalam mobil dan aku hanya diam saja sejak tadi.
" Wahh berpengaruh juga yah makanan untuk mu, apa saya harus menyogok mu setiap hari agar kamu bisa setenang ini? "Ia pasti sedang mengejek ku.
Aku hanya diam saja sembari menjauhkan pandangan ku dari arah mas Albar. Banyak hal yang ingin kupikirkan sekarang.
Aku baru sadar kalau mas Albar memang tidak suka ditempat ramai seperti itu.
Mengingat ucapan mereka tadi membuat ku terus saja kepikiran. Ahh bukan urusanku juga, aku hanya perlu menuritunya agar aku bisa hidup dengan tenang dan juga bisa bersekolah seperti biasanya. Itu saja sudah cukup jangan terlalu jauh melangkah karena akan membuat ku terjebak dengan sendirinya saja. Cukup aku bisa hidup tenang saja sudah cukup jangan terlalu ikut campur dengan urusan mas Albar. Biarkan saja seperti ini tidak usah saling mengusik kehidupan satu sama lain.
Aku hanya diam saja bahkan setelah kami sampai dirumah.
🍁🍁bersambung 🍁🍁
Jangan lupa yah like, komen dan vote❤
Pai pai say💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Jeng Woro
jgn sampe zhia bucin duluan 🙏
2021-03-16
0