🍁🍁Aku takut saat diriku sendiri mulai menyerah untuk terus berjuang saat hatiku masih saja menggebu🍁🍁
Aku masih saja merasa ragu apakah aku harus pulang kerumah saat ini? Aku sangat takut untuk berhadapan dengan mas Albar saat ini, ia benar-benar bukan seperti ia biasanya. Tapi berlama-lama berkeliaran seperti ini juga membuat ku takut ia akan tambah murka padaku.
Aku bangkit dengan dengan perlahan dan berjalan menuju rumah dengan kaki yang masih dibalut oleh sebuah Flaster yang diberikan oleh ragil tadi.
Aku terus saja berpikir bagaimana aku harus menghadapi mas Albar yang sejak beberapa bulan lalu merasa tidak enak perasaan, ia selalu badmood tanpa sebab. Menatap sinis apa saja yang ia lihat bahkan tukang sayur yang lewat di depan rumah saja ia koleksi habis-habisan. Apa sih masalahnya hingga seperti itu? Membuatku bingung saja.
Saat masih berjalan saja perutku sudah berdemo minta diisi, memang sih aku belum sarapan gara-gara Mas Albar. Ia marah-marah tadi sangat menyuruhku pergi. Aku takut dan malah pergi sejauh ini hingga aku sendiri yang kesusahan harus berjalan lagi menuju rumah.
Aku memegangi perutku yang terus-menerus kubiarkan kelaparan itu.
"Maafkan aku yah, aku juga ngk bermaksud buat kamu kelaparan mulu. " Aku merasa bersalah pada diriku sendiri karena tidak bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Saat kubuka pagar rumah mas Albar aku dikejutkan dengan mas Albar yang terus saja berdiri didepan pintu sembari menatap kearah ku. Apa ia sedang menunggu ku yah? Pasti ia sudah sadar dan khawatir karena tak melihat ku. Aku tau ia juga manusia yang masih punya nurani untuk khawatir padaku.
Aku berjalan dengan cepat kearahnya dan berbicara untuk membuat ia lebih baik lagi.
"Tuan, ap. " Belum juga selesai lisanku ini berucap ia sudah memotong lebih dulu dengan suara kerasnya itu.
"Dari mana saja kamu?. " Kenapa marah begitu? Kan dia yg menyuruh ku untuk pergi.
Aku merasa takut kembali dan meremas rok seragam ku dengan keras"sa,, saya,, "
"Saya apa? Kamu ini memang tidak punya otak yah? Saya tidak habis pikir dengan mu. Selalu saja membuat kesal, tolong jangan menambahi masalah saya, saya bisa semakin marah dan melampiasin semua nya padamu. Oleh karena itu saat saya sedang menahan diri untuk tetap diam jangan berulah dulu agar kamu tetap hidup dengan tenang. " Dia berbicara dengan nada mengintimidasi seolah akulah yang membuat nya seperti ini. Aku sendiri tidak mengerti dengan nya. Kenapa ia begitu marah? Aku tak tau apa yang membuat ia seperti ini.
"Maaf tuan,sa,, saya. " Aku tidak tau harus berbicara apa sekarang.
"Minta maaf saja bisanya. Ck, dasar gadis kampung. " Ia masuk dan menutup pintu dengan kasar pula.
Yatuhan bagaimana ini? Aku tak tau harus bagaimana setelah ini. Kenapa ia begitu kasar dan tidak punya perasaan.
Aku pun membuka pintu dengan pelan dan melihat meja makan masih saja seperti tadi, belum disentuh sama sekali oleh mas Albar. Apa ia tak kelaparan yah? Semalam juga ia tak makan sama sekali.
Aku perlahan mendekat kearah meja makan dan bingung apa aku makan saja tanpa memperdulikan mas Albar? Atau aku kesana lagi menanyakan apa ia makan atu tidak. Akhh kenapa sulit sekali sih untuk berhadapan dengan orang seperti nya.
Aku pun memilih untuk makan saja, katanya tadi kalau tidak mau jangan dipaksa. Aku tak akan memaksa saat ia tak mau makan, aku saja yang makan. Orang yang lemah harus tetap mencoba bertahan hidup ditengah kejamnya dunia ini.
Aku makan dengan perlahan lalu mengakhiri nya dan segera membersihkan meja makan juga mencuci piring kotor yg taman seberapa itu. Karena hanya aku yang makan dirumah ini, mas Albar tak makan karena alasan yang tidak ku ketahui. Yasudah aku mulai memikirkan ini"Terserah mas Albar saja. "
Aku pun berjalan dengan pelan menuju kamar mas Albar untuk mengganti baju seragam ku karena sudah tak bisa bersekolah pagi ini. Apa aku yang terlalu bodoh yah sampai berlari seperti orang kesetanan tadi.
Kubuka pintu kamar dan melihat mas Albar yang berkali-kali terlihat sedang menelpon seseorang dan ia juga terlihat kesal tanpa sebab. Apa sih yang membuat ia begitu kesal?.
Aku memilih untuk bersikap bodo amat lalu meraih baju ku kemudian memasuki kamar mandi untuk aku tukar kan. Aku perlahan mengganti baju seragam ku dan saat aku sudah selesai membuka baju seragam ku pintu tiba-tiba terbuka memperlihatkan mas Albar yang juga berdiri bingung melihat kearahku.
"Aaaa." Aku kaget dan berteriak saat mas Albar masih saja berdiri didepan pintu kamar mandi dengan keadaan ku yang sangat tidak pantas dilihat itu. Bagaimana tidak? Saat ini aku hanya mengenakan tanktop saja dan dalaman. Ia juga masih saja berdiri disana tanpa berniat pergi.
"Tu,, tuan? " Ia baru sadar dan menutup kembali pintu kamar mandi itu. Aduhh bodohnya aku karena lupa untuk mengunci pintu kamar mandi ini, bagaimana mungkin suasana dirumah ini masih berjalan sesuai dengan keinginan ku. Malah akan semakin canggung saja gara-gara insiden ini. Akhhh bisa gila aku.
Aku buru-buru memakai pakaian ku dan melihat keluar apa mas Albar masih disana. Ku lihat tak ada lalu aku keluar namun aku dikagetkan dengan mas Albar yang memasuki kamar lagi dari arah luar hingga kami langsung merasa canggung lagi.
Aku pun berjalan menuju tempat dimana aku akan menggantung seragam sekolah ku itu lalu memikirkan apa lagi yang harus kulakukan setelah ini. Aku merasa bingung tanpa sebab.
Dan akhirnya aku pun memilih untuk turun kebawah, aku tak ingin berlama-lama disini karena akan semakin canggung saja nantinya.
Kututup pintu perlahan dan aku menuruni anak tangga mencoba untuk berpikir apa yang harus ku kerjakan agar tidak merasa bosan dipagi menjelang siang ini. Semua pekerjaan rumah sudah selesai ku kerjakan.
"Hmm saat ini lagi ngapain yah disekolah? Istirahat kayaknya. Pasti lea bakal sendiri karena aku dengan ragil tidak masuk sekolah. " Aku berbicara sendiri kemudian membuka pintu rumah dan kelur menuju taman untuk sekedar mencari kesibukan agar aku tidak bosan.
Untuk berangkat kerja menuju cafe juga masih terlalu pagi, Karena aku masuk sehabis jam sekolah yaitu jam 14.23 lalu pulang jam 16.30.jadi percuma saja kalau aku akan tetap kesana masih terlalu dini untuk pergi.
"Akhh kenapa sih hidup ku ini sangat tidak jelas? " Aku berteriak sedikit keras namun buru-buru menutup mulut ku karena takut mas Albar mendengar dan merasa terganggu.
🍁🍁bersambung🍁🍁
Jangan lupa like,komen dan vote yah❤
Pai pai say💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Neng Sulastri
thor,kok cm monolog cewek nya doank,
2021-05-28
0
Kania Zahra
👍👍👍
2021-03-11
2