🍁🍁kehidupan kadang membuat kita lelah dengan sendirinya 🍁🍁
Aku masih saja bingung apa maksud mas Albar itu. Seluruh pekerjaan rumah sudah ku kerjakan dengan teliti, mulai dari membersihkan semua ruang depan bahkan kamar dan pakaian juga sudah ku cuci, untuk memasak sih belum karena tadi mas Albar menolaknya.
"Maaf tuan, saya tidak faham. Seluruh pekerjaan rumah sudah selesai saya kerjakan. "Ia terlihat kesal karena itu. Kenapa sih? Apa dia punya masalah di kantor yah? Kalau pun punya kenapa malah kesalnya kesini sih?.
Ia membuka kemejanya dengan kesal, lalu membuang nya asal hingga kini ia hanya mengenakan celana tanpa baju.
" Saya sedang kesal sekarang, kamu berhati-hati lah dengan saya kalau sedang kesal. Jadi cepatlah ingat kesalahan mu sebelum saya benar-benar marah. Saya paling tidak suka dengan orang pelupa apalagi ia bahkan tak tau apa salahnya. "Ia meraih handuk dari tempat nya.
Aku langsung menghadap ke arah lain saat ia dengan mudahnya melepaskan celananya dihadapanku. Yatuhan punya masalah apa sih dia? Bagaimana aku bisa berpikir apa salahku saat ia dengan mudahnya membuka bajunya dihadapanku, aku mana bisa berpikir jernih sih.
Aku terus saja berpikir kenapa dengan nya kenapa tiba-tiba marah? Apa karena aku belum menyiapkan air untuk nya mandi yah? Pantas saja ia kesal.
" Maaf tuan, apa karena saya belum siapkan air untuk tuan mandi yah? "Ia berjalan kesal kearahku hingga aku bingung dan takut juga.
Kenapa ia mendekat sih? Belum lagi ia hanya mengenakan handuk saja seluruh pakaian nya kini sudah berserakan di lantai lengkap dengan segitiga pelindung alat nya itu kapan ia melepaskan nya?.
" Maaf tuan, akan segera saya siapkan. "Aku hendak pergi tapi dengan satu tarikan ia menarik tubuhku hingga jatuh diatas tempat tidur Empuk miliknya itu.
" A,, ada apa tuan? Maafkan saya karena lupa menyiapkan air untuk tuan mandi, akan segera saya siapkan. "Aku berniat bangkit namun ia sama sekali tak bergerak hingga aku tak bisa bangkit dari tindihannya itu.
" Wahh kamu bahkan tidak tau apa kesalahan mu kan? Apa saya terlalu gampangan yah dimatamu hingga kamu sama sekali tidak takut, kamu juga bahkan belum menyiapkan air untuk saya mandi. Mau membangkang yah? "Ia lagi-lagi mendekat hingga aku merasa tubuh kami sangat rapat kini. Aduhh kenapa sih dengan nya? Kenapa harus menindih ku begini?.
" Ma,, maaf tuan, saya tidak bermaksud begitu. Saya sungguh tidak tau apa yang membuat tuan begitu kesal kini. Apa karena saya belum memasak untuk makan malam tuan yah? "Aku lagi-lagi menebaknya hingga ia terlihat semakin kesal saja.
" Apa? Kamu bahkan belum memasak juga? Wahh seperti nya kamu memang sedang berusaha membangkang yah? Apa kamu mau sekolah mu dicabut hah? Baru sehari sekolah saja sudah membuat mu lalai begitu, apa perlu kamu berhenti sekolah agar kamu bisa fokus dengan pekerjaan mu? "Mas Albar dengan mudahnya ingin membuat ku berhenti sekolah.
Padahal kan perjanjian nya dulu aku mau menikah dengan nya tapi aku masih harus tetap sekolah.
" Jangan tuan, maafkan saya. "Karena terlalu panik aku tak sengaja mengangkat kepala ku hingga menubruk dahinya.
"Akhh, " Ia pun langsung bangkit karena merasa kesakitan.
Aku semakin panik saja. Bagaimana jika ia mengira aku sengaja melakukan nya untuk melepaskan diriku? Mas Albar kan suka mikir yang enggak enggak dan kadang jauh dari nalar ku.
"Tuan, maafkan saya. Saya tidak sengaja. " Aku mendekat kearahnya dan mencoba untuk melihat kondisi dahinya namun dengan cepat ia tepiskan.
"Kamu pasti sengaja kan melakukannya? Wahh kamu semakin hebat saja yah. " Benar kan? Aku sudah bisa menebaknya. Ia pasti akan mengatakan kalau aku sengaja melakukan nya padahal kan bukan begitu.
"Tidak tuan, saya hanya panik tadi saat tuan mengatakan untuk saya berhenti bersekolah."
"Makanya apa-apa itu diperhatikan dengan teliti, kalau masih ingin sekolah perhatikan dan perbaiki performa kerjamu itu. Sangat tidak pantas sekali. " Ia terlihat kesal dan aku hanya mengangguk namun beberapa saat kemudian aku teringat kalau ia sangat kesal jika aku hanya mengangguk saja"I, iya tuan. "
"Kalau sampai saya selesai mandi kamu masih belum tau juga salahmu apa awas saja. " Ia berjalan masuk ke kamar mandi.
"Apa masih perlu saya siapkan air tuan? " Aku bertanya dengan pelan dan ia balas dengan tatapan kesalnya.
"Sudah terlambat dan saya juga punya tangan. " Aku kaget dengan jawaban nya itu. Kalau tau punya tangan kenapa membuat orang melakukan nya sih?.
Setelah mas Albar memasuki kamar mandi aku bingung alam sebenarnya salahku? Setauku aku sudah menyiapkan semua keperluan yg ia ingin kan dan juga aku sudah membersihkan rumah hingga debu halus pun sudah empas. Apa lagi yah salahku hingga ia semarah itu?.
Aku melihat sekeliling dan melihat baju mas Albar yang berserak itu"Ck, dia bahkan seperti anak-anak untuk meletakkan baju kotornya saja ia tak bisa ke tempat nya. "Aku kesal namun tanganku berhenti terulur saat hendak mengambil celana dalamnya itu.
Pipiku tiba-tiba memerah tanpa sebab, kenapa ia dengan mudahnya meletakkan ini disini sih. Mau bagaimana pun aku ini adalah gadis yang sudah dewasa. Isss tak tau malu sekali sih.
Setelah kamar sudah bersih dan pakaian yang akan ia pakai nanti pun sudah aku siapkan, aku takut ia akan marah jika keluar dari kamar mandi aku belum menyiapkan pakaian ia akan marah karena itu.
Sudah sepersekian detik aku berpikir Tapi masih belum menemukan jawaban dari kesalahan ku hingga aku pun memilih untuk membuka catatan yang kutulis semalam.
Aku sudah membacanya berkali-kali namun kurasa aku sudah melakukan semua yang ada disini, mulai dari membangun kan nya pagi, memakaikan nya dasi walaupun tadi aku tidak bisa tapi apa lagi yah?.
Aku melihat sekilas tulisan bahwa aku juga harus menyambut nya pulang. Apa karena itu yah? Ah tidak mungkin sekali karena itu. Lantas apa lagi yah?.
Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan mas Albar yang keluar dengan beberapa air yang masih berjatuhan ditubuh indah miliknya dan bahkan rambut basah itu semakin menambah kesan keren untuk nya.
" Bagaimana? Masih belum tau juga? "Ia berjalan dengan selow kearah tempat tidur.
" Eugh,, tu, tuan apa karena saya lupa untuk menyambut tuan pulang? "Aku terlihat heran dengan wajah nya yang tersenyum smirk itu.
" Berguna juga yah otakmu itu, apa karena sempat kuancam tadi yah? "Ia memaki kaos nya dan ia melihat sekilas celana itu.
" Ah saya lupa memberitahumu kalau saat dirumah saya ingin kamu menyiapkan boxer saja untuk saya pakai. Terlalu merepotkan memakai celana seperti ini dirumah.
Aku kaget namun mengiyakan nya saja dan mengambil boxer dari lemari dengan pipiku yang memanas tanpa sebab.
Kenapa sih dengan ku?.
🍁🍁bersambung 🍁🍁
Jangan lupa yah like, komen dan vote❤.
Pai pai say💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments