🍁🍁Dunia dewasa itu menakutkan, tidak seindah yang terlihat 🍁🍁
Bel tanda pelajaran hari ini berakhir seperti biasa murid-murid pun bersorak gembirakan karena akan bebas dari kelas, aku masih saja duduk di kursi ku sembari menyiapkan kembali semua peralatan ku didalam tas. Ku lirik jam di dinding kini menunjukkan pukul 13.25pm.terlalu dini untuk pulang kerumah, disana sangat membosankan.
"Kenapa hmm? " Ku lihat ragi datang dari belakang ku dan mungkin ia melihat saat ini aku masih saja misuh diatas kursi.
"Kuy pulang. " Lea yang datang dari arah kamar mandi, seperti biasa mereka berdua akan pergi les privat dan Lea akan memperbaiki penampilan nya dahulu, ia sangat memperdulikan penampilan nya padahal ia sudah sangat good looking sekali.
Kami berjalan pelan menuju gerbang, ku lihat mereka seperti nya sangat terbebani dengan les privat itu apalagi ragil. Wajahnya tak bersemangat sama sekali, padahal kalau aku jadi mereka aku akan sangat senang merasakan yang namanya les privat.
"Gimana kalau kita karaoke sebentar dan balik les nanti saja telat dikit kan ngk masalah tuh. " Ragil dan langsung dijitak oleh Lea
"Ini aja lu udah telat bego, kuy cepet. " Lea narik tangan ragil dan aku bersamaan.
"E,, eh aku masih ada urusan disekitar sini, kalian duluan aja yah. " Aku berhenti kemudian Lea melepaskan tangan nya.
"Urusan apa? " Ragil terlihat kepo.
"Udahlah gil, ngk ada waktu lagi nih. Kita pergi yah zha. " Aku dengan cepat mengangguk saja mengiyakan nya.
Setelah mereka pergi aku mendengus pelan karena tak tau harus ke mana mencari pekerjaan? Kenapa dunia dewasa itu sangat mengerikan wih? Kalau tidak berusaha dan bekerja kamu tidak akan makan tidak seperti saat kita kecil dahulu.
Aku mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya berkali-kali seolah sedang membersihkan saluran pernapasan saja.
"Kamu pasti bisa zhia, ayo kita cari kerja untuk bertahan hidup. " Aku berjalan menuju kearah berlawanan dengan rumah mas Albar kalau tidak salah sih ini jalan menuju kantor mas Albar karena kulihat mas Albar tadi pagi lewat jalur ini. Semoga saja kami tidak bertemu disini, lagian tidak mungkin ia akan serabut itu untuk keluar dari kantor. Disana pasti disediakan semua yang dia inginkan.
Aku masih saja berjalan pelan menyusuri jalan raya itu dengan sesekali tersenyum melihat sesuatu yang menarik perhatian ku dan terlihat Indah.
Aku melihat sebuah cafe ditepi jalan dan kulihat tulisan saat ini mereka sedang membutuhkan seorang karyawan.
Aku tersenyum dan langsung berjalan kearah cafe itu, terlihat cafe nya sangat cantik dan juga terlihat rapi dan bersih sekali.
Aku pulang kerumah dengan senang hati karena sudah mendapatkan pekerjaan untuk mencari uang yang kubutuhkan itu.
Aku memasuki rumah dengan pelan dan kulihat rumah masih terasa sepi pertanda mas Albar belum juga pulang. Ia memang belum pulang di jam ini, ia akan pulang pukul 18 an, pasti sangat lelah yah bagi mas Albar karena seharian ia harus bekerja di kantor nya.
Aku pun mulai membersihkan rumah lagi dan lagi, padahal tidak ada yg mengotori rumah tetap saja aku takut mas Albar terganggu jika menemukan sebuah kotoran di rumah ini. Ia akan marah jika aku lalai lagi, kalian belum tau rasanya saat kalian diancam untuk berhenti sekolah kan? Wah damage nya ngk main-main bisa bikin serangan jantung tau ngk.
Setelah selesai membersihkan rumah akupun mulai mengambil jemuran dan menyetrika satu persatu pakai mas Albar dengan sesekali bersenandung riang.
Aku tidak tau kenapa hari ini aku merasa seolah sedang dalam suasana hati yang baik, apa karena aku mendapatkan pekerjaan yah? Wahh aku bersyukur sekali karena diterima ditempat kerja itu dengan senang hati aku akan mengabdikan diriku disana, aku akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan tak akan mengecewakan mereka.
🍁🍁
Aku sudah menunggu sejak tadi mas Albar belum juga datang, semua pekerjaan sudah kulakukan. Air juga sudah kusiapkan. Pakaian nya saat selesai mandi juga sudah selesai kusiapkan, makanan juga sudah ku masak takutnya akan semakin dingin jika mas Albar belum juga pulang sekarang.
Aku terus saja menunggu dan tersenyum sembari berdiri saat kulihat sebuah mobil memasuki pekarangan rumah.
Aku menyambut mas Albar sembari tersenyum dan meraih tas nya itu, dengan sombong ia berjalan begitu saja melewatiku seolah tak melihatku, kenapa ia menyuruhku melakukan ini saat ia bersikap seperti itu? Dasar laki-laki menyebalkan.
Aku mencoba untuk membuang pikiran ku yang mulai kesal itu. Mau bagaimana pun ia adalah suamiku eh maksudnya majikan ku.
"Air sudah saya siapkan tuan begitu juga dengan pakaian. " Aku tersenyum Kearahnya.
"Hmmm saya sudah liat tadi." Ia berlaku cuek saja sembari membuka satu persatu kancing kemeja nya lalu ia membuangnya asal dilantai.
Kenapa dengan nya? Apa aku berbuat salah yah? Perasaan akun sudah mulai mengerjakan sesuatu dengan baik kok. Bahkan aku juga sudah selesai memasak makan malam untuk nya. Kenapa ia terlihat kesal seperti itu.
"Tuan kenapa? Apa saya berbuat salah? " Ia melihat sekilas kearahku dan membuang wajahnya.
"Bukan urusanmu, berhenti bertanya bisa kan? " Ia memasuki kamar mandi begitu saja setelah mengatakan itu.
"Apa-apaan sih dia? Aku juga terpaksa tau bertanya begitu. " Aku kesal sekali dengan sikapnya itu hingga berdumal sambil memungut satu persatu pakai nya yang ia lempar asal itu.
Aku memilih berjalan kearah balkon saja sembari menikmati semilir angin malam yang meneduhkan hatiku. Aku tak ingin merusak suasana hatiku hanya karena mas Albar bersikap seperti itu. Biarkan saja ia, mungkin ia sedang memiliki masalah pribadi baik di kantor atau semacamnya. Aku tak berhak ikut campur dengan itu dan lebih baik kami tidak usah saling mengusik urusan satu sama lain, begini saja sudah cukup agar suatu saat aku bisa pergi dengan tenang saat ia sudah bosan dengan ku.
"Wahh bintang nya cantik sekali, apa ia bisa yah melihat ku dari kejauhan? " Aku tersenyum sembari mengangkat tanganku kearah langit seolah aku sedang menyentuh bintang yang bertabur indah itu.
Aku pernah hampir menjadi bintang yang bersinar juga walaupun akhirnya menjadi sebuah bintang yang tak berarti lagi, tapi tak apa namanya juga hidup memiliki roda yang bisa memutar balikkan keadaan, sebagai manusia harusnya bisa menerima saja tanpa harus mengeluh.
Aku menatap sekeliling daerah rumah mas Albar ini, sangat indah dikelilingi kerlap-kerlip lampu yang memiliki ragam warna.
"Wahh cantik sekali yah, kenapa aku tidak kepikiran untuk melihat itu selama aku disini?" Aku lagi-lagi Memandangi sekeliling dengan tersenyum.
🍁🍁bersambung 🍁🍁
Jangan lupa yah like komen dan vote❤
Pai pai say💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments