🍁🍁Singkatnya,kehidupan ku tak seindah drama yang sering dibicarakan banyak orang 🍁🍁
Aku kembali merapikan peralatan tulis ku itu, Karena masih harus memasak makanan untuk mas Albar aku pending dulu acara menyalin catatan itu nanti saja. Takutnya aku malah disembur jika tak menyelesaikan tugasku. Diancam buat berenti sekolah itu ngk banget tau.
Aku turun ke bawah saat kulihat mas Albar sedang menerima telepon dibalkon sembari tersenyum-senyum bahagia seperti sedang berbicara dengan gadis saja. Aku belum pernah melihat ia tersenyum dan tertawa seperti itu. Selama aku melihat ia dan datang kerumah ini aku selalu melihat wajah masam, dingin dan tak bersahabat darinya.
Apa ia punya pacar yah? Ah tidak mungkin dia menikahi gadis bodoh seperti ku jika ia punya pacar, sudah pasti ia akan menikah dengan pacarnya tidak mungkin dengan ku. Tapi kalau aku mengatakan mas Albar tak punya pacar rasanya sangat tidak mungkin, ia tampan, pintar dan juga kaya wanita mana yg akan menolak pesonanya itu?.
"Aah mikir apa sih kamu zhia? Fokus saja pada masakan mu. " Aku lebih memilih mengabaikan pikiran pikiran yang membuat ku pusing tujuh keliling itu. Membuang waktu dan energi saja.
Aku pun melihat isi kulkas yang sudah mulai habis itu, apa mas Albar lupa yah untuk mengisinya? Aku tidak tau menau tentang itu. Nanti malah salah pula jika aku nekad mengisinya.
Aku mengambil telur yang tersisa itu dan juga beberapa bahan yang lainnya untuk membuat nasi goreng untuk mas Albar karena hanya itu yang bisa dimasak hari ini belum lagi beras juga hanya tersisa sedikit, kenapa sih? Seperti tidak mampu saja padahal dia punya uang banyak disitu.
Aku pun mulai mengerjakan semua step byk step hingga perlahan bau harum dari nasi goreng buatanku itu mulai terasa pertanda akan matang.
Kuambil piring saat nasi goreng itu sudah sepenuhnya matang lalu mengisinya keatas piring dan meletakkan nya diatas meja lalu menyiapkan air putih beserta gelas bening itu di dekat piring.
Aku berjalan kearah kamar dan melihat mas Albar sedang sibuk mengetik di hpnya sambil tersenyum senang. Apa yah yang membuat ia sangat senang sejak tadi? Terasa sangat janggal bagiku.
"Tuan, makanan sudah saya masak dan sediakan diatas meja makan. " Aku menunduk dan ia pun langsung menutup ponselnya lalu berjalan kearahku tanpa komentar apapun. Tumben sekali.
Aku mengikuti nya dari belakang seolah sedang mengekor dan berdiri saja saat ia sudah duduk diatas kursi dan melihat makanan yang ku masak tadi.
"Apa ini aman dan layak dimakan? " Ia bertanya kearahku dengan wajah yang lempeng itu.
Aku sedikit heran, apa ia pikir aku akan memberikan ia racun layaknya Tokoh antagonis dalam drama? Heran aku dengan nya.
"Aman tuan, silahkan dinikmati selagi masih hangat. " Aku mencoba untuk tersenyum.
"Kamu kenapa tidak makan juga? Sejak tadi kamu seperti nya belum makan juga kan? Memang nya kamu memiliki kekuatan super yah bisa bertahan hidup meskipun tidak makan?" Bagaimana bisa aku menjawab nya jika ia terus saja melemparkan pertanyaan padaku?.
Mana ada manusia yang bisa bertahan hidup tanpa makan, bahkan tadi saja aku sempat pingsan karena tak sempat sarapan pagi. Ada ada saja mas Albar ini.
"Maaf tuan, persediaan bahan makan kita hanya tersisa itu. Jadi saya tidak apa-apa tuan lanjutkan saja makannya. " Aku sebenarnya berbohong.
Aku sangat kelaparan setengah mati kini, bagaimana tidak? Terakhir aku mengisi perutku adalah tadi pagi saat di UKS dan sampai kini aku belum memasukkan apapun kedalam mulutku ini. Aku benar-benar kelaparan sekarang, tapi tak pantas rasanya aku ikut memakan nasi goreng itu.
Ia hanya mengangguk saja dan melanjutkan acara makannya dengan lahap tapi terlihat sangat lambat karena ia sangat berhati-hati saat sedang makan, katanya makan terburu-buru akan membuat pencernaan kita tidak lancar. Itu saja ia perhatikan hadeuhh.
"Lumayan juga yah masakan mu ini, kamu benar-benar tidak lapar?" Yah malah ditanya lagi sih, yah lapar lah tapi kan ngk mungkin ikut makan sementara masnya juga kelihatan lapar gitu.
Aku dengan cepat menggeleng dan menunduk"Benar tuan, saya tidak lap,, "belum juga aku selesai berbicara perutku sudah lebih dulu berkhianat dan memberitahu segalanya.
" Kriuk,, kruk. "Bunyi perutku berkali-kali hingga membuat ku malu tak karuan.
Aku melirik kearah mas Albar ia sudah tersenyum mengejek kearahku" Hmm baru kali ini saya melihat orang yang sedang tidak kelaparan tapi perut hya berbunyi sangat keras sekali. "Aku setengah mati menahan malu karena nya.
Aku dengan cepat menggeleng lagi" Sa,, saya benar-benar tidak lapar tuan sa, "lagi lagi perut sialan ini mendustaiku. Aah malu sekali sih.
" Cepat kemari, jangan banyak alasan nanti kamu sakit saya juga yang akan pusing karena harus mengurus mu. "Ia berdiri dan menarik ku untuk duduk diatas kursi tepat disamping nya.
Aku duduk dan menunduk dengan cepat, benar-benar memalukan dari pada jatuh didepan orang banyak.
" Buka mulutmu sekarang. "Ia memerintah hingga membuat aku bingung.
" Hah? "
"Buka mulutmu saya bilang. "
"Hah? "
"Iss dasar dungu, saya suruh kamu untuk membuka mulutmu kenapa malah hah huh hah begitu? Kamu pikir saya sedang ngetes bau nafas kamu yah? "
Aku buru-buru menutup mulut ku karena malu lagi, kenapa sih dia berbicara blak-blakan begitu? Aku sungguh malu sekali. Aduhh.
"Cepat buka atau mau saya paksa buka? " Aku langsung membuka mulutku namun langsung aku tutup lagi saat ia hendak menyuapi ku makan.
"Biar saya saja tuan, saya bisa sendiri. " Aku hendak meraih sendok itu namun ia menjauhkan nya dariku.
Kenapa mau nyuapin segala sih? Mana ada majikan nyuapin pembantunya. Aneh!.
"Buka mulutmu dungu, kenapa bandel begitu sih dibilangin? " Aku benar-benar tak mau, kenapa sih dengan nya? Membagongkan sekali sifatnya itu.
"Kenapa susah sekali sih untuk membuka mulutmu? Tidak akan robek juga jika dibuka. " Ia terlihat kesal karena aku tak mau menurutinya untuk membuka mukutku.
"Wahh benar-benar tah kamu tidak takut dengan saya? Apa saya terlihat gampangan menurut mu? "
Aku dengan cepat menggeleng karena itu, bisa-bisa ia akan marah besar jika aku mengangguk mengiyakan.
"Bukan begitu tuan, saya bisa sendiri tuan jadi saya mohon berikan sendok itu pada saya. " Ucapku mengarahkan tanganku di depannya namun ia terlihat ogah.
Ia pun menurut dan memberikan sendok itu namun saat ku tarik ia juga kembali menarik nya hingga piring beserta nasi nya jatuh dan sendok itu berhasil ia raih.
"Lihatlah karena kebodohan mu piring dan nasinya jadi jatuh, memang selalu saja membuat keributan. Apa itu Adalah hobymu? " Ia kesal dan meneriaki ku.
Apa-apaan dia? Kan aku hanya ingin meminta sendok itu saja kenapa ia malah bersikeras ingin menyuapiku saat aku sendiri punya tangan.
"Bersihkan itu. " Aku melihat kesal ke arah nya yang pergi begitu saja setelah membuat keributan ini.
Enak yah jadi bos kalau salah yang tetap salah adalah bawahan nya saja.
Dasar manusia.
🍁🍁bersambung 🍁🍁
Jangan lupa yah like, komen dan vote❤
Pai pai say💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Perjuangan cinta Tuan Muda
10 like utkmu kak. syukaaa deh sm critamu. salam dr Asisten Pribadi Tuan Muda.
2021-04-08
0
Mami Abar Aziel
parah gilaaa..
2021-03-27
0