Butuh waktu 7 jam lebih Della dan Aiden sampai di Jepang tepatnya di Bandar Udara Internasional Narita. Mereka berdua keluar dari pesawat, menyeret koper masing masing sampai tepat berada di luar bandara mereka disambut oleh beberapa orang dengan pakaian serba hitam, badan tegap dan tak lupa wajahnya ganteng.
"Ihir cuci mata nih lumayan gak sia sia gue ikut kesini," batin Della kegirangan.
Aiden kemudian menghampiri salah satu yang kemungkinan orang itu adalah ketua dari mereka. Meninggalkan Della yang masih setia memandang satu persatu orang yang berdiri di depannya dengan senyum manisnya.
Sampai akhirnya salah satu cowok tersebut menghampiri Della dengan senyum manisnya.
"Alamak ganteng banget, meleleh hati adek bang," batin Della.
"Maaf nona, kopernya saya bawakan saja nanti setelah sampai di apartemen tuan saya kembalikan," ucapnya dengan menggunakan aksen bahasa Indonesianya walaupun sedikit kesusahan dalam pengucapannya.
Della tersenyum manis. "Dengan senang hati," ucapnya sembari memberikan koper yang berada di tangannya tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah ganteng di hadapannya.
"Uh mak, aing gak kuat rasanya mah meninggoy aja. Udah ganteng, manis, bisa bahasa Indonesia aduh. Emak nikahkan anak gadismu ini dengan dia," lirih Della setelah cowok itu pergi dari hadapannya.
"Ngapain senyum senyum gila kamu," ucap Aiden yang sudah kembali menghampiri Della setelah perbincangannya.
"Ish apaan sih Pak, penghancur suasana aja," cibir Della.
"Ayo," ajak Aiden yang sudah mulai melangkah.
"Kemana?" tanya Della cengo.
"Ke apartemen saya lah," ucap Aiden sembari menghentikan langkahnya dan menengok ke arah Della.
"Apartemen?" Della terbelalak mendengar ucapan Aiden tersebut padahal tadi cowok yang kemungkinan orang suruhan Aiden sudah menyebutkan bahwa dia akan membawakan koper Della sampai apartemen Aiden. Dia tadi tidak lah benar benar mendengarkan ucapan cowok itu, ia hanya fokus memandang ciptaan tuhan yang sungguh luar biasa.
"Hmm, kita akan tinggal disana selama kita disini," tegas Aiden.
"Kita? Satu apartemen?" Aiden hanya menjawab dengan deheman.
"Gak mau," tegas Della.
"Yakin gak mau?" Della menggelengkan kepala mantap.
"Ya sudah kalau gak mau. Kamu tidur disini aja," ucap Aiden santai.
"Ih gak gitu juga Pak. Gini kalau saya tinggal satu apartemen sama bapak takutnya nanti..." belum sempat Della menyelesaikan ucapannya sudah di potong dengan ucapan Aiden.
"Singkirkan pikiran kotor kamu dan saya gak minat dengan tubuh kurang gizi kamu itu bahkan kamu ngemis ngemis buat saya nodai pun saya gak mau. Kalau kamu mau ikut ya silahkan kalau tidak ya silahkan. Cuma mau bilang besok ke perusahaan saya jangan telat, biasakan tepat waktu." Della mengepalkan tangannya, enak aja bodynya yang seksi menurutnya di katain kurang gizi dan apa tadi katanya ngemis ngemis buat di nodai mimpi. Mana sudi dirinya di jamah sama laki laki selain suaminya kelak dia bukan jalang yang mau di comot sana sini dengan pria hidung belang.
Della berfikir sejenak kalau dia ke hotel bakal riweh paginya. Dia gak tau negara ini, gak tau seluk beluk jalannya, cara pesan taksi giman dan masih banyak lagi pertimbangan dalam otak Della. Della menghembuskan napas kasar lalu tanpa aba aba dia melenggang mendahului Aiden yang masih berdiri sembari memasukan tangannya kedalam saku celana. Memperhatikan Della yang rupanya sudah emosi tingkat tinggi dan tanpa bertanya mobil mana yang akan mereka tumpangi. Aiden buru buru menyusul langkah Della yang sudah berada jauh di depannya. Ketika Della hendak membuka salah satu pintu mobil yang sudah terparkir, Aiden menghentikan gerakannya dengan teriakan dari sebrang Della.
"Mau kemana kamu?" teriaknya lantang.
Della berdecak kesal, "Ck katanya tadi ke apartemen bapak gimana sih," gerutu Della.
"Terus ngapain kamu di mobil orang lain, kamu kenal orang yang punya mobil itu. Mobil saya disini bukan disitu," tutur Aiden dengan menunjuk mobil yang berada di depannya.
Della mendelikan matanya ia kembali berputar menatap mobil didepannya yang sekarang sudah menampakkan seonggok manusia yang sedang menatapnya lewat kaca mobil yang sudah turun memperhatikan dirinya dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Della bergidik ngeri melihat ekspresi mesum orang tersebut, dengan buru buru Della menghampiri Aiden yang sudah duduk di dalam mobil menunggu dirinya.
Della membuka pintu mobil dengan kasar begitu juga saat menutupnya. Della menahan malu sedangkan Aiden, cowok itu menatap Della dengan senyum yang mengejek.
"Lho gak jadi sama orang tadi," ejeknya yang mampu membuat Della tambah malu.
"Ck gak, saya gak kenal," jawab Della tanpa menatap wajah Aiden.
"Owh gak kenal. Kirain tadi kenal mangkanya kamu mau bareng dia naik mobilnya," ucap Aiden yang kembali menatap laptop di pangkuannya.
Della mendengus kasar tanpa berniat membalas ucapan Aiden.
Dalam perjalanan tidak ada obrolan lagi dari mereka bertiga hanya ada keheningan dan suara deru mobil lain yang sesekali menyalip. Butuh waktu 30 menit mereka sampai dia apartemen megah Aiden.
Aiden keluar dari mobilnya disusul oleh Della yang masih menekuk mukanya. Mereka berdua berjalan menuju lift, sesampainya di dalam lift tidak ada percakapan dari keduanya hingga sampai di depan apartemen Aiden.
"Masuk," titah Aiden setelah berhasil membuka kunci apartemennya.
Tanpa menjawab Della langsung masuk kedalam, mengamati setiap inci sisi ruangan dan benda benda yang terdapat disana. Sedangkan Aiden ia memilih untuk meninggalkan Della menuju kamarnya.
Ting Tong
Bunyi bel apartemen berhasil mengalihkan pandangan Della, Della pun berjalan ke arah pintu dan segera membukanya.
Dengan tampang cengonya Della bertanya, "Cari siapa?" Orang itu mengerutkan dahinya melihat Della dari ujung kepala ke ujung kaki, sudah kedua kalinya Della ditatap orang seperti itu dan itu membuatnya benar benar risi. Apakah ada yang salah dengan penampilannya, namun menurut dia penampilannya sekarang biasa saja, atau mereka terpesona akan kecantikannya. PD sekali dirimu wahai Fredella Genoveva.
"Lumayan juga nih," batin Della sembari nyengir kuda. Tapi seketika ia memukul jidatnya, mengumpati dirinya yang lupa kalau sekarang ia tengah berada di negeri sakura, pantas saja orang yang berada di depannya tidak menanggapi ucapannya tadi.
"Tenang aja, saya bisa bahasa Indonesia kok," tuturnya sambil tersenyum manis.
"Alamak senyumnya manis banget. Kenapa sih orang orang disini ganteng semua punya senyum manis pula duh kalau kayak gini gue mau lama lama disini. Gak balik sekalian pun gue ikhlas lahir batin." lagi lagi Della membatin sembari memperlihatkan senyum konyolnya.
"Ehem," deheman orang tersebut mampu mengembalikan Della dari lamunannya.
"Eh ah silahkan masuk," ucap Della dengan senyum manisnya. "Silahkan duduk dulu," titah Della.
"Terimakasih."
"Oh iya mau minum apa?" tanya Della antusias.
"Hmmm teh manis aja deh," ucapnya, Della pun menganggukkan kepala dan segera pergi menuju dapur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Tati Suwarsih Prabowi
wkwkwk...ketawa terus aqu bacanya,kayak tom&jerry
2023-01-04
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Della" bikin ngakak kelakuannya😅😅😅😅
2021-12-15
0
EsHa
uh mak.. gak kuat rasanyaa pen meninggoy ajaa🤣 Huwaaa.. othor nya orang Sunda ya? sama kek di sini candaan meninggal itu di typo typo kan.. jadi meninggoyy🤣🤣
huwaaa.. gak kuaatt ngakakkk🤣🤣
thanks othor udah bikin cerita yg bisa jadi moodbooster para readers😙
2021-07-16
1